Menebus kesalahan part 49

14.5K 1.1K 120
                                    

"Aku tidak ingin melihatnya terluka kembali."
-Farhan

****

Sampai malam tiba, Asha masih berada di markas. Gadis itu duduk di teras sambil memeluk kedua kakinya menunggu kedatangan Farhan. Asha berharap, malam ini Farhan pulang ke markas dan bisa bertemu dengannya. Sedangkan Galang duduk di kursi tak jauh dari gadis itu ikut menemani.

"Fafa... Kamu dimana? Kapan kamu pulang ke markas? Aku rindu Fa. Kamu baik-baik saja kan?" Batin Asha sembari terus menatap pintu pagar markas.

Asha memerhatikan keadaan markas, rasanya begitu sepi dan sunyi. Biasanya, markas Armada tidak pernah sepi, apalagi dengan kehadiran Baron, Vano dan Fahmi yang selalu meramaikan keadaan. Asha rindu itu semua. Rindu kebersamaan dan kehangatan yang Armada ciptakan.

Asha menelungkupkan wajahnya, air matanya kembali luruh tanpa di minta. Sambil terisak kecil Asha berharap semuanya baik-baik saja. Baron, Vano, Fahmi dari kesembuhan dan Farhan baik-baik saja. Semua kembali tenang dan damai.

Asha mendongakkan kepalanya saat kakinya di lempar sesuatu. Asha melihat sebuah batu kecil yang di balut kertas. Sesaat Asha menoleh kearah Alan, ternyata laki-laki itu tengah fokus dengan ponselnya, melihat Alan tidak menyadarinya. Dengan pelan, Asha mengambil kertas itu, lalu membukanya.

"Jika kamu ingin mereka bebas. Maka serahkan dirimu sendiri, datanglah ke tempat X sendiri. Jangan coba-coba membawa siapapun, atau nyawa mereka akan menjadi taruhannya."

Nafas Asha seketika tercekat membaca isi kertas itu. "Se-sebenarnya mereka siapa?"

Asha langsung memasukkan kertas tersebut saat mendengar suara mobil di depan pagar markas.

"FAFA !!"

*****

"Gimana, udah ketemu?" Tanya Zaki saat Farhan kembali masuk kedalam mobil.

Farhan menggeleng, "Gak ada orang."

"Terus, kita lanjut kemana ini?"

"Ke markas."

Zaki pun melajukan mobilnya meninggalkan halaman luas itu. Farhan memandangi gedung tinggi itu dalam diam. Kemudian keduanya pergi.

Satu jam perjalanan, tanpa terasa waktu sudah mulai gelap. Sepanjang perjalanan, dua laki-laki itu tidak berbicara banyak hal. Lelah, itulah yang mereka rasakan saat ini. Akhirnya, menempuh perjalanan cukup panjang, mereka tiba di markas.

"Lo tunggu di sini, gue cuma sebentar."

"Iya." Zaki mengangguk.

"FAFA !!"

Farhan mengurungkan niatnya untuk membuka pintu mobil saat mendengar teriakan yang beberapa hari ini di rindukannya. Farhan menurunkan kaca mobilnya, disana, sosok yang di rindukannya berdiri dengan mata berkaca-kaca. gadis itu senyuman manis kearahnya.

Rindu? Sudah pasti. Rasanya Farhan ingin berlari kearah gadis itu lalu memeluknya erat-erat, meluapkan rasa rindunya selama ini. Namun, itu semua harus di tahannya. Saat ini bukan waktu yang pas untuk menemui gadis itu secara terang-terangan. Farhan tidak ingin menempatkan gadis itu dalam bahaya 'lagi.

"Kalau lo kangen, temuin dia." Ucap Zaki.

"Gak bisa, Zak. Ini bukan waktu yang tepat. Kita pergi sekarang."

"Tapi--"

"Pergi, Zak."

"Dia kayanya nungguin lo, Han."

Farhan tau, bahkan hanya melihat dari mata gadis itu Farhan memahaminya jika gadis itu sedang menunggunya. Tapi apa boleh buat, masih banyak pengintai di sekitarnya. Farhan tidak bisa membuat gadis itu dalam bahaya.

MY GIRL / Gadis Koala ( sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang