Setelah menyelesaikan tugas kuliahnya, Chan duduk di teras rumahnya, ia tak bisa tidur jadi menatap langit malam adalah kegiatan yang ia sukai jika tak bisa tidur.
Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, Chan ingin menelepon Hyunjin tapi sepertinya adiknya itu sudah tidur.
Kalau Hyunjin belum tidur biasanya ia akan mengirimkan pesan random kepada Chan, dari pesan-pesan itu mereka pun lanjut menjadi telponan hingga dini hari.
Hyunjin sering curhat pada Chan tapi akhir-akhir ini Hyunjin agak sibuk jadi akhir-akhir ini Chan jarang mendengar curhatan adiknya.
" Merindukan adikmu?" tanya Chanson sembari menutup pintu di depannya, ia kemudian berbalik, menatap putranya dengan senyum tipisnya.
Chan dongakkan kepalanya untuk tatap sang ayah, ia mengangguk kemudian tersenyum.
" Aku merindukannya dan aku merasa khawatir karena sudah beberapa hari ini dia tak menghubungi ku."
Chanson duduk di samping Chan, ia usak kepala sang anak.
" Ingin pergi ke Korea?" tawar Chanson.
Chan tersenyum, "Kalau bisa aku ingin, ibu juga pasti akan sangat senang jika kembali ke negara asalnya tapi aku sibuk, ayah."
" Hm begitu ya.."
" Besok aku akan menjalani pelatihan selama dua minggu, kira-kira bagaimana caranya aku bilang ke ibu ya?"
" Biar ayah yang bicara dengan ibumu nanti, kampus mu bagaimana?"
" Aku sudah memberikan suratnya pada rektor, mungkin sudah disampaikan pada dekan dan senat."
" Baiklah, kalau begitu ayo tidur? Mau ayah buatkan susu hangat?"
Chan tersenyum, ia anggukkan kepalanya.
Dua orang ayah dan anak itu masuk kedalam rumah menuju ke dapur.
Ayah dan anak yang sangat harmonis.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi hari di Seoul.
Pagi-pagi sekali Hyunjin sudah harus pergi ke lokasi pemotretan.
Kali ini Hyunjin tidak sendiri, ia punya teman dalam pemotretan kali ini.
Seorang gadis cantik yang sepertinya sedikit lebih muda dari Hyunjin dan wajah mereka mirip.
