BAB 1 Langit Mendung

25 2 4
                                    

"Melalui Novel, drama, film yang ber-genre romantis dan komedi. Aku cerah dibuatnya,langit-ku berwarna abu. Oh iya, akhir-akhir ini aku sering menonton vidio di YouTube,langit yang mereka tunjukan sangat indah,seolah langit abu bisa memudar menjadi langit biru. "

Aku berdiri di sebelah adik-ku,menguatkannya agar tidak terlalu larut dalam kesedihan.Di pemakaman hari ini, aku berusaha menahan tangis melihat Ayah yang sedang terbaring di tanah.

Di rumah adik tetap menangis,ku biarkan hari ini dia menangis hingga air matanya surut.

Duka mendalam ketika melihat ibu yang terus menunduk dalam tangisnya, memegang foto Ayah.

"Bu, makan dulu nanti kalau sakit bagaimana? "

"Ibu belum lapar."

Aku keluar dari rumah mencari udara segar,melihat ke atas. Langit menunjukkan bela sungkawanya.

"Permisi,bu Indah. Keluar,Suami ibu memiliki hutang kepada kami sebesar 200 juta rupiah."

"Bisakah kalian bicarakan ini esok saja,"

"Saya tahu ibu sedang sedih, tapi hutang wajib dilunasi. Mohon untuk membayar nya minggu depan."

Pria berotot kekar itu menagih hutang, dengan setelan serba hitamnya. Ia nampak menyeramkan.

Hari ini aku telah kehilangan seseorang,seharusnya ia hilang saja. Mengapa meninggalkan sebuah tanggung jawab?

"Akan aku bayar hutang ayahku,"

Pria ber-jas hitam itu berbalik badan lalu pergi,kedatangannya sangat menakutkan.

Menjalankan aktivitas sehari-hari dengan bersekolah,memakai seragam putih abu.Semua orang bersemangat pagi ini,kecuali aku.

"Anna, aku ikut sedih atas kepergian Ayahmu. Uh.. Aku khawatir kamu mungkin harus putus sekolah,"

Lagi-lagi Elsa berulah, ucapannya menyambut hariku yang buruk.

"Tenang saja,aku akan lulus dengan nilai terbaik. Kamu tidak perlu khawatir."

"Tentu saja, kamu yang kedua."

" Tentu, kamu yang ketiganya? "

"Bukan begitu,aku yang pertama. Anna jangan pergi dulu,"

Aku cukup populer disekolah,hingga banyak orang jarang menjadi temanku. Mereka yang kadang makan siang bersama hanya sebuah kepalsuan, nyatanya tak ada yang mau berteman denganku.

Aku dikenal 'Cuek',kepekaanku terhadap cowok disekolah ini juga tidak berkembang.Aku memang sering menolak ajakan pacaran.

Aku menarik napas dalam-dalam sebelum masuk ke ruang guru, kuharap tidak membahas masalah iuran sekolah bulan ini.

" Anna, untuk bulan ini kamu menunggak spp. Ibu harap bulan depan kamu mampu bayar,"

"Saya akan usahakan bu, oh iya kalau saya harus kuliah,jurusan apa yang banyak lowongan kerjanya?."

"Emm...,nilai kamu cukup bagus. Bagaimana kalau akuntansi?"

"Tapi saya anak IPA, kalau begitu saya harus lintas jurusan? "

"Sulit kan, kamu belajar yang rajin lagi,pasti masuk kedokteran."

Aku memikirkan bagaimana caraku kerja nantinya, kuliah kedokteran terlalu berat karena biaya nya.

Memikirkan biaya sekolah adikku satu-satunya,aku mungkin tidak bisa duduk dibangku kuliah.

Dalam perjalanan pulang sekolah hari ini,di bus aku duduk di dekat jendela, disampingku ada dua orang cowok yang mengganggu pikiranku.

The Language of the sky and Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang