transmigrasi boy (END)

21.

~terlalu naif untuk di jadikan sebuah sandaran~

🥀✨🖤✨♥️✨🍉✨🍑✨🥀

🌷 Terserah kalian deh, cape aku ingetin jangan vote tapi masih bandel.

☘️ Happy reading...

Flashback on

Dua anak kecil berbeda umur dan jenis kelamin sedang asik bermain bersama babysister nya di sebuah taman dekat dengan kompleks rumahnya, dan di kawal beberapa bodyguard.

"Patrick pelan-pelan"

"Ndak mau, ayo kejal patlik kak nai"

Ya mereka Naisya dan Patrick, saat itu nai sedang berumur 6 tahun dan Patrick 5 tahun, mereka setiap sore sering bermain di taman dekat komplek sambil menunggu orang tuanya pulang dari kantor.

"Awas ya nanti kalo ketangkep, gak kakak lepasin"

"Ndak bisa, Ndak bisa, wlek" ucap Patrick kecil sambil berlari mengejek nai.

Bruk

"Patrick!"

"Huaaaa kak nai, kaki Pat sakit, batunya jahat bikin Pat jatuh..huaa" teriak Patrick kesakitan karna habis jatuh.

Nai yang melihat itu segera berlari menghampiri Patrick dan menenangkan nya.

"Sttt Diem ya, adek kakak kan kuat, masa gini aja nangis" ucap nai sambil memeluk dan mengelus pelan punggung Patrick.

"Hiks, tapi beldalah kak" adunya sambil menunjuk kakinya yang memang mengeluarkan darah sedikit.

"Kita obati ya, yuk ke bibi biar di obati lukanya" ucap nai sambil mengajak Patrick berdiri.

"Hu'um"

"Pat bisa jalan?"

"Bisa kak, tapi pelan-pelan ya"

"Ok"

Nai dan Patrick berjalan ke arah babysister yang menunggunya.

"Lhoh kok Ndak ada ya Pat" ucap nai

"Apanya yang Ndak ada kak" Patrick menegakkan kepalanya menghadap nai, karna sedari tadi dia focus ke jalan dan memperhatikan kakinya yang luka.

"Itu paman bobygualdnya" ucap nai cedal yang masih belum bisa mengucapkan bodyguard dengan benar.

Patrick mengedarkan pandangannya dan benar saja tidak ada satupun bodyguard yang mengawasi mereka.

"Iya kak, itu kenapa bibi juga bobok di situ" tunjuk Patrick kearah pengasuh yang pingsan di atas tikar.