Aku pasti datang part 22

27.6K 3.3K 318
                                    


****

"Han, lo gapapa?" Zaki menghampiri Farhan dengan wajah panik. Cowok itu terkena luka tusukan kecil di bagian perutnya.

"Gua gapapa. Amankan aja mereka."
"Tapi luka lo--"

"Gue gapapa, Zak." Sela Farhan cepat. Meyakinkan.

Zaki menatap Farhan yang memegangi perutnya. "Bar !!" Teriaknya. Baron pun langsung berlari kearahnya.

"Ada apa, Zak?"

"Bantu Farhan, dia kena luka tusukan. Gue amankan mereka dulu." Titah Zaki.

Baron langsung mengangguk cepat, segera membopong Farhan ke tempat yang lebih aman. Sedangkan Zaki pergi membantu Reno dan yang lain.

"Bar, ini jam berapa?" Tanya Farhan di sela ringisannya.

"Jam sembilan lewat lima belas."

"Bawa gue ke gedung Ask galerie."

"Lo mau ngapain kesana?" Tanya Baron meninggikan suaranya. Merasa heran dengan ketuanya itu. Sudah tau terluka masih ingin berkeliaran.

"Gue ada janji sama Asha. Anterin gue, sebelum pestanya selesai."

"Tapi keadaan lo lagi kaya gini sekarang, Han."

"Gapapa, Bar. Gue gapapa. Jangan banyak tanya, anterin gue." Paksa Farhan.

"Tapi--" Baron berdecak kesal. Tidak tahu lagi dengan pemikiran ketuanya itu.

"Cepet, Bar."

"Ck, iya-iya." Akhirnya Baron membawa Farhan ke mobil. Sebelum pergi, Baron pamit pada yang lain.

****

Setibanya di depan gedung, Farhan langsung menganti pakaiannya dengan kemeja hitam yang memang sudah ia siapkan.

"Lo yakin gapapa?" Tanya Baron sekali lagi.

"Luka kecil aja, Bar. Cerewet banget sih lo." Kesal Farhan. Sedari tadi sahabatnya itu tidak berhenti bertanya berulang kali.

Baron berdecak, "Gue khawatir sama lo. Di mobil gak ada kotak obat?"

Farhan menggeleng sambil mengancingkan kemejanya.

"Darah lo gak berhenti-henti yang ada kehabisan darah."

Farhan menggulung lengan kemeja sampai sebatas sikut. Keluar dari mobil turut di ikuti Baron.

Farhan mengusap pelan bahu Baron, "Luka kaya gini bukan apa-apa bagi gue. Lo tau itu kan? Jadi tenang aja."

Baron memutar matanya malas, "Terserah deh. Kalau ada apa-apa hubungin gue atau yang lain."

Farhan mengangguk.

"Kalo gitu gue balik ke anak-anak lagi."

Farhan mengangguk lagi, setelah itu Baron masuk kedalam mobil dan benar pergi meninggalkan halaman gedung.

Farhan meringis saat nyeri di perutnya belum juga hilang. Farhan melirik jam di ponselnya, pukul sembilan lewat tiga puluh menit.

"Masih ada waktu." Ucapnya kemudian masuk. Demi tidak ingin mengecewakan gadisnya, Farhan berjalan sambil menahan sakit di perutnya.

****

Dengan dress hitam panjang, Asha duduk termenung di salah satu meja. Wajahnya sudah tidak lagi seceria saat pesta di mulai. Di liriknya jam ponselnya, waktu pesta hampir selesai tapi yang di tunggu-tunggu tak kunjung datang.

Asha menghela nafas panjang. Kemudian beranjak meninggalkan pesta. Moodnya sudah buruk, toh beberapa para undangan juga sudah pulang. Dan Asha juga sudah menemui mereka semua satu persatu.

MY GIRL / Gadis Koala ( sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang