Selamat membaca:)
.
.Jessica sudah menghubungi Selena dan menyatakan persetujuannya. Bisa terdengar suara bahagia dari dalam telepon tersebut.
"Selena kedengaran senang sekali sama persetujuan kamu"
"Ya, dia sangat menyukai kabar ini"
"Oke, aku juga sudah mendapat kabar dari Mr. Tae lokasi Jeno malam ini... Dia akan mengambilnya nanti"
"Tiff... Aku masih khawatir kalau ini akan menjadi rumit..."
"Tenang Jes... Toh kita akan memberitahu mereka juga nanti jika sudah menemukan waktu yang pas"
"Hah..." Jessica menghela nafas pasrah
"Aku hubungi kakakku perihal rumah sakitnya"
"Hu'um"
Tiffany keluar sebentar untuk menghubungi kakaknya yang bekerja sebagai dokter. Setelah mendapat beberapa informasi, ia segera memberitahu Jessica.
"Aku sudah dapat informasi mengenai rumah sakit yang melakukan program tersebut... Di Asia sendiri adanya di The University of Tokyo Hospital, Jepang... Kebetulan kakakku juga bekerja disana..."
"Hanya ada di Jepang ya?"
"Sepertinya iya... Mengingat orang yang mau melakukan program ini di Asia cukup minim jadi hanya ada di beberapa rumah sakit tertentu... Kebanyakan berada di Eropa...
Oh ya... kakakku juga bilang kalau setelah program tersebut dimulai kalian harus menetap setidaknya 3 bulan dahulu untuk mengetahui janinnya berkembang atau tidak"
"Hm... Kurasa kami akan melakukannya di rumah sakit yang kamu sebutkan tadi karena Selena masih harus merampungkan beberapa bab di novelnya... Eropa terlalu jauh"
"Ya, lebih baik kamu diskusikan dulu dengan Selena"
"Makasih ya Tiff" dibalas senyuman oleh Tiffany
***
Tiffany tetap berada di Korea tanpa sepengetahuan putranya demi menjalankan rencana ini. Ia mengikuti dan mengawasi kemanapun putranya pergi. Bahkan beberapa hal privasi termasuk kisah asmara putranya ia tanyakan pada Lomon, asisten Jeno. Tentu ia menyuruh Lomon untuk tutup mulut dari Jeno perihal kehadirannya disini.
Beberapa informasi yang diberikan Lomon membuatnya berpikir kalau Jeno melakukan hal itu untuk menemani hari-harinya yang sepi. Tiffany merasa bersalah pada putranya. Sebagai seorang ibu, ia seharusnya berada disampingnya meski sudah dewasa.
Katakan ia egois karena masih memilih pekerjaannya, tetapi bisnis itu ia peroleh benar-benar dari jerih payahnya sendiri. Ia bukan berasal dari orang berada meski orangtuanya berasal dari negara yang berbeda. Sekilas ingatannya terlempar pada saat masa-masa sulit.
Maka dari itu, ketika ia ingin memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya Donghae menolak dengan keras. Ia tahu bagaimana perjuangannya dulu hingga brand miliknya mendunia seperti sekarang, dan tentu saja Donghae bangga akan hal itu.
Terlalu larut dalam pikirannya membuat ia tidak sadar akan kehadiran sang suami.
"Mau minum bersama?"tanya suaminya
"Boleh"
"Kenapa kamu melamun? Apakah kamu menyesal telah menjalankan rencana ini?"
"Tentu tidak! Rencana ini adalah ide yang bagus, aku segera mendapatkan seorang cucu yang aku inginkan. Aku hanya terpikir tentang masa lalu saja. Aku merasa egois tidak bisa mendampingi Jeno hingga sekarang"
"Hei... Dia paham kok... bahkan Jeno selalu mendukung kamu bila ada kesempatan. Jangan terlalu dipikirkan seperti itu... Kamu sudah menjadi ibu yang baik hm.."
"Dia berbuat ulah seperti itu karena merasa kesepian Hae... Di umur kita yang sekarang seharusnya kita tidak terlalu memikirkan pekerjaan lagi bukan?"
"Hah... Kamu benar... Jika Jeno sudah memiliki keluarga sendiri... aku memutuskan untuk mundur dari perusahaan tak peduli Jeno yang melanjutkan atau bukan. Itu pendirianku dari dulu dan kamu mengetahui hal itu lebih dari siapapun... Aku ingin menghabiskan masa tuaku bersama keluarga ini dan cucu kita nantinya"
"Semoga dengan rencana ini, ia bisa berpikir ke depan lagi"
"Aamiin..."
Inilah yang membuat mereka bertahan lama, mereka saling mendukung satu sama lain, percaya, dan berkomunikasi dengan baik. Meski sudah sekian tahun tetapi keduanya tetap mesra seperti awal pernikahan.
***
"Tiff, lusa aku akan berangkat ke Jepang bersama Selena"
"Baiklah aku akan ikut kalian meski harus jaga jarak! Ingat, kamu terus kabari aku... biar aku bantu prosesnya disana"
"Oke.."
Setelah mendapat kabar dari sahabatnya, Tiffany akan bersiap sendiri karena Donghae memiliki pekerjaan yang tidak bisa ditunda.
Waktu berlalu begitu cepat. Hari ini keberangkatan 3 wanita itu menuju negeri bunga sakura tersebut.
Sesampainya di Jepang, mereka tidak langsung melakukan programnya. Jessica mengajak Selena untuk refreshing sehari sejenak.
"Apakah kamu gugup?"
"Tentu eomma! Aku takut tidak bisa menjadi ibu yang baik"
"Hei.. eomma yakin kamu pasti bisa! Eomma selalu ada di sampingmu ingat..."
"Iya eomma" dengan senyuman mengembang di wajah Selena
Setelah menghabiskan waktu seharian berdua kemarin, tibalah hari dimana program tersebut dijalankan. Jessica selalu berada disamping Selena dan menggenggam erat tangannya untuk memberi kekuatan.
Setelah rangkaian program selesai, mereka menetap selama 3 bulan sesuai yang diberitahu Tiffany waktu itu. Beruntung Selena sudah berbicara dengan perusahaan penerbitannya dan diizinkan.
***
4 bulan, 6 bulan, 8 bulan terlewati dan hari persalinan semakin dekat. Hal itu membuat Selena semakin gugup. Ia meminta izin ibunya untuk melahirkan secara normal.
Awalnya ditolak keras oleh sang ibu karena putrinya masih dalam keadaan perawan sehingga sangat sulit untuk melahirkan secara normal. Dokter juga menyarankan untuk melahirkan secara Caesar tapi bukan Selena namanya jika tidak keras kepala. Dengan perdebatan panjang, akhirnya disetujui melahirkan secara normal.
Hari ini tepat di bulan Oktober, Logan lahir ke dunia. Meskipun membutuhkan waktu lebih lama daripada persalinan normal biasanya, semua bersyukur ibu dan bayinya dalam keadaan sehat. Jessica tentunya segera memberikan foto cucunya kepada Donghae dan Tiffany.
"Pah! Dia mirip banget sama Jeno... Lihat deh"
"Hahaha... Mantap banget emang gen aku sama Jeno"
"Iya iya... Aku percaya..."
"Kamu ga pengen nemuin secara langsung Fan?"
"Kalau ada kesempatan tentu aku akan menemuinya... tapi tidak dengan Selena"
"Kenapa?"
"Kamu lupa kalau rencana ini dilakukan diam-diam... Bukan hanya Jeno tapi Selena juga tidak mengetahui hal ini"
"Ah iya juga..."
"Aku akan mengunjunginya kalau Selena sudah mulai bekerja... Jessica bilang ia akan menemani putrinya di Seoul untuk membantu merawat cucu kita selama beberapa tahun. Kita masih punya banyak waktu kan?"
"Hahaha... Iya... Semoga takdir mempersatukan keduanya agar kita tak perlu bersembunyi jika ingin menemui cucu kita"
End of Flashback
.
.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Please! Be my Daddy
FanfictionPlease ! Be my Daddy . Warning ! Karya ini hanya fiktif belaka dimana karakter disini tidak sesuai dengan aslinya. Jadilah pembaca yang bijak. Apabila menyinggung beberapa pihak, saya sebagai penulis memohon maaf sebelumnya . . Jeno adalah salah sa...