5.

6.8K 549 21
                                    

~ terlalu sering berharap hingga lupa bagaimana cara meminta ~

I
I
I

~ sebuah kehaluan semu tapi sangat terasa nyata ~

🥀✨🖤✨♥️✨🖤✨♥️✨🥀


☘️ Happy reading...

Semua siswa SMA Gridayasa sudah memasuki kelas masing-masing karna pembelajaran sudah di mulai, begitu pula dengan Patrick yang tengah focus memperhatikan guru yang sedang mengajar, sampai atensinya teralihkan dengan notifikasi pesan masuk.

Iel🍉

Ruang prvt

Paipai🍑

Ok

Setelah membaca dan membalas pesan itu Patrick ijin ke guru dengan alasan ke toilet.

Patrick berjalan menyusuri koridor menuju ruang pemilik sekolah, ruangan itu hanya bisa di masuki menggunakan sandi atau kartu akses yang hanya di miliki oleh pemilik sekolah, meski Patrick bukan anak dari pemilik sekolah, tapi Patrick mempunyai kartu akses itu.

Kenapa Patrick memilikinya? Bukankah punya sahabat perlu di manfaatkan 😎 becanda elah, tentu saja karna Daniel yang memberikan nya.

Ceklek

Pintu di buka, Patrick pun langsung masuk dan mengedarkan pandangannya sampai matanya menatap ke arah laki-laki tinggi yang sedang duduk di sofa sambil memainkan laptop nya.

"Ngapain manggil?" Tanyanya sambil berjalan menuju ranjang yang ada di situ untuk merebahkan badannya yang terasa pegal.

Memang dirungan itu terdapat kasur, meja, kulkas dan sofa, alasannya supaya lebih nyaman buat istirahat kalau terlalu capek dengan kegiatan sekolah.

"Ck, Lo ngapain nyuruh gue kesini sih Niel, gue tadi masih ada guru, kalo Lo masih diem gue pergi ajalah." Ucapnya kesal karna sedari tadi tidak mendapatkan jawaban dan Patrick pun beranjak dari kasur berniat pergi meninggalkan Daniel.

"Perhatikan bahasa kamu Pai, dan duduk sebentar lagi aku selesai."

"Ck, ish" Patrick pun kembali merebahkan dirinya lagi.

Daniel Emanuel Gridayasa anak pemilik sekolah Gridayasa, dan satu-satunya sahabat Patrick, mereka bersahabat sudah lama, sebelum Daniel membentuk geng motor Black Dragon, tapi persahabatan mereka tidak ada yang mengetahui nya meski itu inti BD sekalipun, itu semua atas kemauan Patrick, karna bagi Patrick arti sahabat tuh "yang penting selalu ada untuk kita, tanpa harus di umbar." Dan Daniel pun tentu saja setuju.

Setelah menyelesaikan urusannya dengan laptop Daniel pun menatap Patrick yang sedang tiduran sambil menatap langit-langit ruangan itu, Daniel beranjak dari tempat duduknya menghampiri Patrick dan ikut merebahkan badannya di samping Patrick.

"Kenapa?" Tanya Daniel.

"Gak papa" jawabannya karna tidak paham dengan arah pembicaraan daniel.

"Kenapa Pai berubah? udah bosen nyamar jadi anak cupu kesayangan guru?" Daniel mengulang pertanyaan nya sambil memiringkan badannya menghadap Patrick.

transmigrasi boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang