BAB 18 Senja

2 1 0
                                    

Sebelum keluar rumah seperti biasa aku mengecek tentang cuaca hari ini di google,kata google hari ini akan menjadi hari yang cerah. I'm so happy.

Rencananya hari ini aku mau pergi ke pantai bersama Kak Reyner, Anindya, Kak Andi dan Bayu. Awalnya aku juga mengajak Kak Dito namun dia menolak.

Pantai yang menarik perhatian kami adalah pantai Jimbaran yang ada di Bali. Kemarin kami berangkat menuju bali dengan menaiki mobil fortuner hitam milik pacarku. Iya Kak Reyner.

Karena melintasi bebagai daerah di pulau jawa, badan jadi terasa kaku karena terus duduk di dalam mobil. Tapi semua rasa pegal dan lelah terobati oleh indahnya suasana kota yang kami singgahi sebelum sampai di Bali.

Memilih pantai Jimbaran Bali, karena pantai ini memiliki daya tarik yang luar biasa bagiku dan yang lainnya.

Kami berlima kini sedang menikmati indahnya sunset pantai Jimbaran, indah sekali. Sangat indah sampai mataku tak berhenti menatap matahari hingga tenggelam.

Aku bersama Kak Reyner menikmati senja di pinggir pantai Jimbaran, aku mencubit pipinya karena gemas Cukup romantis bukan? Lalu aku berlari. Kak Reyner-pun mengejarku dan berhasil menangkapku. Jari jemarinya memperbaiki rambutku yang terurai, rambutku dirapihkannya ke belakang telingaku.

Mataku terus menatap wajahnya, kenapa ada rasa ingin menciumnya. Senja membuat suasana semakin romantis bagi kami.

"Hello pacar! "sapaku menggodanya.

"Hai juga Nona manis! " Ucapannya membuat jantungku berdebar kencang.

"Kak jangan panggil aku gitu, aku malu. "

"Kamu kalau malu gitu kelihatan makin imut, pipi tembem kamu menggemaskan!" Katanya semakin menggodaku.

Aku benar-benar malu, tak meyangka akan sebucin ini pada seseorang.
"You are My Sky!"

" You are My Sweetheart!" balasnya.

Rupanya Bayu menguping pembicaraan kami berdua, dia menyambar bagai petir di siang bolong, "Couple itu bucin, eh couple satu ini juga nggak kalah bucin. " ucapnya kesal.

"Makanya cari pacar dong, "Ucapku.

"Boleh deh, disini banyak bule cantik. Gimana nih gue udah maskulin kan?"

Sontak Aku dan Kak Reyner tertawa melihat kelakuan Bayu yang sana-sini cari bule cantik.

Kak Reyner memfotoku aku bingung harus bergaya bagaimana, seperti biasanya aku hanya bergaya peace. Kemudian Kak Reyner memvidio langit yang jingga karena sunset. Di pantai Jimbaran ini benar-benar surga dunia. Aku selalu takjub.

"Kak nanti mau tulis apa buat Quotes di Vidio?"tanyaku.

"Belum tahu,kenapa memang?"

"Boleh aku yang buat Quotes nya kali ini, "Ucapku.

Kak Reyner tersenyum lalu mengiyakan, "Boleh, buat Nona manis apa sih yang tidak!" Ucapannya terus menggodaku.

"Kak Aku overdosis, "

Kak Reyner seketika panik mendengar apa yang sudah ku ucapkan, ia lalu mendekatiku dan mengecek suhu tubuhku dengan tanganya menempel di keningku.

Aku tertawa, "Aku overdosis cintamu Bang!"

Ternyata Kak Andi dan Anindya sedari tadi ada disitu, mereka melihat kebucinan kami. Aku dan Kak Reyner malu di ejek mereka terus.

"Pasangan Bucin tahun ini, "seru Anindya.

"Aku Overdosis cintamu neng, "Ucap Kak Andi di lebay-lebay kan sambil melihat Anindya. Yang tujuannya itu mengejek-ku.

"Rey, ini dari tadi kamera nyala?"tanya Kak Andi.

The Language of the sky and Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang