Siapa?

399 42 1
                                    

Selamat membaca:)
.
.

"Gila... Gila... Gila.." teriak Haechan heboh memasuki ruangan grupnya

"Ada apa sih Chan! Heboh banget heran!" jawab Renjun tak santai

"Duh koh, jangan ngegas sama gue dah! Lo mesti ngegas sama nih anak" sambil menunjuk Jeno "tadi gue liat ada anak kecil mirip banget sama dia! Kebobolan Lo" lanjut Haechan

"Hahaha.. ya mirip ga mesti sedarah kan? Buktinya banyak fans yang bilang gue mirip Eric yang grup sebelah tapi kita ga ada hubungan apapun" jawab Jeno santai

"Tapi Jen, ini tuh beda! Itu mukanya bener bener kayak Lo 90% dah"

"Jangan jangan salah satu cewek hyung beneran hamil tapi dia ga ngomong ke hyung. Diem-diem terus nanti nyerang hyung lagi!" ucap Jisung dengan nada panik

"Ga mungkin, gue selalu main aman kok. Lagipula mereka ga cuma 'main' sama gue doang"

"Ga ada yang ga mungkin Jen, bisa jadi Lo ga sadar. Kan udah berulang kali gue ingetin jangan aneh-aneh apalagi semenjak keluar dari wamil waktu itu"

"Abis asik hyung, mantap gitu! iya ga min?" jawab Haechan

"Iya hahaha.." balas Jaemin

"Hadeh.. hadeh.. kelakuan adek Lo tuh Hyung ga bener! Lagian kalian bisa ikut-ikut aja ajaran ga bener sama temen wamil kalian dulu" ucap Renjun kesal

"Udah udah.. Jen lebih baik Lo cari tau deh! Jangan sampe ada kejadian ga enak.. ingat Lo itu publik figur.. respon fans disana banyak. Gue bukan kasihan sama Lo, lebih tepatnya sama ibu anak itu. Dia pasti bakal ngalamin banyak tekanan banget apalagi Lo paling terkenal diantara kita"

"Iya Hyung, nanti gue bakal cari tau"

***

Selena dan Logan sampai di apartemen dengan selamat. Lelah mendera keduanya saat ini.

"Mom.. pesan tteokboki saja! Aku tau mom capek kalo mau masak lagi untuk makan malam"

"Hm... Boleh deh, sekalian pesan ayam juga takut kurang"

Selena segera memesan makanan untuk makan malam. Sembari menunggu Selena menyuruh Logan untuk mandi dan berganti baju. Sedari dini Selena sudah mengajarkan Logan untuk mandiri sehingga terkadang pemikiran Logan sedikit dewasa. Ia juga selalu jujur pada Logan termasuk tentang adanya kehadiran Logan di dunia.

Awalnya ia ingin menunggu Logan dewasa, tetapi ketika putranya bertanya keberadaan sang ayah ia memutuskan untuk jujur kalau kondisi mereka tidak sama seperti keluarga pada umumnya. Sedikit sulit memang menjelaskan kepada anak usia 5 tahun saat itu. Dengan sabar dan hati-hati ia memberitahu keadaan mereka agar dapat dipahami sang anak. Untungnya Logan bisa menerima penjelasan tersebut walaupun banyak pertanyaan dalam benaknya dan tak sabar menunggu dewasa.

Tak lama kemudian pesanan mereka datang. Selena segera menyiapkan di meja makan dan memanggil Logan untuk menyantap makan malam.

"Logan..nak.. makanan sudah siap"

Tidak ada sahutan dari dalam kamar Logan. Segera Selena menuju kamar putranya. Sesampainya di sana ia melihat putranya sudah terlelap, ada rasa tak enak hati membangunkan sang buah hati. Namun, ia tak ingin putranya sakit karena melewatkan makan malam. Oleh karena itu, dengan lembut dan perlahan ia membangunkan putranya itu.

"Sayang.. Logan.. bangun yuk kita makan malam dulu.. sehabis itu lanjut lagi tidurnya"

Merasa ada seseorang yang membangunkannya, Logan segera membuka mata dan wajah ayu sang ibu yang pertama kali ia lihat.

"Ah.. mommy maaf aku ketiduran"

"Gapapa nak, kamu pasti capek banget hari ini.. tapi makan dulu ya nanti kamu sakit"

"Iya mom.."

Mereka berdua segera menuju meja makan dan makan malam bersama. Sembari makan, Logan menceritakan kejadiannya saat di toilet.

"Mom.. tau ga? Tadi aku ga sengaja ketemu Daddy di toilet sama temennya"

"Daddy?"

"Iya Daddy Jeno" Selena hanya merespon kaget mendengar putranya memanggil sang idol dengan sebutan Daddy

"Em.. sayang.. kan belum tentu orang yang bernama Jeno itu Daddy kamu. Kalau ternyata bukan bagaimana? Jangan menyebut sembarangan seperti itu ya"

"Tapi mom.."

"Sudah lanjutkan makan malamnya ya.. setelah itu istirahat. Besok kita akan ke tempat Tante Hina"

"Hah.. oke mom"

Keadaan menjadi hening setelahnya. Selena dengan banyak pikirannya dan Logan yang khawatir akan ibunya. Makan malam selesai, Logan membantu ibunya untuk membereskan meja makan lalu kembali ke dalam kamar. Sementara Selena menghubungi Hina karena hanya Hina saja yang ia percayai di kota Seoul, sedangkan ibu Selena memutuskan berada di Jeju setelah bercerai dengan ayahnya.

"Halo Sel, gimana hari ini? Lancar kan?"

"Lancar Hin, tapi sebenernya gue ngerasa gelisah akan sesuatu"

"Gelisah gimana? Kan abis liat cowok-cowok ganteng. Jangan jangan ada yang ngikut Lo pulang dari konser?"

"Ih ga gitu juga sih. Besok aja deh gue cerita ke rumah Lo sekalian nganter file bab selanjutnya untuk novel gue"

"Oh.. oke. Gue tunggu ya! Jangan lupa bawa makanan ya ke tempat gue-nya!"

"Dasar.. biasanya tuan rumah yang sediain, ini tamu malah suruh bawa makanan sendiri"

"Hahaha.. bercanda.. tapi kalo dibawain beneran gue sama Lami ga bakal nolak sih"

"Iya iya... Yaudah gue tutup dulu telponnya! Gue cuma mau ngabarin besok mau kesana aja padahal"

"Yoit, bye baby"

"Bye"

***

Jeno memikirkan perkataan rekan-rekan grupnya setelah konser tadi. Bisa saja salah satu teman 'wanita-nya' sengaja melahirkan seorang anak dan ingin menghancurkan karirnya. Pikiran negatif memenuhi kepala Jeno saat ini. Bodohnya juga ia tidak bertanya nama anak itu tadi. Segera ia menghubungi asisten pribadinya.

"Kerahkan beberapa anak buah untuk mengawasi setiap wanita yang pernah bermalam bersamaku! Jika ada seorang diantara mereka memiliki anak laki-laki yang mirip dengan wajahku segera laporkan, paham!"

"Siap, paham tuan!"

Selain menjadi seorang idol, Jeno memiliki pekerjaan lainnya. Ia mendirikan beberapa restoran dan cafe mewah yang terletak di Gangnam. Oleh karena itu, ia juga mempunyai asisten pribadi sendiri.
.
.

To be continued

Please! Be my Daddy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang