CHAPTER 6

176 49 18
                                    

Malam api unggun keempat berjalan seperti biasanya. Cuaca malam ini sangat cerah, bintang-bintang terlihat sangat jelas bertaburan dilangit. Karena mereka berada ditengah hutan yang jauh dari kelap kelip lampu kota yang menyilaukan, pemandangan indah yang terbentang dilangit dapat mereka nikmati tanpa cela. Bagi Chanyeol dan teman-temannya, ini merupakan hal yang jarang bisa mereka nikmati. Sebagai pekerja di dunia entertainment, jelas mereka lebih sering menghabiskan waktu ditengah keramaian orang, ditengah kota, dibawah sorot lampu panggung yang menyilaukan. Jadi, mereka sangat menikmati saat-saat seperti ini.

Setelah menyiapkan makan malam, mereka akan menyantap makanan sambil duduk mengelilingi api unggun. Acara dilanjutkan dengan bertukar cerita, meski kebanyakannya mendengarkan Kapten Jo bercerita mengenai beberapa misi yang pernah ia jalani. Seperti misi perdamaian ke Afghanistan, menyelamatkan sandera di Libya, menjadi tentara perwakilan Korea Selatan untuk PBB di Afrika, dan berbagai macam misi lainnya. Baekhyun dan Wendy jadi orang yang sangat antusias dan banyak bertanya, sedangkan Chanyeol jadi orang yang tak pernah mengeluarkan suara sedikitpun kecuali ditanya. Hal itu membuat Junmyeon dan Jongin senang sekali menggoda Chanyeol karena lelaki itu tidak akan berkomentar apa-apa.

"Jadi, apakah kau bisa menceritakan masa-masa saat menjalani wajib militer? Kebetulan aku belum menjalaninya." Ucap Baekhyun antusias, kedua matanya tampak berbinar. Kapten Jo melipat kedua tangan di depan dada sambil memejamkan mata, seolah sedang memutar kembali ingatan bertahun-tahun yang lalu. Disisi lain Wendy menatap Chanyeol yang malam ini belum mengeluarkan suara sedikitpun -seperti biasa. Lelaki itu sedang asik menatap langit yang memang sedang cantik-cantiknya.

"Mungkin kali ini kita dengarkan cerita dari sudut pandang Chanyeol, bagaimana?" mendengar namanya disebut, Chanyeol mengarahkan pandangannya pada sosok yang menyebutkan namanya itu tanpa ekspresi.

"Ayo, Sunbae! Sudah 4 malam ini aku tidur tidak nyenyak karena penasaran!" ucapan dari Jongin itu tak lantas membuat Chanyeol setuju untuk bercerita. Ia masih betah membungkam mulutnya.

"Dia memang tidak berubah sama sekali. Sejak pertama kali aku mengenalnya, dia memang orang yang pelit bicara." Kapten Jo bersuara, kali ini tatapannya mengarah langsung pada Chanyeol. Wendy masih betah menatap Chanyeol yang sepertinya tak berniat menceritakan apa-apa malam ini.

"Kau sudah tau aku tidak senang berbicara, tapi masih saja menyuruhku untuk berbicara?" Untuk pertama kalinya dalam 3 jam ini Chanyeol membuka suara. Terdengar suara helaan nafas dari Wendy dan Baekhyun karena merasa lega. Mereka pikir Chanyeol benar-benar tak berniat mengeluarkan suara sedikitpun malam ini, seperti malam-malam sebelumnya.

"Bagaimana bisa orang sepertimu menjadi aktor terkenal?" tatapan sinis terpancar dari kedua mata sipit Kapten Jo.

"Bagaimana bisa pengecut sepertimu jadi seorang kapten prajurit?" pertanyaan Kapten Jo dibalas sarkas oleh Chanyeol, kini mata mereka saling beradu pandang dengan tajam. Letnan Song melirik Kapten Jo dan Chanyeol secara bergantian, sadar jika suasananya tiba-tiba terasa agak memanas.

"Ah, sudah saatnya tidur! Ayo anak-anak kembali ke tenda kalian masing-masing!" ucap Letnan Song mencoba mencairkan suasana, namun tampaknya tak dihiraukan oleh yang lain karena mereka terlalu penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi diantara Kapten Jo dan Chanyeol.

"Asal kalian tau, hubunganku dengan Chanyeol memang tak baik sejak awal. Kami selalu berlomba-lomba menjadi yang terbaik diangkatan kami dulu." Nada suara Kapten Jo mulai melunak, membuat suasana agak sedikit mencair. Namun begitu tidak berlaku dengan tatapan Chanyeol yang masih sama tajamnya. Seolah ada amarah dari tatapannya tersebut.

Wendy yang duduk tepat disamping kanan Chanyeol dapat merasakan amarah itu. Ia berpikir keras untuk membuat emosi Chanyeol dapat menurun, sehingga suasananya tidak terlalu mencekam. Wendy benci situasi seperti ini. Maka dari itu untuk mengalihkan perhatian Chanyeol, ia dengan takut melirik kearah Chanyeol dan menyentuh pundaknya perlahan.

From A Man Who Truly Loves YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang