BAB 4 Menjalin Persaudaraan

20 2 14
                                    

Aku masih belum bisa terbangun dari kasur, rasanya seperti tidur di atas awan. Lembut nya sprei, dan bantal yang super empuk dari bulu angsa. Inikah yang dinamakan tidur nyenyak.

Tidur nyenyakku seketika sirna akibat aroma makanan,sepertinya seseorang sedang memasak. Dengan tubuh yang masih lemas dan belum sepenuhnya sadar, aku berjalan layaknya zombi yang kelaparan.

"Kreek... "Bunyi pintu kamarku. Mataku terbelalak kaget melihat dua sosok pria yang sedang memasak. Ada banyak hidangan untuk sarapan. Ini seperti makananan untuk sepuluh orang.

Ada Daging sapi, ada ayam goreng,spaghetti,pizza,waffel,kebab, sate. Sedangkan untuk minumannya ada teh manis, susu coklat, jus alpukat, kopi, es boba. Wah banyak makanan fast food.

Aku membasuh mukaku dahulu sebelum makan, saat menuju ke meja makan aku dihadapi dengan kenyataan,rupanya tadi hanya halusinasi. Nyatanya hanya ada air putih saja.

"Kak, masa masaknya gak selesai-selesai sih? "Kataku yang masih terus saja menguap.

"Tau nih Rey Cepet napa, goreng sosis nya." ucap Kak Andi yang sedang berdiri di samping Kak Reyner, membantu memasak nasi goreng.

"Iya bentar, "

Lima menit kemudian akhirnya nasi goreng yang ditunggu sudah di depan mata.

"Nasi goreng sosis dan telur ceplok ala dua pria tampan, silahkan dinikmati nona manis. " Ujar Kak Andi menggodaku.

Sementara Kak Reyner, langsung duduk dengan penuh percaya diri bahwa nasi goreng ini enak.

Aku mencoba menyantap,baru juga sesuap aku langsung memuntahkan kembali nasi goreng yang kumakan "Flah.. Kok manis banget sih. Ini apaan wuek... Ayam aja nggak bakalan mau makan ini."

Kemudia aku minum air putih, rasanya cuma air putih doang yang enak. Kulihat ekspresi wajah keduanya yang nampak malu.

"Masa sih? "gumam Kak Andi, sambil mencoba nasi goreng.

"Gimana enak? " Tanya Kak Reyner.

Kak Andi kemudian memberi jempol ke bawah, tandanya nasi goreng ini TIDAK ENAK.

"Gimana sih, masa buat nasi goreng aja nggak bisa. "

"Yang penting kan niatnya. "Ucap Kak Reyner

"Yaudah kamu ganti baju sana, kita sarapan diluar aja! " Ajak Kak Andi.

"Janganlah, dia itu buronan. " Ucap Kak Reyner.

"Hah, astaga! " gumamku.

Aku berdiri untuk melihat isi kulkas, aku membuang napas pelan. Sebenarnya apa yang aku harapkan dari rumah para bujang ini, kulkas nya kosong hanya ada telur dan susu cair saja.

"Kak, bahan buat nasi goreng ke pake semua? "

"Iya, semuanya gosong. "Kata Kak Reyner.

Aku melihat tong sampah yang berisi sosis,telur yang semuanya gosong parah. "Astaga kak, ini semuanya gosong? " Ucapku yang tak habis pikir.

Mereka berdua hanya diam tak merespon. Aku inisiatif mau membuat telur dadar. Telur dadarku istimewa karena memakai susu cair.

Pertama aku ambil tiga telur, lalu pecahkan dan simpan ke mangkuk, sementara cangkang nya ya dibuang lah. Lalu, kocok telur hingga tercampur jika sudah tambahkan susu cair ya.  Setelahnya jangan lupa tambahkan garam.

Kocok lagi agar merata, Kemudian siapkan teplon,panaskan minyak di teplon. Jika sudah panas bisa masukan Telur yang sudah dikocok tadi.

Kak Reyner dan Kak Andi menghampiriku dan mereka takjub akan keahlian memasakku.

The Language of the sky and Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang