Donghae-Tiffany

321 40 3
                                    

Selamat membaca:)
.
.

Kembali beberapa waktu lalu, ketika Selena selesai makan malam bersama putranya. Setelah dikabari kalau Jeno pulang terlambat, mereka memutuskan makan malam terlebih dahulu karena sang putra tidak boleh tidur terlalu larut.

Bel pintu luar berbunyi membuat Selena heran. Selama berada di sini, ia jarang sekali menerima tamu. Apakah Jeno sudah pulang? Tapi mengapa harus menekan bel di rumahnya sendiri, biasanya ia langsung masuk.

Bel terus berbunyi dengan tidak sabaran. Bibi Bae ingin berlari untuk membuka pintu namun dicegah oleh Selena. Ia penasaran sehingga memutuskan untuk membuka pintu itu sendiri.

"Tunggu sebentar......" Selena terlebih dahulu menuju interkom dan melihat dua orang yang ia kira seumuran dengan ibunya

"...Selamat malam ada yang bisa saya bantu?"

"Kamu siapa?" tanya sang pria terlebih dahulu

"Saya—"

"Ya ampun anak itu sudah berani membawa seorang wanita ke rumah pribadinya sekarang! Masih belum tobat juga rupanya!" perkataan Selena dipotong oleh wanita cantik disamping pria tadi

"Ah! Bukan saya —"

"Mommy... Siapa yang bertamu? Aku sudah mengantuk mom..." ucap Logan yang tiba-tiba datang sambil mengusap matanya

"Oh Jesus! Apa yang terjadi disini? Kenapa anak ini mirip sekali dengan putra kita sayang! Jangan-jangan selama ini.... Jeno..." histerisnya kemudian pingsan ditempat

Selena tentu terkejut dan langsung membantu pria tadi mengangkat wanita itu ke dalam. Barulah sang pria menjelaskan kalau mereka berdua adalah orang tua Jeno.

***

Jeno sampai di rumahnya 10 menit lebih awal. Ia terkejut akan kehadiran orang tuanya secara tiba-tiba disini. Biasanya mereka mengabari dirinya terlebih dahulu.

"Dad-mom kenapa kalian tiba-tiba datang kemari tanpa mengabari aku dulu?"

"Kami ingin memberimu kejutan tapi malah kami yang terkejut" ujar sang ibu dengan tatapan sinis

"Sayang biarkan Jeno duduk terlebih dulu"

"Kamu bahkan tidak memarahinya sama sekali" kesal ibunya

"Kamu sudah sampai Jen?" tanya retoris dari Selena yang keluar dari dapur

"Ah! Ya... ehm.. Sel kenalin ini Daddy dan Mommy ku"

"Kami sudah berkenalan Jen" ucap sang ayah

Donghae dan Tiffany merupakan kedua orang tua Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Donghae dan Tiffany merupakan kedua orang tua Jeno. Ayahnya merupakan keturunan asli Korea, sedangkan sang ibu merupakan keturunan Amerika-Korea. Inilah alasan Jeno memiliki wajah rupawan karena perpaduan yang luar biasa dari kedua orangtuanya.

"Jelaskan ada apa ini Lee Jeno!" murka Tiffany

Logan yang mendengarkan teriakan neneknya menjadi takut segera ia memeluk sang ibu. Jeno yang menyadari hal itu akhirnya memutuskan untuk menjelaskan diruang kerjanya.

"Mom jangan berteriak di depan anakku. Aku akan menjelaskan di ruang kerja" balas Jeno pada ibunya

Mereka bertiga masuk ke ruang kerja Jeno. Di dalam atmosfernya berubah tegang. Menghela nafas panjang Jeno menjelaskannya secara rinci tanpa dikurangi atau dilebihkan.

Di luar Selena harap - harap cemas menunggu. Ia tidak tahu hal ini akan membawa masalah dalam keluarga Jeno, ia merasa bersalah meski bukan kesalahannya. Seharusnya Jeno menjelaskan pada orangtuanya terlebih dahulu. Selena mendengar suara tamparan keras dari dalam sana membuatnya gelisah.

Tak lama pintu terbuka dan keluarlah Tiffany terlebih dahulu. Ia menatap Selena dengan pandangan yang sulit diartikan kemudian berlalu. Selang beberapa menit kemudian pintu kembali terbuka oleh Donghae dan melakukan hal yang sama seperti Tiffany. Apalagi ini? Kenapa semuanya menjadi rumit.

"Kamu gapapa Jen?"

"Gapapa Sel, dimana Logan?"

"Dia sudah tidur di kamarnya. Aku ga tau kalo orang tau kamu bakal datang kemari... Aku... Aku..." ujar Selena dengan penuh rasa bersalah terutama ketika melihat bekas tangan pada pipi Jeno

"Sel, tenang ya.. ini bukan salah kamu... Aku yang salah ga bilang masalah ini sama mereka dari awal karena menunggu waktu yang pas. Ternyata malah mereka harus mengetahuinya lebih dulu"

"Lalu bagaimana Jen?"

"Hah.... Aku....."

Tiba-tiba bibi Bae datang menghampiri dengan tergesa

"Tuan-nona! Tuan besar dan Nyonya masuk ke dalam kamar tuan muda Logan tadi dan mengunci pintunya dari dalam"

Mendengar hal itu Selena menjadi panik. Ia takut terjadi sesuatu pada putranya. Sedangkan Jeno langsung berlari menuju lantai 2.

"Dad-Mom buka pintunya" teriak Jeno dari luar, dan tidak ada sahutan sama sekali membuatnya kalut. Ia takut kedua orangtuanya tidak menerima Logan dan berniat jahat pada putranya itu.

***

Di dalam kamar Donghae-Tiffany tersenyum bahagia melihat cucu mereka secara langsung. Tiffany mengelus sayang kepala cucunya itu.

"Cucu kita yang!"

"Iya, kamu senang ?"

"Tentu! Anak Jessica ternyata lebih cantik dilihat secara langsung daripada difoto. Ga salah kita memilihnya untuk menjadi ibu dari cucu kita dan pasangan Jeno nantinya"

"Setuju, dia orang yang baik dan sepertinya perhatian pada Jeno..."

"Hmmm... Beruntunglah rencana kita hampir berhasil... Tinggal menunggu pernikahan mereka berdua saja!"

"Yah... Setelah mereka menikah kita harus membeberkan yang sebenarnya kepada mereka berdua Fan..." hanya dibalas anggukan oleh Tiffany

Sebenarnya permasalahan ini bukan secara tidak sengaja. Kedua orang tua Jeno bekerja sama dengan Jessica, ibu dari Selena.

Jessica-Tiffany merupakan sahabat baik. Jika kalian ingat pekerjaan Jessica sebagai seorang designer dari brand terkenal maka pemilik brand tersebut adalah Tiffany.

Semua bermula dari keluh-kesah Tiffany yang resah akan putranya yang suka melakukan having sex secara bebas selepas dari wajib militernya. Diawal mungkin Jeno terlihat kurang mendapat perhatian dari kedua orangtuanya, tapi pada kenyataannya mereka tetap selalu mengawasi kegiatan putranya itu meski sang ibu berada di Amerika dan ayahnya yang terlalu sibuk bekerja.

Mereka tak tahu lagi harus berbuat apa untuk menyadarkan putranya hingga Tiffany menceritakan ini pada Jessica. Tepat sekali saat itu, Jessica juga sedang dilema karena putri semata wayangnya ingin mengikuti program donor sperma demi memberikannya cucu. Jelas Jessica menolak hal tersebut karena takut pendonor yang didapat bukan pria baik-baik atau punya riwayat penyakit tertentu atau hal-hal lainnya.

Dari sini muncullah ide gila keduanya untuk menjebak anak mereka pada suatu benang merah. Begini detailnya....
.
.

To be continued

Please! Be my Daddy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang