Selamat membaca:)
.
.Sudah beberapa bulan setelah permintaan Logan waktu itu. Bahkan sudah memasuki tahun baru. Aktivitas Jeno sungguh padat kemarin-kemarin dan baru senggang saat ini. Mereka sepakat berdiskusi di rumah pribadi Jeno, dan Logan mereka titipkan pada Lomon.
"Aku sudah memikirkan beberapa hal, bagaimana kalau kalian berdua tinggal di rumah ini? Keputusan ini aku ambil demi Logan. Aku ga tega melihatnya bersedih tiap kali menceritakan tentang temannya. Tapi balik lagi aku juga butuh pendapat kamu Sel"
"Aku rasa tidak masalah. Jujur aku juga ngerasa ga enak sama kamu kalo mesti bolak-balik apartemen kami untuk sekedar bertemu dan bermain dengan Logan. Ditambah kamu seorang publik figur Jen... Aku masih belum siap kalo masalah ini diketahui oleh fans-fans kamu"
"Baiklah... Kalau gitu kalian bisa tinggal disini mulai besok. Aku akan bantu beres-beres"
"Ga perlu Jen, barang-barang kami ga banyak kok"
"Tetap saja Sel... Aku bantu pokoknya! Tidak ada bantahan"
"Baiklah" sambil menghela nafas pasrah
"Nah... Begitu kan enak"
Esoknya Selena dan Logan pindah ke rumah pribadi Jeno. Tidak hanya tempat tinggal, Logan juga akan pindah sekolah dikarenakan jarak sekolah sebelumnya yang agak jauh dari rumah ayahnya.
"Mulai besok kamu sekolah disini, paman Lomon akan mengantarkan kamu.. Logan seneng kan?"
"Seneng dad... Sekolah ini lebih besar dari yang sebelumnya... Terimakasih dad"
"Sama-sama sayang... Apapun untukmu"
Lagi dan lagi Selena hanya bisa menghela nafas pasrah karena sikap Jeno yang tidak kalah keras kepala darinya. Padahal ia tidak masalah mengantar-jemput putranya di sekolah yang lama. Alasan yang Jeno gunakan adalah ingin memberikan fasilitas sekolah terbaik dan tidak mempersulit dirinya. Selena hanya bisa mengikuti kemauan Jeno selagi hal itu baik untuk bertiga.
***
Tak terasa sudah 3 bulan sejak Selena dan Logan pindah kesana. Sejujurnya beberapa kali pelayan muda di rumah ini membicarakan dirinya dan hal itu membuat Selena tidak nyaman. Ia pernah mendengar ada yang menyebutnya sebagai wanita murahan, penjebak tuannya, tukang cari muka dan lain-lain yang tak kalah negatif.
Bohong jika Selena mengatakan tidak sakit hati. Ia ingin melaporkannya pada Jeno tetapi takut menambah masalah dan julukan lagi nantinya. Jadi, ia hanya diam menahan rasa sakit hati dan terkadang menangis dalam diam. Bahkan ia tidak satu kamar atau sekedar masuk ke dalam kamar tuannya, lantas kenapa mereka terus berbicara buruk tentangnya.
Selena jadi membayangkan bagaimana jika semua penggemar Jeno mengetahui hal ini. Apakah ia akan mendapat respon yang sama?
"Sel... Selena..."
"Ah! Ada apa Jen?"
"Loh, kamu yang kenapa? Ada sesuatu yang mengganggu kamu?"
Jeno sudah mengetahui kalau beberapa pelayan di rumahnya suka berbicara buruk tentang Selena padahal tidak tahu keadaan yang sebenarnya. Mereka hanya menilai dari apa yang dilihat saja tanpa bertanya bagaimana. Ia belum bertindak karena menunggu Selena untuk menceritakan hal itu sendiri kepadanya tapi belum dilakukan hingga sekarang.
"Ga ada Jen... Aku baik-baik saja"
"Oke.. tapi kalo ada masalah apapun itu aku harap kamu mau terbuka... Aku siap jadi pendengar" lalu mengelus puncak kepala Selena
Pipi Selena merona merah setelah mendapat perlakuan manis dari Jeno. Hubungan keduanya semakin dekat bahkan terkadang tak segan Jeno menunjukkan perhatian kecil pada Selena seperti yang dilakukannya tadi.
Semenjak tinggal bersama keduanya sudah mulai mengenal masing-masing meski beberapa hal belum diungkapkan secara detail. Biarlah rasa ini mengalir apa adanya diantara hubungan mereka.
Semakin lama beberapa pelayan di rumah itu semakin berani. Secara terang-terangan mereka mulai membicarakan hal itu di depan Selena bahkan terkadang melibatkan hal fisik, seperti sengaja menyenggol pundaknya saat berpapasan, menumpahkan bahan yang sudah ia potong, merusak baju miliknya dan lain-lain.
Selena mengabaikan itu semua, sampai suatu ketika ia mendengar perkataan buruk itu juga mereka lontarkan pada Logan. Hal itu menyulut emosi Selena hingga ia menampar pelayan tersebut. Sayangnya Jeno sedang tidak berada di rumah saat ini.
"Saya masih bisa tahan jika kalian berbicara buruk tentang saya tapi jangan seenaknya membicarakan yang tidak-tidak mengenai putra saya! Kalian yang berbicara ini tidak tahu keadaan sebenarnya kan! Kalian lebih buruk daripada penjahat yang sebenarnya" teriak Selena di rumah itu.
Logan yang melihat sang ibu murka langsung menangis dan memeluk erat untuk menenangkan perempuan berharga dalam hidupnya itu. Ia mengetahui kalau sang ibu suka menangis di malam hari karena mendengar cemoohan dari para pelayan ayahnya. Ia pikir ayahnya akan segera menindak para pelayan tersebut karena aktivitas mereka terpantau kamera cctv yang ada di seluruh rumah ini.
"Sudah mom... Kita pergi saja ya dari rumah ini..."
Mereka segera membereskan barang-barang dan keluar dari rumah itu tanpa pamit pada Jeno. Yang terpenting saat ini mereka tidak mendengar cemoohan yang menyakitkan itu lagi.
***
Tak lama Jeno pulang ke rumah dan mendapati suasana yang hening. Ia mengecek kamar yang ditempati Selena dan Logan tetapi tidak menemukan siapapun bahkan barang-barang mereka juga tidak ada. Jeno memutuskan untuk bertanya pada kepala pelayan kepercayaannya di rumah ini.
"Bibi Bae... Apa terjadi sesuatu pada Selena dan Logan?"
"Iya tuan, tadi salah satu pelayan muda mengatakan hal buruk tentang tuan muda dan nona Selena marah besar hingga menampar pelayan tersebut. Mereka memutuskan untuk pergi dari rumah ini membawa barang-barangnya. Saya mencoba mencegah tuan tapi tidak bisa. Saya khawatir"
Bibi Bae adalah kepala pelayan di rumah pribadi Jeno selama 9 tahun. Ia mengetahui semua permasalahan yang ada di rumah ini dan mempercayai keputusan tuannya.
"Tolong panggil penjaga cctv kemari, saya ingin lihat siapa saja yang sudah berani mengganggu Selena dan putra saya" ujar Jeno dengan menahan amarah
Baru saja dirinya merasa nyaman dan dekat dengan Selena. Ada saja yang menghalangi niat baiknya untuk membangun keluarga sesungguhnya untuk Logan.
.
.To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Please! Be my Daddy
FanfictionPlease ! Be my Daddy . Warning ! Karya ini hanya fiktif belaka dimana karakter disini tidak sesuai dengan aslinya. Jadilah pembaca yang bijak. Apabila menyinggung beberapa pihak, saya sebagai penulis memohon maaf sebelumnya . . Jeno adalah salah sa...