CHAPTER 4

205 48 24
                                    

Menurut penelitian yang dilakukan seorang psikolog, orang yang tidur dengan mimpi ternyata lebih baik daripada orang yang tidur tanpa mimpi. Pada dasarnya mimpi merupakan suatu mekanisme tubuh untuk memperbaiki diri dimana mimpi berfungsi untuk mengkonsolidasi memori. Seseorang yang tidak bermimpi kemungkinan tidak memiliki kualitas tidur yang baik, sedangkan psikolog lain mengemukakan bahwa mimpi bisa berperan sebagai terapis alami yang dimiliki tubuh manusia.

Berita buruknya, Chanyeol hampir tidak pernah bermimpi selama 2 tahun ini. Sebelum membaca artikel itu ia selalu beranggapan jika tubuhnya kelewat lelah hingga tidurnya tidak pernah bermimpi. Padahal itu merupakan sinyal dari otak jika tidurnya tidak berkualitas sama sekali. Hingga pagi ini sekitar 5 menit sebelum alarm ponselnya berdering, ia bangun dengan tubuh yang terasa pegal-pegal. Entah apa yang membuatnya mencari diagnosis sendiri dengan mencari artikel di internet, namun tampaknya ia percaya-percaya saja dengan beberapa artikel yang ia baca.

Sebelum bangun dari posisinya, ia jadi berpikir ulang. Mungkin sakit badannya diakibatkan oleh posisi tidur yang menelungkup keatas meja semalaman. Tadi malam ia membaca script film untuk melakukan pembedahan karakter yang akan diperankannya hingga tanpa sadar ia tertidur diatas meja kerjanya. Sekarang lehernya terasa kaku sebelah, belum lagi pinggang yang terasa akan patah.

Suara alarm berbunyi tepat ketika Chanyeol baru saja bangun dari kursi, berniat untuk mencuci muka di wastafel kamar mandi. Layar ponselnya menampilkan sebuah reminder saat ia mematikan alarm sambil berjalan ke arah kamar mandi yang ada di pojok kiri kamarnya. Hari ini adalah hari pertama pelatihan di camp militer bersama para pemeran lain selama 2 minggu. Chanyeol berdiri sejenak di depan cermin sebelum menggunakan pinggiran wastafel sebagai sandaran kedua tangannya. Ia lalu melirik ke arah cermin untuk menatap pantulan wajahnya yang terlihat masih mengantuk, kemudian mendengus kesal ketika mengingat jika ia harus melakukan hal konyol ini. Jika bukan karena sutradara Lee, ia pasti akan menolak mentah-mentah kegiatan yang tidak masuk dalam kontrak kerja tersebut.

Meskipun sutradara Lee berpikir jika kegiatan ini dapat mengakrabkan seluruh pemeran utama, namun Chanyeol tak sependapat sama sekali. Terlebih Sutradara Lee menelfonnya kemarin sore hanya untuk mengatakan harapannya agar Chanyeol dan Wendy bisa menemukan chemistry selama berada di camp. Mengingat perkataan Sutradara Lee membuat Chanyeol tak bisa menahan senyum sinisnya. Meskipun ia terkenal dengan profesionalitasnya dalam pekerjaan, bukan berarti ia tak pernah merasa kesulitan dalam membangun chemistry bersama lawan mainnya.

Sekali lagi Chanyeol mendengus kesal, lalu akhirnya mengambil sikat gigi dan odol beraroma mint. Di depan kamera ia bisa berubah menjadi karakter apapun sesuai yang dibutuhkan dalam film. Ia bisa menjadi orang ceria yang selalu tertawa, menjadi orang murung yang selalu tampak sedih, atau bahkan jadi orang yang mudah tersulut emosi. Tapi untuk masalah chemistry, ia sendiri tak bisa menjaminnya. Apalagi Wendy melakukan satu kesalahan yang fatal tepat ketika pertama kali mereka bertemu. Hal itu tentu saja menjadi kesan pertama yang buruk bagi Wendy. Kesimpulannya, Chanyeol sendiri ragu apakah ia bisa berperan sebagai seorang prajurit yang cinta mati dengan kekasihnya.

*

Setelah menjalankan rutinitas pagi yang dimulai dari lari pagi, mandi dan menyiapkan tas yang akan dibawa ke camp, Chanyeol segera bergabung ke ruang makan untuk sarapan pagi bersama sebelum adiknya kembali ke Australia dan ia akan berada di camp selama 2 minggu. Sambil menunggu Ibu dan adiknya yang tampak bersemangat memasak telur gulung, Chanyeol duduk di kursi samping ayahnya sambil meminum teh chamomile yang dipercaya dapat memperbaiki kualitas tidur.

"Berapa lama kau akan pergi ke camp?" ibunya bertanya seraya meletakan beberapa potong telur gulung ke atas meja. Ayahnya melirik sekilas lalu mengalihkan pandangannya pada carrier bag yang bersandar pada vas bunga di pojok ruang makan.

From A Man Who Truly Loves YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang