Selamat membaca:)
.
."Jadi.... Bagaimana kalo kamu menyetujui usulan dari putrimu itu... untuk pendonornya kita gunakan saja punya putraku.... Tapi jangan bilang-bilang ini pada mereka... Siapa tahu cucu kita nanti bisa menjadi benang merah untuk mempersatukan keduanya! Ini akan menjadi drama yang menarik
Nanti informasi mengenai programnya aku akan minta bantuan kakakku yang bekerja sebagai seorang dokter di salah satu rumah sakit ternama... Setuju?"
"Gila kamu! Sama aja kamu mempermainkan takdir... Kamu juga tega banget ngorbanin anak sendiri?"
"Hei! Dia saja tega memainkan perempuan... Biar dia rasakan akibatnya"
"Ngga deh Tiff... Aku lebih memilih menunggu Selena siap menikah saja. Biarkan semua mengalir apa adanya"
"Jessica Jung please deh! Kamu ga bakal bisa prediksi dia bakal siap kapan... Ingat loh perempuan itu punya fase stop. Ini keputusan yang bagus!"
"Tiff... aku pernah bertemu Jeno sebelumnya. Kemungkinan jika mereka dipersatukan nanti karena anak itu atau apapun... Selena pasti akan memberitahuku dulu lalu dia akan mengenalkannya. Jeno pasti langsung mengenaliku dan rencana ini akan terbongkar. Jadi pilihanku tetap tidak!"
"Jes, kamu baru bertemu dengannya beberapa kali. Putraku itu sudah menemui banyak orang dalam hidupnya baik sebagai publik figur maupun pebisnis... Pasti ia tak akan mengingat jelas! Kalaupun apa yang kamu pikirkan itu terjadi di masa depan, kamu perlu bersikap tenang seolah tak terjadi apapun... Aku bersyukur kalau kemungkinan itu beneran terjadi diantara mereka kemudian lanjut ke tahap menikah"
"Tiff—"
"Yakinlah Jes... Kamu sendiri yang bilang kalau putrimu itu keras kepala kan... Dia tetap teguh pada keputusannya sampai sekarang... Jadi apakah kamu tenang seandainya dia tetap melakukan itu meski tanpa persetujuan darimu?"
Dalam hati Jessica membenarkan pendapat milik Tiffany namun ia takut semuanya malah menjadi rumit. Disisi lain ia bisa lega kalau pendonor tersebut berasal dari seseorang yang ia kenal apalagi dari anak sahabatnya sendiri.
"Jes... Jangan terlalu banyak berpikir... Dengan adanya rencana ini kamu terlepas dari rasa khawatir akan asal-usul si pendonor dan aku tak perlu resah dia mau berbuat dengan siapa nantinya... yang jelas aku sudah memiliki seorang cucu dari perempuan baik-baik"
"Hah.... Kurasa argumen-mu ada benarnya... Tapi tetap saja aku takut ini akan menjadi masalah besar, Tiff..."
"Kita tetap akan memberitahu mereka kalau waktunya sudah pas Jes... Jadi kita jalankan saja dulu rencana ini... Ya ya ya"
"Hah... Baiklah"
"Yeay... sekarang aku ingin melihat foto putrimu... pasti semakin cantik... terakhir aku ketemu waktu dia masih kecil banget..."
"Tunggu sebentar aku carikan fotonya... Ah ini dia"
KAMU SEDANG MEMBACA
Please! Be my Daddy
FanfictionPlease ! Be my Daddy . Warning ! Karya ini hanya fiktif belaka dimana karakter disini tidak sesuai dengan aslinya. Jadilah pembaca yang bijak. Apabila menyinggung beberapa pihak, saya sebagai penulis memohon maaf sebelumnya . . Jeno adalah salah sa...