BAB 13 Don't Cray, don't be shy

6 2 3
                                    

Aku menatap langit yang dipenuhi awan putih, langit hari ini sangat berawan. Birunya tidak kelihatan. Seseorang memberikanku Harum manis.

Aku menerima Harum manis pemberianya, Kak Reyner duduk disampingku. Kami berdua memakan habis Harum manis milik masing-masing.

"Lucu ya, Harum manis seperti ini langsung mengingatkanku ke masa kecil. "

Kak Reyner mencuri pandang ke arahku, setelah mendengar ucapanku dia justru menatapku, "Flashback,Harum manis seperti mesin waktu."

Aku tertawa kecil,lucu melihat Kak Reyner memakan habis Harum manis miliknya. Harum manis itu seperti awan, bentuknya juga hampir mirip. Walau cuma dikit. Rasanya lembut di mulut, manisnya aku suka.

"Waktu kecil aku pernah ber-imajinasi, aku tidur di atas awan dan bermain disana. "

"Imajinasi-mu lucu,"Kak Reyner.

"Tunggu bentar disini ya, " lanjutnya.
Kak Reyner beranjak dari duduknya,pergi menuju parkiran mobil di sana. Aku menunggu sendirian sambil menatap orang-orang yang berlalu lalang sambil menggoes sepeda.

Handphone-ku berbunyi, "Aku lupa ada janji bareng Kak Dito." ucapku.

Aku menjawab panggilan telepon darinya, "Hallo kak,"

"Aku ganggu gak?" tanya Kak Dito.

"Enggak sih kak, kenapa gitu? "

"Kamu lagi di mana?"

"Di taman,"

"Yasudah aku kesana, "

"Ok, ada Kak Reyner juga nih. Aku tunggu ya kak."

Hening sebentar.

"Hmm.. Maaf nih Ann, aku mendadak ada janji. Lain kali ya aku ke sana. Nanti di kabarin lagi."

"Oh gitu, yaudah iya. "

Panggilan tertutup,aku bingung soalnya Kak Dito tiba-tiba ada perlu. Mungkin masalah pekerjaan kali ya, saat sedang berfikir sebuah gelembung  sabun mengenai pipi kananku.

Anak-anak datang menghampiriku, sambil meniup gelembung sabun ke sekeliling-ku. Aku takjub benar-benar kembali ke masa kecil. Anak-anak lalu bernyanyi lagu Cherrybelle, begini bunyinya "Don't cray, dont be shy. Kamu cantik apa adanya!"

Aku terpana melihat tingkah anak-anak barusan, so cute. Seseorang bersembunyi di balik kamera.Orang itu tak lain adalah Kak Reyner. Dia merekam kejadian tadi, anak-anak sangat excited karena direkam. Lalu mereka pergi karena di panggil orang tuanya.

"Kak ih, kasih kejutan kok nggak bilang-bilang. "

Kak Reyner masih asik merekam-ku, "Kalau bilang nanti bukan kejutan dong namanya! "

"Oh iya, lupa. "

"Coba bilang sesuatu? " pinta Kak Reyner.

Aku bingung mau bilang apa, "Hello, Aku Anna. Hari ini aku lagi di taman, tadi aku habis makan Harum manis, tau nggak seseorang yang merekamku juga nggak kalah manis xixi. "

Aku melihat senyuman yang indah terlihat di wajahnya, aku melihat sebuah kotak di sana. Aku teringat paket Kak Reyner yang seharusnya datang hari ini.

"Kak paket, "

"Hah, paket apa? "

"Paket Kaka yang dari luar negeri!"

Kak Reyner berfikir lalu ia ingat, dia kemudian berlari menuju parkiran untuk menyalakan mobil. Aku masih diam disini, Kak Reyner kemudian balik lagi ke arahku lalu menarik tanganku. Tanpa sadar kamera masih merekam.

Di mobil aku mematikan kamera yang sedari tadi merekan kami berdua, kak Reyner menancap gas agar bisa segera sampai ke rumahnya.

Masih beruntung, waktunya pas. Paket sampai ditangan Kak Reyner. Aku mencoba mengintip itu paket apa,namun aku juga belum tahu.

Kak Reyner menaruh paket itu ke kamarnya, aku menunggu sambil duduk di sofa. Aku melepas topi yang sedari tadi kupakai.

Kak Reyner menghampiri sambil membawa segelas air putih, "Kak tadi paket apa? "tanyaku.

"Gak usah kepo," balasnya pelit.

"Kepo kan menambah wawasan. " Ucapku kesal.

"Di dekat sini ada salon, kita kesana sekarang?" ajaknya.

Aku baru ingat bahwa aku harus merapihkan rambutku, alhasil aku diajak kak Reyner pergi ke salon dekat rumahnya.

Aku meminta gaya shaggy bob dengan poni belah tengah. Ujung rambutnya dibuat choppy alias tak beraturan. Aku suka dengan hasilnya sangat bagus dan rapih.

Aku dan Kak Reyner berjalan bersama menuju rumahnya, aku terus bercermin melihat diriku dengan gaya rambut baru. No bad.

"Udah jangan terlalu di pandang terus!"

"Aku cantik kan? "Ucapku sambil berjalan berlawanan dengan Kak Reyner hanya untuk menunjukkan gaya rambutku.

Aku menatap wajahnya yang ikut senyum. Aku hampir saja tersandung, untungnya kak Reyner dengan sigap menarik lenganku lalu aku tanpa sengaja dipeluk olehnya.

Jantungnya bedegup kencang, aku merasakan itu, ritme-nya seirama dengan jantungku yang terus bedegup. Aku melepaskan diriku dari pelukannya.

Kami kembali jalan, rasanya canggung. Sesampainya di rumah Kak Andi melambaikan tanganya menyapa kami berdua, tangan kirinya membawa beberapa bungkus chicken.

Di belakang tubuhnya muncul Anindya, katanya ia ingin memberi kejutan namun terlanjur ketahuan.
Anindya tidak tahu saja, bahwa aku memiliki mata elang.

Kami berempat makan chicken traktiran Kak Andi, "Ann, rambut pendek sangat cocok di kamu!" ucapnya. Pasti Anindya sudah cerita tentang kejadian tadi.

"Makasih pujiannya, "

"Ngeliat kamu, kayanya aku juga pengen potong rambut deh!" Gumam Anindya.

Setelah habis memakan Chicken, Kak Andi dengan iseng nya merekam kegiatan selanjutnya. Kami berempat berkaraoke.

Aku sangat Excited, karena suaraku memang the best jadi aku percaya diri.  Aku menyanyikan lagu galau yang viral tahun ini, Tulus-Hati hati di jalan.

Di lanjut Anindya dengan lagu barat Cold play-Fix you. Kak Andi menyarankan lagu korea, kami berempat jadi asik dance korea dengan lagu BTS-Permission To Dance.

Hari ini super seru, sampai kami berempat ke lelahan karena asik nge-dance. Karena tak tahan,aku langsung menuju kamar mandi atas, saat sudah buang air kecil aku mengintip kamar Kak Reyner.

Aku iseng masuk, di meja dekat laptopnya. Aku melihat foto seorang wanita. Tertulis di belakang foto 'Sindy'.

Aku bertanya-tanya dia siapa,dari bawah Anindya terus memanggil namaku. Aku pun menaruh kembali foto barusan ke tempatnya semula.


The Language of the sky and Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang