08

1.1K 202 11
                                    


" Hyung belikan aku gulali."

" Tidak, kita beli kentang spiral saja."

Sebelum Hyunjin menarik dirinya, Minho sudah lebih dulu menarik Hyunjin untuk ikut dirinya pergi ke Stan yang menjual makanan dengan kentang sebagai bahan utama.

Setelah membeli kentang spiral, Minho mengajak Hyunjin untuk mencari tempat duduk terlebih dahulu.

Di saat mereka berdua tengah menikmati kentang spiral, mata Minho menangkap sosok yang pernah mereka temui belum lama ini.

Orang yang kenal dengan Minho, anak kecil yang dulunya satu TK dengan Minho ada disini.

" Mau apa sih dia.." gumam Minho masih dapat di tangkap oleh telinga Hyunjin walau samar-samar.

" Hyung bilang apa?"

" Cepat habiskan kentang mu, bocah."

" Oh, baiklah."

Firasat Minho mengatakan bertemu dengan orang itu bukanlah pertanda yang baik maka dari itu, Minho menyuruh Hyunjin untuk cepat habiskan kentang spiral nya.

Hyunjin sendiri tak banyak bertanya mengapa mereka harus pulang lebih cepat, padahal mereka baru saja mendapat sedikit pemasukan hari ini.

Kalau ingin pulang maka mereka akan pulang.

Setelah kentang mereka habis, Minho langsung mengajak Hyunjin untuk pulang namun Hyunjin bilang dia ingin minum jus sebelum pulang.

Karena Hyunjin ingin jus, mau tak mau Minho harus belikan, kasihan anak itu kalau tidak di turuti.

Setelah membelikan Hyunjin jus juga untuk dirinya sendiri, mata Minho sekali lagi menangkap kehadiran orang itu.

Padahal jarak dari Gimpo menuju kota Busan itu jauh.

Berapa besar bayaran yang orang itu terima untuk mencarinya?

Minho mengedikkan bahunya tanda tak perduli.

Tangan Minho meraih tangan Hyunjin, menarik Hyunjin untuk langkahkan kakinya lebih cepat namun begitu mendengar ringisan Hyunjin, Minho refleks menarik tangan Hyunjin ke atas.

Menatap telapak tangan Hyunjin yang terluka.

" Hwang Hyunjin.."

" Ini karena melakukan hukuman dari coach!" jawab Hyunjin dengan panik.

" Kau tidak sedang membohongi dirimu sendiri kan?"

" Tidak, Hyunjin tidak bohong hyung, demi kentang spiral yang tadi kita makan!"

" Baiklah." jawab Minho kemudian ia turunkan tangan Hyunjin, daripada menggenggam tangan itu, Minho memilih untuk merangkul Hyunjin.

" Omong-omong.." gumam Hyunjin.

Minho melirik Hyunjin sembari menyedot jus blueberry di tangannya.

" Coach ingin aku mengikuti turnamen boxing."

" Kau mau?"

" Hyung izinkan memangnya?"

" Aku izinkan, tapi kau tidak boleh sampai bonyok."

Hyunjin tersenyum namun detik berikutnya senyum itu luntur, bibirnya melengkung kebawah, sedih.

" Kau ini kenapa?" tanya Minho merasa bingung melihat perubahan suasana hati Hyunjin.

" Sepertinya percuma kalau aku ikut lomba itu, hyung. Seperti menghabiskan waktu saja, aku belum tentu akan menang kan?"

" Aku tidak memaksa mu untuk ikut turnamen itu tapi, kau pesimis begini bukankah itu artinya kau sudah kalah sebelum menunjukkan kemampuan mu, Hyunjin?"

kamu dan dunia ; hyunho' ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang