chapter 9

384 37 1
                                    

Author POV

Dita tidak langsung pulang ke apartemen Adrian, melainkan ia singgah kerumah mamanya terlebih dahulu karena ia sudah memiliki janji dengan mamanya untuk membeli baju hari raya iduladha.

Setelah sampai di rumah mamanya, ia ganti baju dan langsung berangkat ke salah satu mall yang terkenal di kota itu. Disepanjang jalan Dita bercerita banyak tentang sekolahnya, ia berusaha sekuat tenaga untuk mengalihkan pertanyaan dari mamanya terkait hubungannya dengan Adrian.

Ia tidak mau mamanya khawatir tentang dirinya, ia tahu betul mama kesayangannya itu mudah jatuh sakit apabila cemas atau khawatir yang berlebihan.

Walaupun Dita bukan lagi anak anak, tetapi mama selalu menganggap Dita sebagai gadis kecil yang belum mengenal apa apa.

Begitulah orangtua, sekalipun pangkat atau jabatan anaknya sebagai CEO perusahaan besar, namun dimata setiap ibu, anaknya itu hanyalah anak kecil sehingga mereka memperlakukan kita layaknya anak kecil yang belum mengerti apa apa.

Sesampainya di mall tersebut Dita langsung berburu baju yang ingin ia beli. Tidak lama setelah itu ia menemukan baju yang ia incar.

"Baju baru Alhamdulillah untuk dipakai dihari raya tak ada pun tak aa--🎶" nyanyi Dita dengan semangat tiba tiba terputus karena mamanya menyodorkan jari telunjuk kebibir Dita tanda untuk berhenti menyanyi.

"Sssttt jangan ribut" perintah mama.

"Loh kenapa mah?"

"Tu liat ada baju tidur"

"Hah baju tidur? Emang
Apa hubungannya aku nyanyi sama baju tidur?"tanya Dita.

"Nanti kalo kebangun gimana?" Jawab mama polos.

"-__-" wajah Dita.

'selera humor mama emang garing' batin Dita.

***

"Maa makan yuk, laper. Daritadi asik muter terus" rengek Dita.

"Iya nih, perut mama juga udah keroncongan dari tadi, kita cari makan dulu yuk" ajak mama.

Mama Dita berjalan kearah pintu keluar mall seketika membuat Dita bingung, bukannya tadi mama bilang mau makan dulu, kok malah pulang?

"Ma, tadi bilang mau makan dulu, ini kok sekarang malah pulang? Gimana sii ma".

"Iya, kita pulang habis itu kita makan"

"Maksud mama kita makan di rumah?"

"Iya"

"Maaaa,, disini banyak lho makanannya, masa kita udah jauh jauh dari rumah kesini terus sampe sini cuman beli baju doang tapi nggak makan, ku maha' atuh?". Rengek Dita dengan aksen sundanya walaupun ia tidak berasal dari kota kembang tersebut.

"Dita sayang, kita harus hemat, tujuan utama kita kesini tadi kan cuma mau beli baju doang kan? Bukannya mau makan makan".

"Iye lah tu, bilang aja nggak punya duit buat makan disini". Jawab Dita dengan wajah cemberut.

"Itu juga termasuk salah satunya, udah lah, kalo kamu mau makan makanan luar, mama tau dimana tempat yang enak dan murah, kita kesana aja ya". Bujuk mama.

Mereka keluar dari mall tersebut, Dita masih memasang wajah cemberut. Namun ia juga memahami kondisi keuangan mereka.

Seketika ia teringat kepada Tina, gadis yang sangat menyayangi ibunya dan rela membawa ibunya dengan gerobak ke rumah sakit.

'astaghfirullah Dita, sadar gaboleh gitu ke mama' batin Dita.

"Angkootttt!!!!".

Teriak mama untuk memberhentikan salah satu angkutan umum yang sangat populer dikalangan emak emak ini, karena disinilah semua informasi terbaru dapat diakses melalui cctv manual milik Indonesia yang dikenal dengan nama gosip ibu ibu.

Angkot pun berhenti. Lalu mereka menaiki angkot itu. dugaan Dita benar. Angkot tersebut penuh sesak  oleh ibuk ibuk yang suka menggosip, Dita sangat mengenalnya.

Dita duduk disamping mamanya dan membisikkan ketelinga mamanya

"Ma,, nanti kalo ada ibu ibu ngajak mama menggosip jangan denger ataupun jawab ya pertanyaan mereka, karena buk guru bilang kita harus menjaga keluarga kita dari api neraka, makanya Dita bilang ke mama supaya nanti jangan menggosip".
Bisik Dita ke telinga mamanya pelan.

Dita sangat mengenal ibuk tersebut, karna sudah beberapa kali ia satu angkot dengan ibu tersebut, dan selalu mengajak orang lain buat ikutan bergosip.

Mama mengangguk pelan.

"Buk, ibuk kenal buk Raisa?" Tanya ibuk ibuk penggosip itu tanpa basa basi ke mama Dita.

"Emmm,," gumam mama.

'mulai nih gosipnya' batin Dita.

"Gini buk ya, bukannya mau nge ghibah nih ya buk, kemarin saya liat suaminya di warteg nya Juleha, ibu kenal juleha kan?" Tanyanya.

Belum sempet mama menjawab, ia melanjutkan gosipnya.

"Itu lho Juleha janda yang suaminya empat bulan lalu meninggal, kenal kan buk?"

"Emm,, maaf, ibu siapa ya?" Tanya mama.

spontan ibuk itu memalingkan wajahnya, merasa malu karna daritadi ia menggosip dengan orang yang tidak ia kenali.

'HAHAHAHAHA' ngakak Dita dalam hati.

"Kiri bang". Ucap mama kepada supir.

Mereka turun dari angkot tersebut setelah membayar uang kepada supir angkot.

Dita POV

Tepat didepan kami berdiri ada sebuah restoran yang desainnya sangat kuno, bukan kuno banget si, tapi kayak udah tua gitu.

"Restoran ini ni yang mama bilang tadi, disini nih ya makanannya wenak tenan, kamu kalo udah makan sekali, pasti ketagihan". Ucap mama.

"Papa kamu kalau pulang dari Dubai selalu ajak mama makan ke sini" ucap mama.

"Oh ya aku nggak pernah diajak sih ma?"

"Anak kecil nggak boleh ganggu orang pacaran" jawab mama.

"Idiiiihh ma, ingat umur"

"Kenapa emangnya? Biar usia yang semakin menua, tapi jiwa harus senantiasa muda" bela mama dengan kata kata motivasinya.

"udah, kebanyakan ngobrol daritadi kita ma, keburu laper nih perut" ucap Dita.

"Iya, ayok kita masuk"

Mereka pun memasuki restoran tersebut. Setelah itu, mama memesan beberapa menu makanan yang tersedia di restoran ini.

Dita memesan nasi goreng seafood dan teh dingin, mama memesan nasi uduk sama es kosong. Mereka langsung menyantap dengan lahap makan siangnya.

Disela sela acara makan mama bercerita sedikit tentang pertama kali mama dan papa bertemu.

" Dita, kamu tahu.." ucap mama memulai ceritanya.

"Hmm maaa,, mana lah Dita tau wong mama belum bilang apa apa kok" ucap Dita memotong pembicaraan mama.

"Yaa makanya dengerin dulu,, kamu ini suka kali pangkas omongan orang" ucap mama.

"Hehehe" Dita terkekeh pelan.

"Sebenarnya...."

★★★★★

Nextnya di chapter selanjutnya ya readers✨
Ada yang penasaran ga nih, kira kira apa ya yang mau diomongin sama mamanya Dita?

Jangan lupa vote and comment ya readers, biar authornya rajin upload chapter baru🥰

Mohon maaf nih readers, sebenernya ayah Dita ke Dubai, author salah ketik mau ngetik Dubai ga sengaja ngeketik Kanada 😂 maaf ya,,

Why Dubai?
Karena author suka.

Hahahaha...
Alasannnya adalah karena author pengen banget ke Dubai, disana ada Burj Khalifa, ya Allah pengen kali kesana, jujur deh disini ada ga si yang belum pernah keluar negeri?

Sama author juga belum😭

Doakan ya semoga cerita yang author tulis bisa paid stories
Biar dapat royalti😭
Biar bisa ke Dubai ❤️

Gendut No Problem {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang