#Tentang Logan akan membahas masa lalu dari sudut pandang Park Selena, dan akan ada di beberapa chapter ke depan
.
Selamat membaca:)
.
.Sepeninggal dokter John, Jeno menuntut penjelasan dari Selena. Ia benar-benar kalap dan tak bisa berpikir jernih.
"Jadi, bagaimana kamu bisa menjelaskan situasi ini Mrs. Park Selena yang terhormat?" Jeno menggeram dengan tatapan mata yang semakin tajam kepada Selena.
Logan yang masih berada di sana merasa takut melihat ayah kandungnya yang ia ketahui beberapa menit lalu itu. Beruntung Jeno segera menyadarinya dan memanggil salah satu pelayan untuk menemani anaknya selagi meminta penjelasan dari sang ibu. Ia tak mau emosinya meledak dihadapan anak kecil karena itu akan berpengaruh ketika sang anak dewasa nanti, itu yang ia ketahui. Setelah tinggal berdua, Jeno kembali bertanya pada Selena dan akhirnya Selena kembali pada realita.
"Aku orang yang ga percaya dengan cinta sejati sedari dulu—"
"Saya ingin mendengar bagaimana Logan bisa ada, bukan untuk mendengar tentang kamu"
"Kenapa anda selalu memotong pembicaraan saya! Coba dengarkan dulu sampai tuntas karena ini semua berhubungan" tegas Selena dan dipatuhi oleh Jeno
*Flashback*
Bermula dari 9 tahun yang lalu. Karya novel Selena sedang marak diperbincangkan karena alur tak terduga-nya. Ia menulis novel bertema misteri, karena sedari dulu ia sangat menyukai hal-hal berbau detektif. Tidak hanya menulis dengan tema misteri, Selena juga aktif menulis kisah horor yang tak kalah terkenalnya.
Sampai pada suatu ketika salah seorang penggemar setianya mengatakan hal ini :
"Apakah kamu tidak tertarik untuk menulis kisah romantis percintaan? Saya pribadi sangat menyukai alur yang kamu bentuk dan selalu menantikan karya-karya mu yang unik dengan berbagai tema. Saya berharap saran dari saya dapat dipertimbangkan"
Saat itu Selena hanya tersenyum untuk menjawabnya. Ia memang dikenal sebagai orang yang pendiam dan tertutup. Sejenak dari pertanyaan penggemar setianya itu membuatnya berpikir sejenak. Romantis? Kata itu bisa memiliki banyak makna tergantung dari siapa untuk siapa. Hal sederhana seperti seorang anak yang membelikan gaun untuk ibunya itu juga hal romantis kan? Itu menurutnya. Romantisme tidak selalu dikaitkan dengan cinta sesama lawan jenis yang tertarik satu sama lain baginya. Ada banyak hal romantis di dunia ini.
Setelah kegiatan tanda tangan novelnya selesai, ia segera berbicara akan keinginannya pada Hina.
"Hin.. gue rasa gue sedikit kepikiran ngebuat novel bertema percintaan deh... Tadi gue dapet usulan dan semangat dari salah satu penggemar setia yang bernama Kim Dami"
"Wow! Lo serius? Bagus tuh, siapa tau kisah cinta gue sama suami bisa dimasukin ke novel Lo!"
"Ya, ga tentang itu juga! Lo tau sendiri kan gue paling anti kalo cerita kisah yang kayak gitu... Kita udah kenal 4 tahun kalo Lo ga lupa"
"Hahaha makanya Lo ga boleh negatif thinking mulu sama lawan jenis Sel... Jangan terlalu terpaku sama kejadian yang dialami keluarga Lo.. nyatanya di dunia ini masih ada kisah romantis yang bahagia sampai maut memisahkan"
"Iya sih tapi ga banyak hanya sebagian kecil Hin, gue rasa gue bisa aja nulis novel tentang percintaan tapi bukan jatuh cinta antara lawan jenis. Lo ngerti kan maksud gue?"
"Iya gue ngerti 'karena pada dasarnya cinta itu punya banyak makna tergantung dari siapa dan untuk siapa' itu yang selalu Lo bilang ke gue"
"Yap! Gue kayaknya mau kumpulin beberapa riset dulu untuk menunjang novel bertemakan cinta ini hehe... Ini bakal jadi yang pertama kalinya!"
"Bisa.. bisa.. nanti gue coba bantu juga"
"Thanks Hin, Lo emang terbaik!"
"Nakamura Hina gitu loh!"
***
Selena mulai mencari ide lewat internet, televisi, dan media lainnya. Sampai ia tertarik dengan berita akan perjuangan ibu tunggal dengan 5 anaknya. Kasih ibu sepanjang masa! Kalimat itu benar adanya, walaupun tidak dapat dipungkiri kalau ada juga yang tidak seperti itu. Selena segera mencari informasi mengenai ibu tunggal tersebut. Setelah menemukan informasinya, ia segera menghubungi Hina dan mengajaknya untuk bertemu dengan calon narasumber pertamanya.
"Permisi, apakah ada orang di dalam?"
"Ya, tunggu sebentar!" sahut panggilan dari dalam
"Eh ya? Ada apa? Atau sedang cari siapa?" tanya sang ibu tunggal tersebut bingung
"Perkenalkan saya Selena dan ini teman saya Hina. Saya adalah seorang penulis novel yang sedang menggali informasi untuk ide novel saya selanjutnya. Saya meminta izin bolehkah untuk mewawancarai ibu sebagai narasumber?" ucap Selena sambil menunjukkan sebuah kartu dari perusahaan penerbit di Korea Selatan
"Ah.. tentu boleh! Kenalkan saya Kim Soyeon, silahkan masuk"
"Terimakasih!"
Sesampainya di dalam rumah sederhana itu, Selena dapat melihat aktivitas dari kelima anak Soyeon. Ada yang sedang mengutak-atik radio, mencorat-coret sesuatu di kertas, bermain berdua, dan sang bayi yang tertidur lelap.
"Maaf rumahnya sempit dan orangnya ramai hehe"
"Iya gapapa kok... Soyeon-ssi"
"Saya buatkan minuman sebentar ya"
"Terimakasih telah menjamu kami" ujar Hina
"Halo adik manis, siapa namamu?" tanya Selena mencoba akrab
"Halo unnie, namaku Miyeon! Itu yang lagi utak-atik radio namanya Yuqi, terus yang lagi main bareng itu kembaran aku Jisoo dan disebelahnya adik aku Minnie. Kalo yang ditempat bayi itu namanya Sua!" jelas gadis kecil bernama Miyeon panjang lebar dan Selena tertawa gemas menanggapinya.
"Jadi di rumah ini semuanya perempuan ya?" tanya Hina
"Iya unnie"
"Kalau boleh tau Eomma kamu kerja apa?"
"Eomma jualan makanan, kadang aku suka bantuin kalo pesanannya lagi banyak! Masakan eomma enak sekali!"
"Wah hebat! Berapa usia Miyeon saat ini?"
"Usiaku dan Jisoo 9 tahun, Yuqi 6 tahun, Minnie 4 tahun, dan Sua masih 10 bulan"
"Keren sekali! Kamu bahkan mengingat usia adik-adikmu ya"
"Tentu! Miyeon sayang sekali dengan adik"
"Hahaha anak baik" ujar Selena sambil mengelus kepala Miyeon
"Duh gue jadi pengen cepet punya anak Sel"
"Berdoa sama Tuhan Hin, biar segera dikabulin dan usaha terus" jawab Selena dan Hina hanya mencubit kecil pinggang Selena.
.
.To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Please! Be my Daddy
FanfictionPlease ! Be my Daddy . Warning ! Karya ini hanya fiktif belaka dimana karakter disini tidak sesuai dengan aslinya. Jadilah pembaca yang bijak. Apabila menyinggung beberapa pihak, saya sebagai penulis memohon maaf sebelumnya . . Jeno adalah salah sa...