chapter 23

238 34 5
                                    

"Assalamu'alaikum" ucap Adrian sudah berada di depan pintu.

"Wa'alaikumussalam" jawab Dita dengan wajah yang ceria dan salim kepada Adrian.

Kini uluran tangan Dita diterima baik oleh Adrian.

Dita mencium lama tangan suaminya itu.

"Maafin Dita ya mas, kalo selama ini belum bisa jadi istri yang baik untuk mas".

Permohonan maaf Dita dibalas anggukan oleh Adrian.

Kenapa?

Karena Adrian gugup.
Lelucon macam apa ini?
Kenapa ia harus se-gugup itu saat Dita menyentuh tangannya?

Karena Adrian jarang sekali bersentuhan dengan wanita manapun, termasuk Citra. Kerap kali ia bahkan menghindar ketika tangan mereka tidak sengaja bersentuhan.

Untuk menghilangkan gugupnya, Adrian mengalihkan fokusnya.

"Kita jemput papa dulu ya." ucap Adrian.

"Ga mau makan dulu nak Adrian? Baru jam enam ini, papa tibanya jam setengah tujuh nanti." tawar tiba tiba datang mama membawa semangkuk rendang dari dapur.

"Nanti aja ma makannya, takut macet nanti di jalan." ucap Dita.

Jarak antara rumah mama dengan bandara lumayan dekat, hanya membutuhkan waktu lima belas menit untuk kami sampai ke tujuan.

"Iya, kita jemput papa dulu di bandara, setelah itu kita ke mesjid untuk sholat ied, pulangnya baru makan sama sama" ucap Adrian.

"Tapi ga keburu laper?" Tanya Dita.

"Ga kok, kita langsung ke Bandara ya nak Adrian" ucap mama.

Mereka pun berangkat ke bandara, begitu pula Yuni ia juga ikut ke bandara, setelah itu sholat ied di masjid.

Dita duduk di kursi depan, sedangkan mama Ratna dan Yuni duduk di kursi tengah.

Keheningan selama perjalanan membuat situasi menjadi awkward, tak ada satu pun diantara mereka yang ingin memulai pembicaraan.

Dita hanya duduk dan melihat gedung-gedung dan rumah-rumah yang dilewati oleh mobil Adrian.

Sedangkan mama Ratna, ia sudah terlelap sejak masuk mobil tadi, pantas saja sedari tadi tidak terdengar suara cemprengnya. Mama Ratna kecapean memasak, ia hanya sempat tidur tiga jam, selebihnya ia gunakan waktunya untuk memasak.

"Mama kecapean banget ya" ucap Adrian setelah melihat mama lewat kaca tengah mobil.

Dita menoleh ke arah mama, dan mendapati mamanya sedang tertidur pulas.

Dita tersenyum ringan melihat mamanya itu.

"Mama emang selalu gitu tiap lebaran, paling heboh, paling ga bisa kalo ada yang ga komplit" jelas Dita.

Adrian hanya mengangguk dan tersenyum.

"Apalagi nih kalo tetangga dateng, beh paling antusias lah pokoknya" lanjut Dita.

"Keluarga kamu ga dateng?" Tanya Adrian.

Selama menikah dengan Dita, Adrian sama sekali belum berjumpa dengan keluarga besar Dita.

Dita terdiam.

Setibanya di bandara, mulai terlihat beberapa turis dari mancanegara keluar.

Kemudian sosok yang ditunggu tunggu pun akhirnya tiba.

"Papa!!"

Dita berlari dan memeluk sang papa.
Pelukannya dibalas hangat oleh papa yang juga merindukan anaknya.

Gendut No Problem {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang