"Siang hari Langit berwarna biru muda, awan bergeser pelan.Matahari dengan sinarnya yang terik, menyengat ke kulit, tak sengaja membakar. Biarpun hari ini panas berpasangan dengan macet, Kota ini tetap memiliki keindahan yang terbiasa sembunyi di balik lensa, Jakarta masih menjadi kota istimewa,karena kota ini tidak jauh dari Bandung, tempat tinggalku."Ujar Langit dalam vidionya di Sky Language.
Aku memutar salah satu vidio Sky Language, yang mana ini karya Kak Reyner dan Kak Andi. Aku selalu suka dengan apa yang mereka ucapkan dalam vidio ini, selain itu mereka berdua sangat pandai mendokumentasikan apa yang mereka rekam.
Minggu depan adalah Ujian Nasional, tidak terasa ya sebentar lagi aku lulus. Aku sedang duduk di kelas,suara Bayu menggangguku.
"Ann, bagi minum. "
Sore ini semua murid kelas XII, sedang melakukan pelajaran tambahan. Padahal kantin masih buka, Bayu saja yang terlalu malas berjalan untuk membeli minum. Terlebih lima menit lagi, Bu Ira akan datang mengajar.
Aku mengambil botol minum yang kubawa dari rumah, aku membawa botol ukuran kurang dari satu liter sebagai antisipasi untuk mencegah dehidrasi.
Aku menyerahkan botol minumku kepada Bayu yang memang duduk di belakangku. "Nih, "
Bayu mengambil botol dari tanganku, saat ia hendak meneguk air. Aku kembali mengingatkannya,"Jangan sampai kena bibir kamu ya Bay! Awas ya. "
Bayu memasang wajah kesal karena ia hendak minum tapi tidak jadi karena Aku mencegahnya. Dia kemudian mengangguk lalu meneguk air tanpa menyentuh bibirnya ke botol minumku.
Mila datang dengan suaranya yang cempreng, "Cie.. Kalian pacaran ya?"
"Apaan si Mil,"Gerutuku.
"Eiya canda doang, eh Ann ntar pinjam catatan pelajaran tadi ya."
Aku mendengus kesal, kenapa harus pinjam segala sih. Bukanya dia tinggal nyatet aja apa yang disampaikan bu guru. Mila memang begitu, sifatnya selalu sama. Dia malas memperhatikan selama jam pelajaran. Kalau ada tugas dia malah memilih nyontek daripada berusaha mengerjakan.
"Nggak mau, lagian kamu kan bisa nyatet sendiri." Tolakku.
Mila menatapku, "Ann pelit banget jadi orang."
"Bodo amat, kamu mikir dong Mil sekali-kali."
"Sensi amat lu Ann hari ini,"
Mila pergi dan mendekati bangku Elsa. Sama sepertiku Elsa juga menolak, "Mil, apa yang gue tulis itu mahal lo mau bayar pake apa hah?"
"Awas ya El, lagi pula gue deket sama Arka. Gue bahkan bisa rebut dia dari lo!"
Elsa yang sedang duduk di bangku nya langsung berdiri,"Jangan ganggu hubungan gue sama Arka, lo itu cuma kutu yang keliaran sana-sini nyari darah.Lo nggak lebih baik dari sampah."
Aku kaget mendengar kalimat yang terucap dari mulut Elsa, dia berubah menjadi galak ketika semuanya menyangkut Arka. Segitu cintanya dia sama Arka.
Para cowok dikelas bersorak ria memprovokasi agar Elsa dan Mila berantem. Syukurlah bu Ira datang tepat waktu. Jadi bisa melerai perkelahian.
Bu ira menjelaskan mengenai Aljabar, aku berusaha fokus, tapi entah kenapa mataku terus saja semakin sayu. Sesekali aku mengumpet di bekakang punggung Chika yang duduk di depanku hanya untuk menguap.
Pelajaran berakhir dengan aku yang tak terlalu fokus memperhatikan, aku pulang dengan Anindya. Di koridor kami bertemu.
"Ann, sumpah tadi nggak ngerti sama pelajarannya. "
"Sama Dya, aku ngantuk terus,takut nih kalau hasil ujian nanti malah zonk."
" Janganlah kita harus belajar ekstra. Mangats! "
Bayu datang tanpa aba-aba, "Ngapain pusing. "
"Bay ini UN bukan ulangan tengah semester. " ucap Anindya.
"SKS aja, santuy! " Ucap Bayu dengan sangat santai dan senyum semringah nya.
Aku terlalu malas meladeninya, seseorang dari luar sekolah sepertinya sedang ingin bertemu denganku.
"Woy Ann ada kak Dito!" Ucap Anindya.
Aku melihat dan melaimbaikan tangan untuknya, "Ann,cepet sono gih. Kita pulang bareng nya lain kali aja." Ucap Anindya.
Aku menghampiri Kak Dito,dia lalu memberikanku dua botol jus jeruk. Dua belah pipi-ku ditempelinya botol jus jeruk. Dingin, tapi terasa menyegarkan karena aku hari ini memang sedang pusing akan pelajaran.
Kak Dito memberikan helm bogo miliknya untuk kupakai, tapi kedua tanganku memegang botol jus jeruk, alhasil Kak Dito yang memakaikan helm untuku pakai.
Kami berdua melaju menuju sebuah rumah makan, sambil menunggu pesanan datang Kak Dito menunjukan sebuah foto yang tak sengaja ia potret saat pertama kali bertemu denganku.
"Kupikir yang terpotret itu saat aku jatuh, rupanya bukan. "
"Ini sebelum kamu jatuh, kamu nampak cantik di foto itu. "Pujinya.
"Makasih loh kak, aku tersipu nih!"Ucapku.
Dua piring ayam kremes dengan dua es teh hangat datang, kami berdua menikmati makanan yang sudah dipesan. Sambil sesekali mengobrol mengenai tutorial mengambil foto agar hasilnya fotogenik.
Aku pulang diantar Kak Dito, tiba di rumah seperti biasa aku lanjut mandi dan beribadah shalat, setelahnya aku beristirahat sebentar sebelum lanjut belajar.
Aku membuka laptopku dan mulai menonton vidio pembelajaran, sambil menyatat materi yang di sampaikan.
Sejujurnya aku masih bingung untuk lanjut kuliah setelah lulus, jadi aku mengambil gap year, ibu awalnya tidak sependapat tapi aku berhasil meyakinkannya.
Kak Reyner menelepon, "Ada apa kak?" sapaku.
"Buka pintunya. " Titahnya.
Aku langsung beranjak dari kursi,sambil memakai kacamata dan mengenakan jaket pink milikku aku berjalan ke depan membuka pintu.
"Hai, "Sapanya sambil menunjukan kotak martabak manis rasa keju coklat plus kacang.
"Wah martabak,"aku langsung mengambil martabak yang dibelikan kak Reyner.
"Yaudah kalau gitu saya pamit, jangan lupa kunci pintunya dan belajarnya jangan terlalu keras nanti sakit."
"Kak Reyner, perhatian banget si. Suka ya sama aku."Ucapku dengan percaya diri.
Kak Reyner tersenyum lalu mengelus rambutku dengan pelan, "Saya pamit, good night!"
Kak Reyner pergi dengan mobil hitam nya, aku langsung menutup pintu dan menguncinya. Wangi martabak sangat membuat ngiler, aku belajar sambil makan martabak. Sangat nikmat. Kak Reyner tau saja bahwa aku kelaparan.
***
JANGAN LUPA FOLLOW YA ✔️
VOTE JUGA JANGAN SAMPAI KETINGGALAN ❤
DUKUNG TERUS CERITA INI YA, TERIMAKASIH ✔️❤
KAMU SEDANG MEMBACA
The Language of the sky and Love
Teen FictionHai, namaku Nur Anna. Gadis remaja dengan banyak cita-cita. Di akhir masa SMA,ceritaku di mulai. Berawal dari kasus Ayahku, aku juga tidak bisa menyangka ada hutang yang besar, yang Ayah sembunyikan. Dari pahitnya hari itu, ada sejumput manis yang...