Prolog GK

84.1K 6.6K 345
                                    

ARMADA STORY

Hai hai hai
Welcome back to mu story
Dikarya kelima author 😍

Sebelum membaca komen keantusiasan kalian tentang cerita ini 😍

Vote dan komen dari kalian sangat ditunggu 💕

NOTED : 👇👇👇
(

Ini bukan cerita religi, tapi cerita anak armada. Jika ada yang tanya, berhijab gak ? Jawabannya enggak.
Tapi terserah kalian juga mau berimajinasi bagaimana, sesuka kalian aja, okey. Author tidak memaksakan)

****

❌ Bagi pembaca baru, cerita ini bisa dibaca terpisah, tanpa harus membaca cerita Farhan habibi dan Zaki Armada ❌

****

"Ma..." Sapa laki-laki tampan dengan nama lengkap Farhan habibi Al Faqir sembari menuruni anak tangga dengan kaos rumahannya berwarna putih. Sedangkan wanita paruh baya yang disebut 'mama itu mendongak dari bawah melihat wajah segar milik putranya yang sepertinya baru saja selesai membersihkan wajahnya.

"Tumben bangun siang, gak ada tugas?" Dengan menaikkan alis satu terangkat  ditambah lagi wajah heran. Bagaimana tidak, biasanya putranya itu tidak bisa berleyeh-leyeh apalagi bangun siang seperti sekarang.

Farhan mendekat lalu duduk didepan persis mamanya. "Heem" dehem singkat dari Farhan sebagai jawaban.

Fatimah -Mama Farhan- berdecak kala sang putra hanya bergumam singkat. untungnya Fatimah tidak lagi heran dengan sikap dingin sang putra. Percayalah, putranya hanya dingin kepada orang lain dan sikap dingin itu tidak berlaku pada dirinya. Lelaki itu akan bersikap lebih hangat.

"Nanti siang Farhan ke apartemen ma" ucap Farhan menyambung.

"Kamu baru dua hari di rumah utama, masak mama ditinggal lagi" dumel Fatimah protes.

"Farhan masih ada tugas yang belum diselesaikan ma. Janji, nanti Farhan luangin waktu buat menginap disini lagi" rayu Farhan.

"Terserah kamu saja" sahut Fatimah kesal.

"Ma...."

Fatimah menghela nafas panjang kala sang putra merayunya.Ya begitulah keadaan setiap harinya. Mempunyai putra super sibuk membuat Fatimah sangat susah untuk bertemu dengan Farhan apalagi mengingat sang Putra juga mempunyai tugas tak kalah pentingnya ditengah sibuknya kuliah.

"Iya iya, mama gak bisa marah sama kamu"

Farhan terkekeh pelan, merayu sang mama memang bukanlah sesuatu yang sulit. Karena sang mama memang tidak bisa marah kepadanya. Terkadang Farhan merasa bersalah sering menghabiskan waktu sendiri diluar. Namun bagaimana lagi, ia mengemban amanah besar yang tidak bisa ditinggal begitu saja.

Kendati begitu, Farhan tidak perlu khawatir akan keadaan sang mama setiap harinya, karena banyaknya para pengurus rumah yang akan menemani sang mama dirumah utama. Disisi lain, Farhan juga memutus Lexa untuk selalu memantau sekaligus melapor keadaan Fatimah setiap hari padanya.

Lexa merupakan supir pribadi sang Mama yang sudah puluhan tahun mengabdi dikeluarganya. Laki-laki paruh baya itu juga sudah dianggap sebagai paman oleh Farhan sendiri.

"Setelah ini anak-anak akan da--"

"HAY TANTEEE...." Tepat sekali, ucapan Farhan terhenti saat para sahabatnya sudah datang.

Fatimah seketika berbinar melihat para inti Armada datang. Terlebih lagi rumah utama akan lebih ramai. Fatimah menatap Farhan yang dibalas anggukan lembut dari sang Putra.

"Tau begitu mama masak buat mereka" ucap Fatimah.

"No. Farhan gak setuju, masih banyak chef rumah yang bisa memasakkan mereka. Farhan tidak mau mama kelelahan" tolak Farhan tegas.

"Hanya buat mereka sayang, lagi pula mereka pasti suka"

"Tapi ma--"

Obrolan keduanya terputus saat para inti Armada sudah berdiri didepan mereka. Mereka pun menyalami Fatimah dengan sopan.

"Apa kabar tante?" Tanya salah satu dari mereka, Zaki.

"Baik sayang" jawab Fatimah sembari mengelus pelan kepala Zaki yang membungkuk menyalaminya.

"Syukurlah" balas Zaki tersenyum.

"Hay tante, lama gak ketemu" sorak yang lain dengan wajah tengil seraya menaik turunkan alisnya.

Fatimah Hafal, siapa lagi jika bukan Baron. "Apa kabar nak?"

"Baik tante. Tante cantik gimana?"

"Sangat baik" jawab Fatimah terkikik sendiri kala dirinya disebut 'cantik.

Mereka pun duduk bersama diruang tamu yang cukup luas dan lebar. Zaki duduk disebelah Farhan disusul dengan Reno. Sedangkan Fahmi, Vano dan Baron duduk disebelah Fatimah layaknya anak itik berjejer rapi disamping Fatimah.

Asyik berbincang, Reno mendapat kabar membuat semua para inti armada menatap kompak kearahnya.

"Kita ada tugas baru" ucap Reno sembari memerhatikan ponselnya.

"Apa?"

"....."

Mereka langsung berdiri dari duduknya, membuat Fatimah merubah raut wajahnya cemas. Melihat itu Farhan mendekat, mengelus lembut bahu sang mama.

"Jangan khawatir ma, doakan anak-anak mama semua bisa mengatasi kasus ini dengan baik" ucap Farhan dengan lembut.

Fatimah menatap mereka satu persatu, kemudian mengangguk tersenyum. "Kalian hati-hati, semoga semuanya berjalan dengan baik dan aman"

"Siap Tante"

"Siap Ma"

Mereka pun bergegas pergi, sebelumnya Farhan mengganti pakaiannya terlebih dahulu. Yang pasti penampilan laki-laki itu akan tampak lebih berbeda ketika sudah mengemban tugas bersama para inti Armada lainnya.

Dengan mobil sport hitam, Farhan mengadarai mobilnya dengan yang lain berada dibelakang mengikuti. Masing-masing dari mereka sudah siap dengan earpice yang sudah terpasang ditelinga. Dengan jaket kulit berlogo kebanggaannya, mereka siap melakukan tugasnya.

Armada Geng.

***

Welcome back to my new story 🤍
Semoga suka yaa

Jangan lupa follow dulu, habis itu vote
Coment jika kalian penasaran dengan cerita ini.

Menurut kalian gimana nih gengs?

MY GIRL / Gadis Koala ( sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang