Part 45

290 20 1
                                    

Tap..
Tap..
Tap..

"Huwaaa.. " Uni teriak mulutnya langsung dibekap oleh laki-laki itu.

"Mmm.. " Uni memberontak.

"Sutt.. Jangan berisik, ini aku Ares." Ares melepaskan tangannya dari mulut Uni.

"Mas Ares?" Uni mengerutkan dahinya.

"Kenapa mas bekap mulut aku?" Tanya Uni lagi.

"Ya abisnya kamu teriak-teriak ntar orang-orang dikira kamu diapa-apain lagi." Ares berkacak pinggang.

"Ya mas Ares kenapa diam-diam kaya gitu aku kira orang jahat." Uni ikut berkacak pinggang.

"Kamu dicariin kemana-mana ternyata di sini, untung tadi saya tanya Zevanya." Ares memijat pelipisnya.

Uni melihat ke arah pintu.
"Pintunya." Ucap Uni yang berlari ke arah pintu.

Gubrak..
Uni malah menabrak rak.

"Aww.. " Uni mengusap dahinya.

"Kamu si ga hati-hati." Ares menghampiri Uni akan mengusap dahi Uni dengan tangannya.

Ares melihat ke kemeja Uni.
"Kancing kemeja kamu lepas." Ucap Ares yang tidak jadi mengusap dahi Uni malah teralihkan ke kancing kemeja Uni.

"APA?" Uni melihat kancingnya terlespas 2 dari atas, ia langsung menyilangkan tangannya didada.

"Nih kamu pake jas saya." Ares menyampirkan jas nya dibahu Uni.

"Oh tidak pintunya." Uni menuju pintu mencoba membukanya tapi tidak terbuka.

"Mas Ares kenapa nutup pintu sih." Uni kesal.

"Emang nya kenapa?" Tanya Ares masih tidak ngeh.

"Pintu ini tuh kalo ditutup dari dalam bakal ke kunci ga bisa dibuka."

"Coba saya dobrak." Ares mencoba mendobrak.

"Percuma mas orang pintu besi gitu." Uni menyandarkan tubuhnya di dinding.

Ares menghentikan aksinya.

"Oh ya mas bawa HP ngga?" Tanya Uni.

"Saya tinggal di ruangan." Ucap Ares dengan entengnya.

"Ya ampunn, HP ku juga ada di laci meja kerja." Ucap Uni gereget.

"Ada orang diluar?"
"Brak.. Brakk.. "
"Tolong kita terkunci."
"Hellow."

Ares terus berteriak siapa tau ada yang mendengar nya.

"Percuma mas, orang-orang kantor udah pada pulang."

"Berarti kita terjebak disini dong." Ucap Ares.

"Iya dari tadi." Uni menghentakan kakinya.

Di ruangan arsip tidak ada jendela cuma ventilasi kecil itupun tinggi.

Ares berkeliling menuju rak-rak arsip.

"Mas mau kemana?" Tanya Uni.

Tak lama Ares membawa kardus-kardus bekas lalu menyusunnya menjadi tikar.
"Sini tidur." Ares menepuk-nepuk kardus itu.

Uni menghampiri Ares, lalu berbaring dengan paha Ares menjadi bantal. Sedangkan Ares bersandar pada dinding.

Ares mengusap-usap rambut Uni.
"Maaf ya gara-gara Mas kita jadi terjebak di sini."

"Gpp mas, aku seneng yang terjebak itu kita berdua bukan aku sama orang lain atau mas sama orang lain." Ucap Uni.

"Jadi kamu seneng nih berduaan sama mas?" Goda Ares.

Gadisku UniQue (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang