06

1.3K 241 17
                                    


Minho terbangun di dini hari karena mimpi buruk yang akhir-akhir ini kembali menghantui dirinya.

Kematian ibunya menimbulkan banyak ketakutan dalam diri Minho.

Karena merasa sulit untuk kembali tidur, Minho memutuskan untuk merokok di teras.

Minho tau walau penduduk pesisir ini ramah dan terkesan seperti orang baik-baik, tentu saja di daerah ini menyimpan sebuah rahasia.

Rahasia yang Minho sendiri belum tau apa maksud dari mobil van yang selalu melewati rumah kecilnya setiap tengah malam.

Bukan hanya satu, namun ada banyak sekali mobil van yang lewat, mungkin sekitar 6?

Karena penasaran, Minho memutuskan untuk mengikuti kemana mobil-mobil itu pergi.

Tebakan Minho, mobil-mobil itu akan pergi ke dermaga dan benar saja.

Dengan nafas yang meburu, Minho bersembunyi di suatu tempat dengan mata yang tak lepas mengawasi orang-orang asing yang turun dengan teratur dari mobil van yang mereka tumpangi.

Ah.. Jadi begitu.

Warga negara asing, orang-orang yang akan menjadi imigran gelap, mereka semua akan pergi malam ini dibantu oleh para nelayan.

Karena Minho kenal dengan beberapa nelayan yang tengah bersiap sebelum pergi melaut, dengan berani Minho hampiri mereka.

" Loh, nak Minho?" sapa salah satu dari 4 orang nelayan yang Minho kenal.

Minho tersenyum dengan ramah, "Selamat pagi, paman Kim."

" Apa yang kamu lakukan disini?"

" Saya kemari mengikuti mobil-mobil van itu karena penasaran." jawab Minho dengan jujur.

" Ah, jadi sekarang kamu menghampiri kami karena ingin tau mengapa mobil-mobil itu berhenti di dermaga?"

" Betul, paman Jung." jawab Minho dengan senyum ramah nya.

" Kamu pasti tau siapa mereka─" jelas paman Kim sembari menunjuk para imigran gelap dan calon-calon imigran gelap yang mulai menaiki kapal nelayan mereka.

" Kami akan mengantar mereka menuju kapal kontainer yang menunggu mereka di tengah laut."

" Ah begitu, lalu kapal kontainer itu akan pergi ke negara mana?"

" China, ada yang pulang dan ada warga kita juga ada warga negara asing lainnya."

" Oh, pasti pergi kesana tidak gratis kan?"

" Mereka membayar 10 juta won untuk itu."

Minho mengerjapkan matanya, merasa terkejut mendengar nominal yang baru saja di sebutkan oleh paman Im.

" Mahal sekali?"

" Aku rasa itu sesuai karena mereka imigran dan para awak kapal yang menanggung akibat jika ketahuan membawa imigran."

" Kalian pasti mendapat bagian kan? Tak mungkin paman mau rugi."

Paman Kim terkekeh, "Kami mendapat 600 ribu won."

Minho tersenyum, rasanya mau gila mendengar nominal-nominal itu.

Uang sebanyak 10 juta won mungkin saja bisa dipakai selama 1 tahun bagi Minho dan Hyunjin yang bukanlah pencuri yang boros dan juga bukan tukang pemakai narkoba.

" Kalau diam mu sekarang sedang memikirkan ingin menjadi imigran gelap, ku sarankan jangan, nak Minho. Lebih baik susah di negara sendiri daripada di injak-inajk di negara lain."

Ucapan paman Koo yang akhirnya angkat bicara pun membuat Minho tersadar, ia terkekeh. Betul juga, kenapa tadi di pikirannya terbesit rasa ingin menjadi imigran gelap bersama Hyunjin?

kamu dan dunia ; hyunho' ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang