MELINDUNGI MU PART 42

22.1K 3.1K 414
                                    

SEBELUM BACA, VOTE DULU GAYS !!

****

Di lorong rumah sakit, Farhan dan Asha berlarian sembari mendorong brankar bersama beberapa perawat rumah sakit. Di atas brankar sana sudah ada Baron tengah sekarat  bersimbah darah. Keadaan cowok itu lebih dari kata mengenaskan.

"Kak Baron, bertahan kak. Jangan buat Asha takut, Asha mohon, kak Baron harus bertahan." Asha terus menangis sesenggukan. Asha memegangi tangan Baron kuat-kuat, berharap cowok itu akan baik-baik saja.

Jika sampai terjadi sesuatu dengan cowok itu, Asha tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri. "Bertahan kak..." Asha terpaksa melepaskan pegangan tangannya saat Baron memasuki ruangan.

Asha memandang Baron di dalam sana, sampai akhirnya pintu tertutup. Asha menyandarkan punggungnya di tembok rumah sakit, sakit rasanya melihat seseorang begitu rela mengorbankan diri demi dirinya.

Asha merasa tidak pantas di lindungi hingga sedemikian. Pantaskah? Pantaskah dirinya mendapatkan perlindungan? Asha menggelengkan kepalanya merasa tidak pantas.

Asha tidak ingin melukai banyak orang lagi.

Farhan pun tak kalah merasa bersalahnya atas kejadian yang menimpa sahabatnya itu. Seandainya dirinya datang lebih cepat, mungkin Baron tidak akan sampai seperti sekarang ini.

Farhan menolehkan pandangannya pada Asha. Farhan tau, gadis itu pasti begitu terpukul dengan kejadian yang menimpa Baron. Farhan mengulurkan tangannya hendak memeluk menenangkan, namun Asha menghindar.

"Girl..."

Asha menggeleng seperti orang linglung, "Ak-aku pengen sendiri dulu, Fa.." lirihnya, masih merasa tak percaya.

Hati Farhan begitu teriris rasanya melihat gadisnya seperti itu. Tidak, Farhan tidak mau Asha menyalahkan dirinya sendiri. Farhan berusaha mendekat lagi, namun lagi-lagi Asha menghindar tidak mau.

"Jangan dekat-dekat aku, Fa. Aku gak mau Fafa juga terluka karena aku..."

Asha memegangi kepalanya saat kepingan-kepingan memori kematian kedua orang tuanya itu kembali terlihat.

Arggh !!

Asha mengerang merasakan sakit luar biasa di kepalanya.

Kamu pembunuh !

Kamu pembunuh !

Kamu yang sudah menyebabkan kedua orang tua mu mati !

Kamu harus mati !

Asha, kamu harus mati !

Baron celaka karena kamu !

Kamu pantas mati !

Asha semakin tak terkendali saat bisikan-bisikan itu terus menghantuinya.

"Tidak, aku bukan pembunuh." Teriaknya.

"Asha, tenang, sha. Tenang !!" Farhan mencoba mendekap tubuh Asha, meski gadis itu berupaya terus menolaknya.

"Enggak, aku bukan pembunuh, Fa. Ak-aku bukan pembunuh. Bukan Fa..."

Farhan langsung memeluk paksa gadisnya. "Tenang sayang. Tenang, kamu harus kontrol diri kamu. Tenang ya..." Farhan mengeratkan pelukannya. "Tenang sayang..."

Asha terus meracau tidak jelas di pelukan Farhan.

"Girl... Apapun yang sudah terjadi, itu semua karena takdir. Jangan pernah menyalahkan diri sendiri atas apapun. kamu mengerti."

"Fa... Aku bukan pembunuh."

"Aku tau." Farhan semakin memeluk erat Asha sampai gadis itu terdiam tenang. Masih dalam posisi yang sama, Farhan membawa gadisnya duduk.

MY GIRL / Gadis Koala ( sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang