Warning
Part ini mengandung hinaan kasar!
Silahkan di skip jika tidak nyaman😅
.
Selamat membaca:)
.
.Beberapa pelayan berbaris rapi dihadapan sang pemilik rumah. Jeno geram melihat mereka yang bahkan dengan tidak tahu diri masih berusaha menggodanya. Jika ia masih sama seperti yang dulu maka ia akan tergoda dan menyeretnya menuju salah satu kamar. Akan tetapi, semua berubah semenjak ia dipertemukan dengan Selena dan putranya oleh takdir.
"Selama beberapa bulan Selena tinggal di rumah ini, ia mendapati hinaan dari kalian semua. Jika kalian berkaca, kalian bahkan lebih rendah daripada dirinya. Lihatlah penampilan kalian sekarang bukankah kalian seperti wanita murahan?... "
"...saya mengakui putra Selena, Logan yang kalian hina juga adalah putra kandung saya. Asal kalian tahu Logan dilahirkan melalui program donor sperma karena keinginan satu-satunya keluarga yang Selena miliki untuk memiliki seorang cucu. Selena melakukan hal tersebut meski memiliki rasa trauma pada laki-laki. See? Bisa dikatakan ia belum pernah menggoda satu lelaki manapun sedangkan kalian sengaja berpakaian minim untuk menarik perhatian saya sekarang? Menjijikan!" ucapan pedas yang Jeno keluarkan terdengar ke segala penjuru ruangan.
Kemudian Jeno memanggil Lomon untuk menelpon salah satu rekannya yang bekerja pada bisnis gelap. Jangan remehkan seorang Jeno! Bahkan ia memiliki teman sekelas Mafia. Otaknya yang jenius, badannya yang kekar, dan kemampuan bersenjata membuatnya terkenal di beberapa bisnis gelap. Segudang senjata dengan mudah ia bisa dapatkan dan hebatnya ia masih bisa merahasiakan semua itu dengan kedok seorang idol! Jeno memang gila! Jangan pernah bermain-main dengan Lee Jeno.
"Aku memiliki banyak wanita untuk bekerja di bar-mu. Ambil saja di rumah ku sekarang. Kau bahkan tidak perlu mengajarkan mereka cara untuk mengangkang karena mereka sudah terlatih untuk hal itu. Kau bisa menggunakan mereka selama yang kau mau" hinaan yang merendahkan itu terus Jeno lontarkan sebagai bentuk balas dendam atas perlakuan mereka kepada Selena.
Sedangkan para pelayan dihadapannya kini berkeringat dingin. Mereka tidak tahu tuannya bisa berkata kasar bahkan menghina dengan sangat kejam hingga memukul telak mental mereka. Asal kalian tahu mereka semua rata-rata fans fanatik Jeno yang sengaja berpura-pura kerja menjadi pelayan di rumah ini untuk menarik perhatian dan berharap menjadi wanita pilihannya.
Bukannya Jeno tidak tahu, ia malah sangat tahu. Maka dari itu, sebelum bekerja disini mereka perlu menyepakati beberapa perjanjian rumit dan seluruh kegiatan mereka diawasi 24 jam. Jika ada yang ketahuan melanggar maka akan menerima hukuman apapun itu dalam jangka waktu yang sudah ditentukan oleh Jeno. Bisa saja dalam hitungan hari, bulan, tahun atau mungkin selamanya.
Setelah dirasa cukup, ia keluar dari ruangan tersebut dengan tatapan tajam. Jeno tak perlu takut mereka akan buka suara karena teman yang disuruhnya tadi cukup mengerti apa yang harus dilakukan. Segera ia mencari keberadaan Selena dan Logan.
***
"Mommy... Apakah mommy merasa lebih baik sekarang?"
"Ya sayang...hah... Mommy lupa mengabari Daddy-mu... Dia pasti bingung sekarang"
"Aku rasa Daddy sudah mengetahuinya mom... Banyak cctv terpasang dirumah itu mom"
"..." Selena terkejut
"Jangan bilang mommy tidak menyadarinya"
"Dimana saja letak cctv itu? Setau mommy hanya ada di depan pintu utama"
"Hampir di semua sudut rumah kecuali kamar mandi. Bahkan dikamar kita kemarin juga terpasang"
"Benarkah?"
Selena mulai bertanya-tanya dalam pikirannya, apakah Jeno mengetahui setiap perbuatan dari para pelayannya itu kepada dirinya? Mengapa ia diam saja dan tidak bertindak apapun?
Atau jangan jangan Jeno sengaja menunggu ia menceritakan semuanya. Jeno selalu saja mengatakan kalau ia bisa menjadi pendengar yang baik. Selena jadi merasa bersalah pada Jeno karena tidak berani berbicara jujur. Padahal ia sudah coba membuka hati tapi malah seperti ini.
Ia ingin menjelaskan pada Jeno tetapi malas sekali rasanya kembali ke rumah itu. Sekarang ia sedang bingung pergi kemana. Sahabatnya Hina sedang cuti ke Jepang untuk bertemu keluarganya, apartemennya dahulu sudah ditempati orang lain. Ingin mencari penginapan harus menempuh perjalanan agak jauh. Beruntung mereka menemukan pom bensin dan kedai di daerah sini.
Rumah pribadi yang dimiliki Jeno berada di sekitar perbukitan dan satu-satunya disana. Tempat itu sungguh tenang dan sepi, cocok untuk merilekskan diri dari hiruk pikuk ibukota Seoul.
(Gambaran rumah pribadi Jeno)
"Mommy... Bukankah itu mobil milik Daddy?"
Selena mengikuti jari telunjuk putranya dan terkejut. Benar saja itu mobil Lee Jeno! Bodohnya kenapa ia turun dari mobil tanpa menggunakan masker atau apapun itu. Di kedai terdapat beberapa pelanggan sekarang, ia takut ada yang mengabadikan mereka.
Jeno melihat Selena dan putranya sedang duduk di dekat jendela. Ia baru ingat, Selena suka sekali melihat pemandangan jika sedang makan di cafe atau saat menyelesaikan pekerjaan di rumahnya. Segera ia menghampiri Selena dan putranya tetapi mereka malah berlari keluar duluan dan mengabaikan dirinya. Ia tak suka diabaikan maka segera ia ikut berlari masuk ke dalam mobil Selena yang terparkir disana.
"Kenapa kalian pergi tanpa sepengetahuanku?" tanya Jeno to the point setelah mereka di dalam mobil
"Hah... Maafkan aku dad sebelumnya karena yang mengusulkan pergi dari rumah adalah aku. Terjadi pertengkaran antara mommy dan salah seorang bibi di rumah tadi" jelas Logan dan Jeno langsung luluh
"Oke... Daddy maafin... kalo gitu kita kembali ke rumah untuk penjelasan lebihnya sekarang"
"Aku rasa ga bisa Jen"
"Kenapa? Karena para pelayan aku itu? Mereka semua sudah aku pecat Sel"
Bola mata Selena dan Logan membulat lucu. Mereka tidak salah dengar kan?
"Kamu pecat? Semua?"
"Iya! Mereka sudah keterlaluan mengatakan hal yang tidak-tidak pada dirimu dan Logan. Tentu saja aku pecat!"
"Bagaimana bisa? Aku jadi merasa tidak enak membuat mereka kehilangan pekerjaannya"
"Kamu terlalu baik... seharusnya kamu tidak perlu merasa seperti itu karena mereka memang pantas mendapatkannya"
'Tapi dad—"
"Cukup sayang!... Lebih baik kita kembali ke rumah daripada memikirkan mereka, oke"
"Hah.. baiklah dad... Tapi kalau daddy ikut bersama kami, bagaimana dengan mobil daddy?"
"Daddy bersama paman Lomon tadi, jadi sekarang kita pulang ya! Biar aku yang nyetir Sel"
"Ga usah Jen, aku aja. Kamu ga usah keluar-keluar! Ada beberapa pelanggan di dalam takutnya ada yang memotret kita nanti"
"Oke"
.
.To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Please! Be my Daddy
FanfictionPlease ! Be my Daddy . Warning ! Karya ini hanya fiktif belaka dimana karakter disini tidak sesuai dengan aslinya. Jadilah pembaca yang bijak. Apabila menyinggung beberapa pihak, saya sebagai penulis memohon maaf sebelumnya . . Jeno adalah salah sa...