Chapter 37

128 19 9
                                    

Pernikahan Adrian dan Citra digelar di sebuah hotel ternama di kota itu, para tamu undangan diberikan tiket menginap di hotel sehari sebelum hari pernikahan Adrian dan Citra.

Adrian menghubungi Dita untuk membawakan bajunya yang sudah jadi, ia menelfon Dita hampir tiga kali namun tidak ada jawaban dari istrinya itu.

Adrian panik bukan main, ia takut jika Dita malah tidak datang ke pernikahannya yang akan dilaksanakan esok hari.

Sedangkan di apartemen, Dita meminta Yuni untuk tinggal disana untuk menemaninya, Yuni sangat senang sekaligus sedih, karena itu adalah hari terakhir sebelum mereka berangkat.

Yuni melihat ada tiga notif panggilan tak terjawab dari Adrian di handphone Dita, ia memanggil Dita yang sedang berada di dapur.

"Dit! Suami Lo nelpon nih,"

Dita yang sedang mengiris bawang pun menjawab, "iya biar aja dulu kekgitu,"

Yuni menghampiri Dita.

Betapa kagetnya Yuni saat melihat mata Dita yang sudah banjir air mata.

"Ya Allah, Dit,"

"Aku tahu sakitnya ditinggal nikah itu gimana aku juga udah ngerasain ditinggal oleh orangtuaku di kampung, kita harus banyak banyak sabar ya menghadapi takdir hidup kita, hiks," ucap Yuni penuh drama.

Yuni memeluk Dita sambil ikutan menangis. Orang tua Yuni sudah memutuskan untuk tidak kembali lagi ke rumah mereka karena banyak hal yang terjadi di kampung sehingga tidak memungkinkan jika mereka tinggalkan, sehingga tinggallah Yuni sendiri di kota ini. Orangtuanya sama sekali tidak takut karena Yuni memiliki sahabat dekatnya yaitu Dita, sehingga mereka tidak cemas dan khawatir menitipkan Yuni kepada Dita.

"Apaan sih! Ini ga liat apa gue lagi kupas bawang? Perih mata karena bawang ini bukan karena ditinggal nikah," ucap Dita yang merasa risih oleh pelukan Yuni.

"Oalah, kirain gegara ditinggal nikah,"

Kemudian terdengar suara panggilan dari Adrian lagi. Namun masih saja Dita tidak meresponnya.

"Dit, sumpah ya Lo bakal jadi istri durhaka karena ga jawab panggilan dari suami, ntar kalo Lo masuk neraka gegara durhaka sama suami jangan seret seret gue juga,"

"Apaan sih? Ngaco lu,"

"Bentaran lagi gue angkat, ini mata lagi berair gini mana bisa angkat video call, dikira nangisin dia lagi ntar,"

"Hahahaha, padahal emang bener tu nangis gegara dia,"

"Ngga!"

"Iya!"

Ck!

"Jawab dulu sana, biar gue yang lanjut motong bawangnya," ucap Yuni.

"Jangan gangguin gue ih, lagi mood masak ini," ucap Dita.

"Yaudah kalo gitu gue angkat aja," ucap Yuni mengambil handphone Dita.
Lalu Dita berusaha meraih nya namun kalah tinggi sama Yuni.

"Halo Adrian, ini Yuni,"
"Semalem Dita minta ditemenin katanya bakalan galau melompong karena ditinggal nikah,"

"Haha" terdengar suara Adrian tertawa karena Yuni menghidupkan speakernya.

"Ih mulut Lo ya, Yun," ucap Dita kesal.

"Noh Kan mau disodorin pisau sama dia ni,"
"Tuh liat matanya udah berair nangis dia gegara ditinggal nikah," ledek Yuni memampangkan wajah Dita dalam panggilan video tersebut.

"Mulut Lo ya Markonah," umpat Dita.

"Beneran nangisin aku?" Tanya Adrian.

"Ngga, ini lagi ngiris bawang," jawab Dita.

Gendut No Problem {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang