Yuni bangun lebih awal dari Dita karena kebelet pipis, dan menyadari jam sudah menunjukkan pukul 02.00 WIB. Setelah itu, Yuni membangunkan Dita agar bersiap-siap karena jam tiga nanti Andre dan Leo akan sampai menjemput mereka.
Setelah semuanya siap, Dita merasa ada yang janggal dibenaknya, seperti ada sesuatu hal yang belum ia lakukan. Empat koper sudah berbaris rapi didepan pintu, sementara pemiliknya hanya dua orang.
"Lo yakin mau bawa barang sebanyak ini?" Tanya Yuni.
"Udah kayak mau pindahan aja,""Emang gue mau pindahan," jawab Dita.
Yuni melongo tidak percaya.
"Iya, setelah gue mikir, akan lebih baik kalo kita tinggal bareng nyokap bokap di Dubai setelah kita sembuh, soal Adrian gue udah ga perlu khawatir, pasti Citra akan menjaganya sebaik mungkin."
"Lo serius?"
"Bentar ya, gue mau nulis surat dulu buat Adrian,"
Dita meninggalkan Yuni di ruang tamu dan membuka pintu kamarnya, ia mengambil secarik kertas dari binder diary nya, lalu menuliskan rangkaian kata dari hatinya yang paling dalam.
Yuni menyusul Dita, dan bertanya bagaimana nasibnya jika ia ikut Dita ke Dubai.
"Dit, gue ngga mungkin ikut Lo ke Dubai," ucap Yuni.
Dita menghela nafas sejenak.
"Lo tenang aja, kita semua bakal jagain Lo disana," ucap Dita.
"Gue ga mungkin ninggalin orang tua di kampung," ucap Yuni.
"Lo mau balik kampung? Kuliah Lo gimana? Masa mau ditinggalin gitu aja?"
"Setelah pulang dari Amerika mungkin gue bakal fokus jagain orang tua gue di kampung, sekalian bantu mereka buat lanjutin usaha opung disana,"
"Jadi kuliah Lo gimana?" Tanya Dita.
"Gue ngga jadi ambil,"
"Coba Lo pikir lagi deh, Yun.
Apa ngga rugi?""Kalo mikirnya kesitu ya pasti rugi lah Dit, tapi mau gimana lagi, setiap sesuatu itu pasti ada risikonya, tugas kita ya jalanin aja,"
"Gue ga bisa kasih saran apa-apa lagi kalo Lo udah bilang gitu, kan gue ga mungkin egois mau menang sendiri kalo nyuruh Lo untuk tinggal bareng gue di Dubai nantinya,"
"Ih jangan ngomong gitu lah, kan jadi sedih," ucap Yuni.
Dita memeluk Yuni yang sudah berderai air mata.
"Gue juga ikutan sedih," ucap Dita yang sudah meneteskan air matanya.
"Kasih gue waktu buat nentuin apa nanti bakal ikutan sama Lo ke Dubai atau ngga,"
"Mana lah tau nanti tiba-tiba pas Lo mau berangkat ke Dubai gue juga pengen kesana,"Dingdong!
Andre dan Leo sudah sampai di depan pintu apartemen. Yuni membuka pintu.
"Loh, tuan putri kenapa nangis?" Tanya Leo.
"Biasa, drama pagi," jawab Yuni menyeka air matanya dan tersenyum kepada Leo.
Leo tertawa mendengar jawaban Yuni.
"Yaudah berangkat sekarang yuk, takutnya nanti telat," ajak Andre.
'ni orang kayak pengen banget deh misahin gue sama Adrian, sampe menghalangi gue untuk datang ke acara Adrian dengan cara gini,' batin Dita.
'eh, astaghfirullah Dita! Sadar, Andre itu udah baik banget loh sama kamu, masa kamu nuduh Andre kayak gitu, cowo ganteng ga boleh dituduh yang jahat jahat,'
KAMU SEDANG MEMBACA
Gendut No Problem {TAMAT}
Humorini cerita tentang seorang cewek gendut yang selalu di bully karena tubuhnya yang gembul, dia sering berpikir emangnya kenapa sih sama tubuh gendut? takut jelek? kalo misalnya kamu jelek ya gapapa, karena kamu ga nambah populasi cewek cantik di dun...