~ Disaat dirimu lelah akan semua hal, pejamkan matamu lalu tidur, selesai bukan😎 ~
I
I
I🥀✨🖤✨♥️✨🖤✨♥️✨🥀
☘️ Happy reading.....
==> ~~~
Jakarta, rumah sakit Y'H group.
"euughh.."
"Sayang kamu sudah sadar?" Tanya wanita paruh baya yang sedari tadi menunggunya.
"Kalian siapa?"Deg
"Pai, kamu lupa sama kami nak, ini bunda kamu dan ini ayah kamu, kamu gak inget sayang? Mas ini gimana, kenapa Pai lupa sama aku mas" Isak tangis wanita itu sambil memeluk suaminya.
Pai? Pai siapa? Tapi aku Houyu, bukankah seharusnya aku sudah meninggal, kenapa aku ada di rumah sakit, dan siapa mereka? Batin Houyu setelah mendengar ucapan seorang ibu yang mengaku bundanya.
"Bun, tenang dulu kita panggil dokter dulu ya buat periksa anak kita,"
Kemudian pria dewasa itu keluar untuk memanggil Dokter, di sisi lain Houyu hanya menatap polos ke arah mereka, dan tiba-tiba saja ada kepingan-kepingan ingatan asing yang masuk ke kepalanya.
"Aarrrggghhhh....." Teriak Houyu sambil memegangi kepala yang begitu sakit karna kilasan-kilasan memori asing yang masuk ke kepalanya membuat dia pusing dan pingsan.
~=~=~=~=~=~
Di Padang rumput yang sangat menyejukkan dan begitu indah di pandang Houyu berkeliling untuk mencari seseorang yang mungkin saja bisa membantu nya, dan bertanya di mana ini.
"Pluk"
"Astaga setan" kaget Houyu sambil memengangi dadanya.
"Enak aja ganteng-ganteng gini di bilang setan, huft. Eh tapi emang iya sih"
"Yee dasar bocah prik"
Dan di balas cengiran sampe mata arwah itu melengkung membentuk seperti bulan sabit.
"Houyu aku mau minta tolong sama kamu."
"Kok Lo tau nama gue, gue aja kagak tau lu, apa jangan-jangan Lo stalker ye, emang sih gue terkenal."
"Perasaan aku belum muji kamu, kok kamu udah terbang aja sih, ish. Diem dulu ih aku mau ngomong, jangan di potong!" Teriaknya karna melihat Houyu yang seperti akan menjawabnya.
Hehe
"Jadi kenalin aku Patrick Nattawat Finkler, biasa di panggil Pai sama orang-orang yang Deket sama aku, nah tujuan ku nemuin kamu di sini, aku tuh mau minta tolong sama kamu, tolong lanjutin hidup aku ya, aku tau kamu masih belum pengen mati kan, nah karna aku baik hati dan tidak sombong, makanya aku mau bantu kamu wujutin itu, soalnya aku mau istirahat dulu, jadi mau kan?"
"Gila nih orang." Batin Houyu menjawab pertanyaan orang yang namanya Pai ini dalam hati.
"Aku bisa denger ya kamu ngomong apa, jadi bantuin aku ya, ya ya." rayu Pai dengan mata puppy eyes nya.
"Gue dapet apa kalo bantuin lu?" Tanya Houyu sambil menyedekapkan tangannya di dada
"Emmm kamu bisa miliki tubuh aku sepenuhnya, dan kamu juga bisa berbuat apapun terhadap tubuh ku dan orang-orang di sekitar ku, dan kamu tadi juga sudah mendapatkan sebagian ingatan ku, jadi bisa di katakan sepenuhnya tubuh aku menjadi milikmu, setelah terbiasa sedikit demi sedikit kamu akan dapat ingatanku sepenuhnya, udah ya waktu ku gak lama, semangat berjuang Houyu, aku mengandalkan mu, bye bye sampe ketemu lagi." Dan Patrick pun menghilang.
Houyu yang masih mencerna ucapan Patrick pun masih linglung, bisa-bisanya ada orang seenaknya saja memerintah nya, xavier saja tidak berani, lha ini bocah bukan siapa-siapa berani-beraninya merintahnya, trus gue pulang ke raga dia gimana ogeb, bisa-bisa nya nyuruh-nyuruh tapi gak ngasih tau gimana baliknya, dasar prik! Begitulah kira-kira ocehan Houyu dalam hatinya, sampai dia gak sadar ada cahaya putih di belakangnya dan menariknya masuk ke dalamnya.
~🍑~
Di sebuah ruangan serba putih tampak seseorang yang masih asik tertidur lelap di atas brangkar lengkap dengan infus yang masih terpasang setelah beberapa menit lalu sadar, dan kedua orang tua yang masih setia menunggu sang putra kesayangannya untuk bangun.
Yap dia adalah yin houyu atau sebut saja namanya sekarang Patrick Nattawat Finkler.
Tanpa di sadari kedua orang tua yang menunggunya itu, jari mungil pai bergerak pelan di ikuti mata indah yang sedikit terbuka menyesuaikan cahaya yang masuk ke netra matanya, dan tangan halus wanita yang sedari tadi mengelur puncuk kepala Pai seketika berhenti melihat anak kesayangannya telah sadar.
"Sayang kamu sudah sadar? Kamu butuh sesuatu?" Raut wajah lelah, namun di matanya terdapat pancaran kebahagiaan itu menyambut indra penglihatan Pai.
"A-ir" hanya itu yang bisa di ucapkan karna Pai merasa tenggorokan nya sangat kering.
Dengan tlaten wanita yang mengaku bundanya itu mengambil kan air yang berada di nakas lalu memberikannya kepada Pai untuk di minum, setelah selesai di kembalikan lagi gelas itu di atas nakas.
"Sudah enakan Pai?" Yang hanya di jawab anggukan dari sang empu.
"Kata dokter kamu mengalami hilang ingatan atau amnesia ringan karna benturan di kepala yang cukup keras, tapi jangan kawatir perlahan ingatan kamu akan kembali, tapi jangan terlalu di paksakan ya sayang" lagi-lagi Patrick hanya menganggukkan kepalanya.
"Kamu pasti bingung ya, ini bunda kamu Pai." Ucapnya sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Bunda namanya Alicia hardadinasya dan ini ayah kamu, namanya Darius Sinathrya Finkler, dan kamu Patrick Nattawat Finkler, kamu juga punya kakak namanya Naisya dirlya Finkler, tapi kakak kamu lagi sekolah makanya belum bisa kesini, gak papa kan?" Alic menjelaskan sambil mengelus pucuk kepala Patrick, karna takut anak itu lupa akan dirinya.
(Mulai bab ini kita panggil yin Houyu dengan Patrick yes, kita tenggelamkan dulu nama Yon Houyu)
"Bun, Pai udah inget kok sama bunda dan ayah, maaf ya tadi Pai lupa." Balas Patrick dengan menundukkan kepalanya sambil memain kan jadinya (👉👈) kebiasaan Houyu dari dulu ketika dia sedih dan terbawa meski di tubuh yang berbeda.
"Tidak apa-apa sayang, kita paham kok, sekarang Pai istirahat ya biar cepat semb-." Belum selesai Darius mengucapkan kata-kata nya sudah di potong terlebih dahulu sama Patrick.
"Pai udah sembuh kok yah, sudah sehat, jadi sudah bisa pulang, so-"
"No Pai!" Potong keduanya bersamaan.
"Tap-"
"Kamu baru bangun dari koma Pai, masih butuh istirahat dan perawatan dokter."
"Tapi Pai beneran udah sehat yah, Pai istirahat di rumah aja ya, Pai gak betah di rumah sakit, bau obat Pai gak suka" ucapnya memohon sambil menunjukan puppy eyes nya, dan benar saja siapa sih yang berani menolak tatapan mata indah itu.
"Ya udah ayah tanya dokter dulu ya kamu boleh pulang atau gak hari ini"
"Yeaayy sayang ayah banyak-banyak" teriak Patrick sambil mengangkat kedua tangannya kemudian bertepuk tangan ria mengabaikan infus yang hampir terlepas dari tangannya.
"Pai pelan-pelan sayang, itu infusnya hampir lepas dari tangan kamu" tegur alic dan di balas cengiran manis dari Patrick.
"Kenapa anak gue jadi gemesin banget sih, bocah banget" begitulah batin kedua orang tua Patrick.
~🍉✨🍑~
🥀 To be continued....
✨🖤✨♥️✨ Unek-unek ✨🍉✨🍑✨
☘️ Jadi aku nulis ini tuh karna kegabutan ku aja, maaf kalo gak sesuai atau gak nyambung.
☘️ Karna aku orangnya malesan, aku gak ngedraf dulu, alias begitu pengen nulis langsung nulis trus langsung aku publish, jadi harap maklum kalo banyak typo n gak sesuai.
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigrasi boy (END)
RandomAku publish ulang buat kamu yang kangen cerita ini.❤️ angap saja crita transmigrasi yang sering kalian baca. Kata kunci : "Jangan percaya pada siapapun, dan jangan memihak siapapun" ini cuma karya iseng ku, jangan terlalu berharap sama ini cerita. s...