transmigrasi boy (END)

15.

~ Berdiam diri seperti menghindari bahaya, tanpa di sadari bahaya itu ada di dekatnya ~

🥀✨🖤✨♥️✨🍉✨🍑✨🥀

☘️ Happy reading...

Saat ini Patrick sedang duduk di kursi samping pengemudi, sambil melihat ke jalan menikmati pemandangan, keduanya seolah-olah enggan mengeluarkan suara sejak keluar dr mansion, tapi hal itu tidak bertahan lama.

"Siapa?"

"Hah? Kenapa Pat?"

"Siapa orangnya?" Ulang Patrick dengan nada tegasnya membuat seseorang yang duduk di belakang kemudi menelan ludahnya kasar.

"Orang apa Pat?" Ucapnya masih mengelak

"Yang Abang cari setelah Pat kecelakaan"

Deg

"Darimana Patrick tau kalo gue nyari dalangnya" batin Abang

"Ehem" dehem Patrick menyadarkan abangnya yang melamun.

"E-eh maaf Pat"

"Focus, Pat gak mau kecelakaan lagi"

"I-iya" jawabannya gugup

"Jadi?"

"Em itu anu..em"

"To the poin"

"Huft, ck iya, dimas" ucapnya, karna saat ini dia sangat tidak suka dengan aura yang di keluarkan Patrick, menurutnya jika saat seperti ini, itu bukan Patrick, tapi orang lain.

"Oh"

"Oh doang?" Tanyanya tidak percaya melihat respon Patrick.

"Ya, bukankah orang itu sudah mendapatkan balasan dari Abang?" Tanya Patrick sambil memiringkan kepalanya.

"Iya juga sih"

"Dimas di apain?"

"Hanya di jadikan samsak tinju, dan sekarang menikmati hari-harinya di penjara"

"Oh"

"Kamu gak marah?"

"Belum saatnya bang."

"Abang salah sasaran, Dimas hanya suruhan bang, dia juga di ancam, seharusnya Abang cari tau lebih jauh, karna Pat gak mungkin punya musuh selemah dia" batin Patrick.

Flashback

(Di sini panggil Patrick dengan Houyu ya dan kembali ke part 3 setelah pamitan)

Setelah berpamitan dengan ayah dan bundanya houyu menuju kamar dan merebahkan dirinya di kasur king size nya, dia masih belum bisa tidur entah karna apa.

"Lo kenapa bisa mati Pai? Meski ortu Lo tadi bilang kalo Lo kecelakaan karna gak lihat-lihat pas nyebrang, tapi gue masih gak percaya, apa gue coba lacak aja ya liat kejadian nya."