Part 49

240 17 1
                                    

Vote dulu yuk

Pagi-pagi sekali Ares sudah standby di depan rumah Uni kali ini Ares menjemput Uni untuk berangkat bareng ke kantor. Untungnya Uni bangun pagi jadi dia sudah bersiap.

Uni menghampiri Ares yang sedang bersandar pada mobilnya lalu memperhatikan penampilan Ares, memakai kemeja hitam dibalut dengan jas hitam yang membungkus otot-otot seksinya tak lupa memakai kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.

"Saya ganteng kan?" Tanya Ares congkak.

"Lebih mirip bodyguard." Kata Uni menelisik penampilan Ares yang serba hitam.

"Bodyguard dihati kamu." Ucap Ares lebay.

"Hah." Uni menganga tidak percaya Ares bertingkah begitu.

Ares memarkirkan mobilnya di depan restoran.

"Mas ini bukan di kantor?"

"Udah tau nanya."

"Ayo." Ares menggandeng tangan Uni.

Ares dan Uni menyantap bubur untuk sarapannya.

Selang 30 menit mereka sampai di kantor dan kembali ke aktivitasnya masing-masing. Sampai jam makan siang Uni pergi ke kantin bersama Zevanya dan Elsa, mereka berbincang satu sama lain hingga menjurus pada Uni dan Ares yang akan melangsungkan pertunangan.

"Cie yang mau dilamar." Goda Elsa.

Uni tersipu malu.

Sepulang kantor Uni diajak Ares ke butik nya mama nya untuk fitting baju yang dipakai saat acara tunangan.

H-1 lamaran

Semua karyawan kantor sudah mendapatkan undangan untuk pertunangan Ares dan Uni begitupun para rekan bisnis. Uni tidak diperbolehkan masuk kantor hari ini padahal hanya tunangan bukan menikah tapi keluarga Madhyapada sangat hati-hati tidak mau membuat calon mantunya itu kecapean pada saat acara.

Di rumahnya pun Uni tidak boleh membantu ibunya membuat kue. Disinilah sekarang Uni berada belakang rumahnya yang terdapat halaman yang sangat sejuk, bersama dengan sepupu-sepupunya. Paman Hilman kembali kesini membawa istrinya Hanin dan anaknya yang satu sepantaran dengan Andreas dan satu lagi berumur 3 tahun bernama Gia. Karena paman Hilman lah satu-satunya sodara almarhum ayah Uni yang akan menjadi wali nikahnya.

Sodara dari Ibu pun datang jauh-jauh dari Kalimantan namanya Bi Imah, ia adalah sodara yang pertama sedangkan Ibu yang ke 2 dan yang bungsu sedang berada di luar negeri. Tidak lupa nenek dari Ibu yang tinggal bersama Bi Imah pun ikut. Namanya nek Turoh. Kakek sudah meninggal jauh sebelum ayah meninggal. Sedangkan nenek kakek dari ayah pun sudah meninggal.

Bi Imah mempunyai 3 anak yang satu sudah menikah, yang ke 2 berumur 25thn namanya Intan dia harus bekerja jadi tidak ikut dan yang teterakhir sepantaran dengan Uni namanya Nesa. Tidak lupa suaminya Bi Imah namanya paman Darma.

Ramai sudah rumah Uni kedatangan para saudaranya jika Uni tidak tunangan maka kapan lagi akan berkumpul seperti ini, lebaran juga tidak setiap tahun kumpul begini.

Uni bermain bersama si kecil Gia yang sibuk dengan mobil-mobilan nya.

Sore hari Uni bersama keluarganya nyekar ke makam Almarhum ayahnya. Sudah lama juga Uni jarang mengunjungi makamnya. Sekalian Uni meminta restu ayahnya.

* Kediaman keluarga Madhyapada

Rumah utama Madhyapada tengah ramai didatangi para sodara dan sepupu. Ada kakek dari ayah namanya Barry Madhyapada sedangkan nenek sudah meninggal. Pak Kurniawan mempunyai 1 sodara perempuan yaitu Nisa Madhyapada berprofesi sebagai dokter, suaminya yang sama-sama dokter bernama Gery, yang tinggal bersama kakek Barry di Yogyakarta. tante Nisa memiliki anak kembar laki-laki dan perempuan yang berusia 3 tahun namanya Devina dan Devano Sedangkan anak laki-laki pertamanya nya sedang kuliah di luar negeri.

Mama nya Ares mempunyai 3 sodara, tante Lia, mamanya Ares dan tante Jessica. Tante Lia menetap di luar negeri jadi tidak bisa hadir mungkin nanti saat pernikahan Ares. Tante Jessica yang waktu itu menitipkan anaknya kepada Ares dan Uni. Sedangkan kakek dan nenek sudah meninggal. Hanya ada Nenek tiri yang sudah dianggap sebagai nenek kandung tapi sayang tidak bisa hadir.

Ares berusaha menghubungi Uni sedari tadi sangat berisik oleh keponakan yang kecil-kecil itu terus berlari kesana-kemari sambil berteriak.

Beberapa kali Ares menelpon tapi tidak ada yang mengangkat.

"Sabar besok juga ketemu." Ucap sang kakek.

"Eh kakek."

Walaupun sudah tua tapi Barry itu tipe kakek-kakek yang masih bugar badannya saja bagus. Ares dan Barry duduk di bangku luar samping rumah.

"Kamu ini punya calon ko ndak bilang-bilang kakek." Ares hendak dipukul.

"Hehe tadinya Ares pikir akan lebih baik langsung mempertemukan dengan kakek." Ares menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kamu persis ayah mu dulu juga tiba-tiba datang membawa calon saja yang sekarang jadi ibu mu." Ucap sang kakek.

"Main-main toh ke Jogja kakek mu ini sudah tua, sesibuk apapun pekerjaan kamu sempatkanlah bersilaturahmi." Lanjut kakek Barry.

"Nggih, besok-besok Ares main kesana." Jawab Ares.

"Cucuku sudah besar." Barry mengusap kepala Ares.

Asisten rumah tangga tengah menyiapkan makan malam untuk keluarga Madhyapada yang sedang berkumpul itu. Berbagai hidangan tersaji di meja makan yang besar dan panjang itu muat untuk 20 0rang. Setelah selesai keluarga Madhyapada duduk bersama di meja makan. Suara dentingan sendok dan piring memenuhi ruangan.

Selesai makan mereka kembali berkumpul di ruang keluarga. Ares dan Arselia bermain bersama si kembar yang belum mau tidur anak kembar itu sangat aktif sehingga kewalahan kalo mengasuhnya seorang diri.

"Om au endong." Ucap Devano.

"Hah?" Ares tidak mengerti bahasa anak kecil.

Devano terus merengek.

"Itu Devano mau minta gendong." Ucap tante Nisa.

Ares langsung menggendong Devano. Sementara Devina yang melihat kembaran nya digendong tidak mau kalah. Devina terus menarik-narik baju Ares.

"Waduh dua-duanya minta gendong."

Ares menempatkan Devina sebelah kiri dan Devano sebelah kanan.

"Pantes lo jadi bapak anak dua haha." Ucap Arselia.

Devano dan Devina malah ribut dalam gendongan Ares. Devano menjambak rambut Devina karena menginginkan dirinya saja yang berada dalam gendongan Ares, akhirnya Devina menangis dengan kencang. Walaupun mereka kembar kadang suka berantem kadang sayang-sayangan. Tante Nisa mengambil alih Devina dan Om Jery mengambil alih Devano kemudian menidurkan nya.

Kini Ares bersama Deris di bangku taman belakang rumahnya. Sengaja Ares menghubungi Deris karena dirinya tidak bisa tidur.

"Tenang besok kan cuma tunangan bukan menikah." Ucap Deris.

"Pala lu tenang."

"Biar gue kasih tau supaya lo ga gugup."

"Apa tuh?" Tanya Ares.

"Bayangkan aja lo itu sedang presentasi seperti biasa yang lo lakuin." Ucap Deris.

"Gitu ya."

"Udah mending lo tidur sana biar besok fresh ketemu calon istri." Kata Deris.

"Yaudah gue masuk. Lo?"

"Gue balik lah." Deris menepuk-nepuk bahu Ares.

Ares pergi ke kamarnya berusaha untuk tidur.

Gadisku UniQue (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang