Adrian berlari pulang menuju apartemen berharap Dita masih berada di rumah. Namun usahanya nihil, Dita sudah tidak berada disana. Ia bergegas membuka pintu kamar Dita. Secarik kertas terpampang rapi bersama cincin pernikahan di sudut meja belajar Dita, Adrian mengambil surat itu dan perlahan membacakan tulisan demi tulisan itu.
~kepada, Adrian..
Mungkin saat kamu membaca surat ini, aku telah berada jauh darimu, jauh sekali menembus ruang dan waktu.
Masih ingatkah kamu dengan pertanyaanmu?
"Kalo suatu hari nanti aku pergi jauh dari kamu, apakah kamu bakalan mencari aku?"
Jawabanmu saat itu adalah, tidak mau.
Uniknya, realita yang terjadi sekarang, pertanyaan yang seharusnya keluar dari mulutku.
"Maukah mas Adrian mencari ku?"
Aku berharap kali ini tidak ada jawaban tidak mau darimu.
Ah lupakan saja, aku hanya bercanda.
Kamu jangan terlalu memikirkanku, aku terlalu bahagia dengan keputusan yang sudah ku buat.
Terimakasih atas persetujuan mu dengan pernikahan kita, pernikahan yang masih sangat muda kalo kata orang usia pernikahan kita masih seumur jagung.
Ini adalah keputusan terbesar sepanjang aku hidup. Aku adalah orang yang paling beruntung karena bisa menemani mu disetiap saat, namun waktu berlalu dengan begitu cepat hingga saat berpisah pun tiba, aku sangat membenci perpisahan, namun perpisahan denganmu adalah duka sekaligus bahagia ku karena aku bahagia jika kamu bahagia.
Ada banyak hal yang ingin ku ceritakan padamu, aku udah berani loh untuk jalan sendiri tanpa takut ada yang merundungku di tempat umum, banyak hal terjadi di sekolah tapi aku kuat menghadapi ini sendiri, bagaimana aku berdamai dengan orang yang akan mendampingi mu di masa depan kelak. Walaupun kau terlalu sibuk dengan pekerjaan dan persiapan pernikahanmu, namun aku tak bisa berhenti mengoceh walau sudah berjuta kali kau menyuruhku untuk diam.
Aku pernah baca sebuah kutipan yang berbunyi,
"ketika wanita masih remaja ia akan mencari lelaki yang tampan, ketika ia mulai dewasa ia akan mencari lelaki yang mapan, dan ketika dia Sholehah ia akan mencari lelaki yang beriman dan bertanggung jawab."
Alangkah beruntungnya seorang Dita Anggraini Prasetya mendapatkan Adrian Kamil Husain, ia merupakan paket lengkap beriman dan bertanggung jawab, juga mapan dan tampan.
Ada pesan yang ingin kusampaikan kepada orang yang pernah berkunjung di halaman buku kehidupanku. Dan aku mau minta tolong mas Adrian untuk sampaikan ini kepadanya, maafin Dita ya mas, udah mau pisah aja masih bisa nyusahin mas Adrian.
Dita takut ngga sempat ngomong ini kepadanya.
Teruntuk mba Citra, semoga pernikahan kalian berjalan lancar dan dikaruniai buah hati yang Sholeh dan Sholeha.
Maaf sebelumnya mba Citra, kita memang saling membenci satu sama lain di awal walau dalam setiap perjumpaan kita ditutupi oleh pelukan hangat dan celotehan kita berdua, tapi Dita tau dalam hati kita masing masing ada rasa tak suka karena tak bisa mendapatkan satu orang yang kini sudah sah menjadi suamimu, mba. maafin Dita ya, selama ini terlalu posesif ingin memiliki mas Adrian sepenuhnya walaupun Dita tau hati mas Adrian hanya untuk mba Citra seorang. Minta maaf ya mba udah jadi orang ketiga di hubungan kalian, setelah ini Dita janji gaakan ganggu hubungan kalian lagi.
Teruntuk suamiku, maafkan aku harus pergi jauh darimu. Memilihmu menjadi pasanganku bukanlah sebuah kesalahan, Dita tidak pernah menyesal mengenal kamu mas. Setiap harinya Dita meminta kepada Allah untuk dibukakan sedikit celah di hati mas Adrian agar Dita bisa masuk kedalamnya, namun takdir Allah begitu indah ya mas, Allah memberikan ujian tapi pada akhirnya Allah juga memberikan kenikmatan yang tiada tara. Kamu sudah menjadi suami terhebat sepanjang masa, i love you surgaku. Jangan pernah menyalahkan satu sama lain dari perpisahan ini ya mas.
Jika Dita diberi kesempatan untuk mengulang waktu, pasti aku akan memilih jalan yang sama.
Aku pamit ya mas, maaf karena aku tidak mampu meminta izin kepadamu secara langsung. Karena aku yakin, benteng pertahanan aku seketika roboh jika engkau melarang aku untuk pergi.
Berkas perceraian kita sudah Dita siapkan di dalam lemari, jika sewaktu-waktu aku pulang, minta tolong untuk menyelesaikan hubungan kita ya mas. Adrian Kamil Husain, tolong ikhlaskan Dita Anggraini Prasetya untuk memilih jalannya sendiri.
Sampai jumpa di versi terbaik kita ya mas.
Dita Anggaini Prasetya
KAMU SEDANG MEMBACA
Gendut No Problem {TAMAT}
Humorini cerita tentang seorang cewek gendut yang selalu di bully karena tubuhnya yang gembul, dia sering berpikir emangnya kenapa sih sama tubuh gendut? takut jelek? kalo misalnya kamu jelek ya gapapa, karena kamu ga nambah populasi cewek cantik di dun...