BAB 5 Ketemu lagi kita!

24 2 6
                                    

Hari minggu, yang berarti hari untuk menghabiskan waktu dengan bersantai. Tapi kenapa saking santainya uang malah keluar banyak untuk hari minggu. Aku mengambil dompetku, hari ini aku ingin makan sepuasanya.

Memakai pakaian sederhana, hanya berupa kaos dan celana olahraga. Aku berniat melakukan jogging pagi ini. Mengitari komplek rumah, dan mencapai finishnya di pasar.

Ada banyak pedagang kaki lima yang berjejeran. Aku hanya tinggal memilih mau makan apa. Mataku terpikat dengan kue pukis,rasanya manis dan enak. Sekali lagi,cacing di perutku memberontak karena melihat ketoprak. Ah... Aku semakin lapar.

"Om, satu ya! "

Penjual ketoprak itu pun langsung melihatku sambil memberikan acungkan jempol dia berkata "Siap, dibungkus atau dimakan disini neng?"

"Makan disini aja om. Cepet ya, udah lapar nih! "

"Oke! "

Mataku melihat sekeliling, semua orang memainkan smartphone-nya. Aku hanya bisa pasrah, tanganku menopang dagu, mataku mengintai area pasar. Mau makan apa lagi ya,pikirku. Dari kejauhan aku melihat seseorang sedang dikejar oleh lima orang. Sepintas orang itu mirip Bayu. Dua detik kemudian aku sadar. ITU MEMANG BAYU.

Bayu semakin mendekat ke arahku, gawat. Aku mencari cara untuk membantunya tapi nihil aku tidak bisa berfikir jernih. Om ketoprak kemudian bilang gini gausah ikut campur neng, bahaya. Palingan mereka cuma lagi ada masalah kecil doang. Namanya juga anak muda.

Aku menggeleng kepalaku, tanda tidak sependapat. Tanpa pikir panjang Bayu yang sudah dekat dengan diriku langsung menarik tanganku, aku kaget dibuatnya.

Aku sontak mengeluarkan uang sepuluh ribu dari saku celana,menaruhnya di gerobak ketoprak. Ketoprakku sudah selesai dibuat namun apa daya cecunguk satu ini malah menariku untuk berlari. Beruntungnya tanganku masih sigap berhasil mengambil kue pukis yang sempat kutaruh di meja.

"Bay, aku mau di bawa kemana? "

"Ke tempat aman. "

Bayu kemudian mengajakku bersembunyi di balik kardus di depan toko yang belum buka. Kami berdua berjongkok dan sembunyi.

Beruntungnya orang-orang yang mengejar tidak mengetahui aku dan bayu sedang bersembunyi di balik kardus. Kami berdua selamat.

Aku melepaskan genggaman erat tanganya,"Bay, Ketoprakku udah jadi tadi, hiks. "

Semakin kesal, Bayu malah tertawa mengejekku. Dia Kemudian melihat ku dengan detail dari atas ke bawah.

"Kamu nggak papa kan Ann? "

"Aku baik aja, emang kenapa? "

"Pake ditanya, kemarin kemana aja? Sekolah alfa, ditelepon malah nggak dijawab. Kirain gue lo diculik. " Ujar Bayu dengan nada tinggi.

"Hehe, sorry. Hp-ku jatuh ke sungai Bay. Aku juga nggak berpikir ada orang yang cemasin aku. Makasih ya!"

" Bukanya ngumpet malah keluyuran, kalau para preman itu lihat kamu gimana? "

"Jadi alasan kamu narik aku, karena kamu panik aku di culik preman nantinya. Haha, Bay tenang aja utang ke preman itu udah lunas kok! "

"Kok bisa? "

"Bisalah, aku di bantu Kak Reyner. Ituloh yang waktu itu nganterin buku matek. "

Bayu terlihat berfikir sejenak, lalu ia mengingatnya. "Ooh, Itu pukis nya gue bagi dong. Lapar. "

Matanya melihat terus ke kueh pukis yang kupegang, dengan baik hati aku memberinya satu. Di balik kardus kami berdua memakan habis kueh pukis.

Seketika aku ingin tahu alasan kenapa  Bayu bisa dikejar layaknya seorang tersangka.

The Language of the sky and Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang