BAB 9 Musim Panas

10 2 3
                                    

Follow dan Vote cerita ini ya ✔️Terimakasih.
Happy Reading's


Musim panas, banyak hal baru. Summer ,seolah satu kata ini benar-benar memberi kode bahwa di musim ini kita harus berlibur.

Ngomong-ngomong soal liburan pas banget nih ya, minggu kemarin aku dan semua teman di sekolahku sudah melaksanakan ujian semester satu. Sekarang saatnya Time for healing! 

Aku juga beruntung memiliki nenek terbaik, ter-the best. Akhirnya setelah sekian purnama, aku bisa memiliki smartphone. Neneku yang membelikan. Bahagia banget, akhirnya bisa comeback untuk scroll sosial media. Hihi, senam jempol biasalah!

Ngomongin pas di kampung, Aku sadar bahwa tidak semua pare di makan pahit. Ketika sudah di masak dan dicampur dengan banyak bumbu akhirnya pare justru nikmat. Rasa pahit di bulan itu kini perlahan sirna. Saat itu Kami berlima pulang dengan mobil hitam milik Kak Reyner, awal perjalan aman aja. Sayangnya hari itu hujan, tanah jadi kaya lumpur dan ngebuat mobil susah maju. Alhasil,kami pasrah beruntungnya ada tetangga neneku jadi mobilnya di titipkan dulu nanti juga diantar ke bengkel juga diantar ke pemiliknya lagi.

Kami berlima di beri tumpangan sampai ke terminal bus, akhirnya kami pulang dengan menaiki bus. Di kursi bus kan ada kursi dua dan tiga. Aku dan Anindya duduk di kursi dua. Sedangkan para cowok di kursi tiga, kami saling bersebelahan.

Seperti kalian tebak, aku di izinkan kembali sekolah di kota. Yepeyy, betapa hati ini sangat bangga dan bahagia.

Tring... Sebuah nada pesan masuk, aku melihat siapa yang mengirimi pesan barusan. Ternyata dari grup whatsapp. Grup yang di beri nama Out. Grup itu dibuat oleh Anindya, katanya musim panas ini kita harus liburan. 

Anindya : Guys, jalan-jalan yuk! Healing.

Anna: Yok ,yok.. 🚘

Andi: Gimana kalau pantai?

Anindya: Hmm...

Bayu: Kebun binatang aja liat kudanil lagi menguap, hihi.

Andi: Ah bilang aja kamu mau jenguk saudara ya Bay. Xixi!

Anna: Kak Rey,jangan nyimak doang..

Anindya : Tik... Tok... Mau kemana nih jadinya? 

Reyner : Dufan aja yang deket terus nggak ribet.

Anna: Kuy.

Anindya :Okeh.

Andi: Pakai mobil lu ya Rey!

Bayu : Saya mencalonkan diri sebagai supir.

Reyner : Emang punya SIM?

bayu: SIM? Surat Izin Mencintai?

Anna: Gaje kamu bay.

Reyner : Saya aja yang nyetir.

Aku membongkar isi lemari dengan semangat, mencari baju terbaik untuk di pakai. Padahal baju ada banyak tapi aku berasa semua baju ini nggak ada yang cocok.

Aku menghubungi Anindya, akhirnya Anindya menjawab panggilan Video Call-ku.

"Kenapa Ann? "

"Menurutmu dari kelima baju ini mana yang bagus? "

"Yang kanan bagus,  em..yang warna biru juga oke! "

"Oke aku pilih yang warna putih aja. Thank ya dya! "

"Kalau gitu ngapain VC? " ucapnya sebal.

"Sorry, hihi."

Panggilan terputus, aku bersiap dan mencoba memakai make up. Sebenarnya aku sudah sering berlatih memakai make up, yang paling susah itu pas pakai eyeliner dan eyebrow. Haduuh.. Lagi, lagi beda antara kanan dan kiri. Butuh konsentrasi penuh saat memakai eyeliner.

The Language of the sky and Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang