BAB 16 Hari Kelulusan

3 1 2
                                    

"Tubuhmu milikmu , apapun yang ingin kamu lakukan, ya kerjakan dengan sebaik mungkin. Menyerah untuk menang diperbolehkan kok. Santai aja! Dari banyaknya hari di tahun ini, kamu pasti akan mendapat sakit. Jalani dengan sabar dan jadi kuat ya, mimpimu pasti akan terwujud di hari yang tepat." ~Sky Language~

Aku mengulang video yang ada di Channel youtube Sky Language dalam ingatanku, aku selalu hapal betul apa yang diucapkannya. Elsa cerita tentang kehidupan yang dialaminya, dia selalu merasa tertekan.

Penyebabnya karena prestasi, menurutku Elsa memiliki segudang prestasi yang bahkan ada diantaranya aku tidak bisa capai. Tapi, bagi kedua orangtua Elsa itu semua hanya kepingan kecil yang tak berarti apa-apa.

Elsa menangis tersedu-sedu, matanya merah. Aku dan Elsa berada di rumahku,aku yang mengajaknya karena ia tak mau pulang.

"El, untuk hari ini saja ya. Besok kamu harus pulang, biar gimanapun mereka orang tua kamu, mereka pasti sayang sama kamu."

"Ann, kalau mereka benar sayang. Kenapa mereka selalu membuat aku nggak nyaman selagi dirumah. Aku cuma mau menonton tv bareng, makan bareng di meja makan sambil berbincang hal seru, bukan membahas nilai terus. Terlebih aku selalu di banding-bandingkan dengan anak teman Ayahku. Aku muak Ann."

Sebuah kalimat yang diucapkan menurutku takkan memberi efek apapun untuknya saat ini, jadi aku memeluknya dan memberi air madu agar dia lebih tenang.

"Makasih ya Ann, juga maaf karena tempo hari."

"Kenapa kamu lakuin itu El?"

"Kamu ingat dengan seseorang bernama Arka?"

Wait, maksudnya Arka musuhnya Bayu. Kenapa Elsa bahas dia denganku. Aku bingung, "Aku nggak kenal sama Arka."

"Dia berubah ya, dulu dia gemuk. Selalu memakai kacamata bulat dan selalu minum susu kotak. " Jelas Elsa dengan senyuman.

"Dia dulu pernah suka sama kamu pas SMP, kamu lupa ya! Iya si kamu memang sangat terkenal karena cantik. Tapi, dia berubah untuk menjadi keren, tapi aku berhasil merebut hatinya. Kupikir begitu."

Arka yang gemuk itu, yang tiap pagi kerjaannya taruh susu kotak coklat di laci mejaku. Benar dia? Aku kaget mendengarnya.

"El, itu cuma masa lalu. Kenapa kamu masih marah ke aku. Lagian aku nggak suka sama dia. Bukan karena dia gemuk, tapi memang waktu SMP aku nggak ada pikiran buat pacaran."

"Mila bilang lihat Arka ada di depan rumah kamu, minggu lalu. "

Waktu itu, saat Arka mengejar Bayu. Itu salah paham.

"Itu salah El, nggak seperti apa yang Mila bilang. Arka itu lagi ngejar Bayu. Bukan ketemu aku. Lagi pula aku nggak ingat dia siapa. "jelasku.

"Iya tau, tapi aku memang emosian. Mudah terpancing, maaf ya!"

"Iya,"

***

Hari Kelulusan, hari aku sangat senang. Ibu dan Adik ada di rumah. Mereka menginap untuk melihatku lulus SMA. Ada yang kurang nenek tidak bisa hadir karena sedang lelah, neneku selalu rajin bekerja di sawah menanam padi.

Ibuku membantuku memakai kebaya berwarna biru muda yang dibelinya kemarin, wajahku juga dipoles make up. Setelah selesai kami keluar, Paman menawarkan untuk menjadi supir,mengantarkan kami ke sekolah.

Di Aula sekolah, sesuai harapanku dan ibu. Aku berhasil meraih penghargaan juara dua. Sebenarnya ibu ingin aku juara satu, tapi itukan bukan kehendakku.

"Juara kedua diraih oleh Ananda Nur Anna dari XII IPA 2,kepada Ananda Nur Anna silahkan naik ke panggung."

Aku merasa bangga akan diriku sendiri, semua orang ikut menepuk tangan. Juara satu diraih oleh Elsa. Semoga kedua orangtua Elsa bangga.

Sejak aku di panggung ibu terus memfotoku dengan kamera Handphonenya. Setelah menerima penghargaan kini acara bebas, ada artis indonesia juga yang mengisi acara.

Aku bertemu Anindya dia nampak cantik dengan kebaya merahnya.
"Sahabatku keren banget, bangga aku Ann sama kamu. "

"Makasih ya Dya. "

"Bayu mana Ann?, aku belum lihat dia." tanya Anindya.

Aku juga bingung, tadi aku belum bertemu dia. Bayu muncul di saat aku dan Anindya sedang membicarakannya,dia nongol dari arah kanan. Dengan setelan jas hitamnya,"Congrats ya Ann, Dya juga!" sapanya.

"Makasih,"

"Iya makasih ya, btw kamu lulus juga Bay. "ejek-ku.

"Ya walaupun peringkat terakhir di kelas. "

"Kamu sendiri aja Bay, keluarga nggak datang?"tanya Anindya.

"Mereka sibuk. Pacar lo nggak ikut Dya?"

"Mereka berdua bentar lagi sampai kok, "

Aku dan yang lainnya menonton penyanyi yang sedang tampil di panggung, mendadak dari dua arah muncul dua buket bunga yang indah.

Rupanya itu Kak Reyner dan Kak Dito. Kak Reyner memberiku bunga mawar, sedangkan Kak Dito bunga peony.

"Buat kamu, " Ucap Kak Reyner.

"Selamat ya, " Ucap kak Dito.

Aku mengambil buket dari mereka, mereka sama-sama ganteng dengan memakai batik. Ibuku datang menghampiri, Ibu menyapa Kak Reyner.

"Nak Rey, apa kabar?"

"Baik bu, kalau Ibu sendiri?"

"Baik, kalau ini siapa?"

"Saya Dito Bu, temannya Anna. "

"Nak Dito kan pegang kamera itu, boleh foto kan kami." pinta Ibuku.

Awalnya kupikir Kata 'Kami' itu untuk Aku, Ibu dan Adik. Rupanya lain maksudnya, Kak Reyner juga ikut.

Kami berempat di foto oleh Kak Dito. Aku melihat sekilas wajahnya agak murung ketika memfoto kami. Selesai di foto Anindya menarik tanganku.

"Ann, ibumu terang-terangan mihak Kak Reyner, kasian aku sama Kak Dito. "

"Maksudnya, Kak Dito nggak mungkinlah suka ke aku Dya."

"Ini nih manusia kurang peka, "

Anindya mendekati Kak Dito, lalu mengambil kamera yang ada di tanganya. Dia menyuruh Kak Dito untuk berdiri di sampingku. Lalu dia memfoto kami.

Aku melihat wajah Kak Dito kembali cerah, secerah sinar matahari siang ini.

Kak Andi juga datang dan mengucap selamat. Kalau Bayu memang rakus, dia justru terus makan dan menari-nari.

Hari Kelulusan begitu Indah, karena aku ditemani banyak orang. Namun tetap saja dalam hati kecil aku rindu sosok Ayah. Aku menatap keluarga Elsa, Ayahnya nampak selalu membanggakan putrinya karena meraih juara satu.


The Language of the sky and Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang