Happy reading;!
"Thanks" ucap Alvaro saat mereka sudah berada di depan rumah milik keluarga Bram
Sedangkan aca hanya mengangguk
"this is not the end"ucap aca yang di angguki Alvaro
"Gue duluan"Ucap aca lalu keluar dari mobil milik Alvaro
Sedangkan Alvaro hanya memperhatikan aca yang mulai memasuki pekarangan rumah
Namun saat ingin melajukan mobilnya tiba-tiba ia melihat hanpone aca yang tertinggal di mobil milik nya
"Ceroboh"ucap Alvaro lalu mengambil hanpone tersebut
Alvaro turun dari mobil milik nya bermaksud untuk mengembalikan hanpone milik aca
Alvaro berjalan masuk kedalam pekarangan rumah saat ingin mengetuk pintu Alvaro tiba-tiba di kejutkan oleh suara bentakan dari dalam rumah
"Dari mana kamu!!"
"Mamah"!!
"Saya tanya dari mana kamu"!!!
"Aca abis temenin te-"
"Cukup"!!!!ucap sang mamah yang membuat aca menghentikan ucapan nya
"Mama enggak mau denger alasan kamu yang enggak penting itu"!!
"Kamu tuh kapan sih mau nurut hah!!!
"Apa susah nya sih jadi seperti syila"Ucap raya
"Kamu tuh selalu bikin Mama malu"!!!
"Kapan sih kamu itu mau nurut dan berhenti jadi berandal "!!
"Kamu tuh selalu aja rusak ke bahagiaan mamah'sama keluarga mamah"!!
"Kenapa kamu enggak hilang aja sih dari hidup mamah hah"!!!
Deg..
"Nyusahin"ucap raya penuh penekanan lalu beranjak dari hadapan aca
Aca menatap kosong benda-benda di hadapan nya untuk sekian kali nya kata-kata itu kembali terdengar di telinga nya
di lain sisi dirinya selalu berusaha kuat tapi di sisi lain dirinya juga selalu di jatuh kan dengan satu fakta bahwa dirinya tidak lah pernah di inginkan di sini
Sedangkan di tempat lain tepat nya di balik pintu utama seorang pria meremas kuat hanpone di tangan nya
Entah kenapa hati nya ikut ter iris mendengar ucapan dari seorang ibu kepada anak nya barusan
Dari celah-calah jendela Alvaro menatap aca yang begitu terlihat rapuh gadis itu hanya berdiri di tempat dengan tatapan kosong
Untuk saat ini rasanya Alvaro ingin memeluk tubuh ringkih itu menyalurkan kekuatan pada gadis nakal itu
Beberapa menit berlalu gadis itu masih senantiasa berada di tempat nya bahu yang bergetar menandakan bahwa gadis itu sedang menangis
Detik kemudian Alvaro merasa legah saat gadis itu nampak menaiki satu persatu anak tangga Alvaro menatap hanpone di tangan nya
Seperti nya lebih baik ia akan mengembalikan nya besok setelah nya Alvaro kembali berjalan menuju mobil milik nya
Di sisi lain aca membuka pintu kamar milik nya seperti biasa pemandangan yang aca lihat adalah ruangan yang hanya di isi oleh cahaya yang berasal dari celah-celah jendela
Kegelapan yah aca menyukai kegelapan karena bagi aca kegelapan adalah ketenangan yang tidak atau sangat sulit kita dapat kan
Aca berjalan menuju meja yang terdapat sebuah laci'jika kalian berfikir aca akan melakukan hal yang selalu ia lakukan maka kalian salah
Aca menatap beberapa jenis obat-obatan di laci milik nya obat yang beberapa hari lalu di berikan oleh dokter Juli
Tuhan terlalu baik kerena masih memberikan dirinya hidup' aca tau betul kecewa nya sang pencipta kepada nya'dimana ia seringkali melukai dirinya sendiri hanya untuk kepuasan mental nya
Tanpa memikirkan kecewa nya sang pencipta karena dirinya yang selalu melukai dirinya sediri
Aca memasukan beberapa butir obat yang sudah ia pisah ke dalam mulut nya aca menelan obat tersebut tanpa bantuan air
pahit yang ada di dalam obat tersebut memang tidak sebanding dengan perih saat ia menggores lengan nya tapi dengan begitu aca akan tetap merasa legah setidaknya ia masih memiliki bahan untuk melampiaskan rasa sakit di hati nya
Aca tersenyum kecut saat perkataan sang mamah kembali berputar di otak nya
"Menghilang"lirih aca
Nexxx?Tahanks buat kalian yang udah mampir dan kasi vote & komen buat cerita aku🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA TERAKHIR UNTUK ACA
General FictionDi balik senyum nakal dan tingkah laku yang nyaris tak terkendali, tersembunyi luka mendalam yang tak pernah terobati. Dia, si anak yang tak diinginkan, tumbuh dengan rasa sakit yang terpendam, diabaikan dan diasingkan. Namun, di balik topeng pember...