Chapter 34

146 22 5
                                    

"Bahkan, papa aku sendiri sangat membenci aku, Dit." Ucap Citra melepaskan air matanya.

"Dulu ketika lulus Ma'had aku sama Adrian berencana untuk lanjut ke Mesir, kami menjalani tes yang sama di hari yang sama, namun di waktu pengumumannya qadarullah aku dinyatakan lolos sedangkan Adrian tidak."
"Kamu tahu apa yang terjadi setelah itu? Papa aku marah besar, karena aku mengambil keputusan tanpa sepengetahuan beliau hingga memutuskan semua akses yang aku miliki, mobil, aku ga bisa balik ke rumahku sendiri, bahkan kartu kredit aku di blokir, Dit. Tapi aku beneran survive pada saat itu, aku tetap melanjutkan impian aku dan Adrian, berharap Adrian dapat menyusul aku tahun depan."
"Setahun aku di Mesir benar-benar ujian terberat untuk aku, aku kerja part time sambil kuliah untuk mencukupi kebutuhan aku, tapi setelahnya aku dapat kabar kalo Adrian tidak jadi ikut tes."

Dita terenyuh mendengar cerita mereka.

"Dan aku sama sekali tidak menyangka kalo Adrian menikah dengan perempuan pilihan mamanya," ucap Citra menyeka air mata di pipinya.

Citra meraih tangan Dita, "aku mohon sama kamu, Dit. Tolong jangan sia-sia in perjuangan aku selama ini,"

"Mba tenang aja, aku ga akan halangin pernikahan mba dan mas Adrian." Ucap Dita dengan senyum.

"Udah dong jangan nangis lagi," ucap Dita langsung memeluk Citra.

"Makasih banyak, Dita." Ucap Citra.

"Tapi aku malu,"

"Malu kenapa, mba?" Tanya Dita.

"Aku ga pernah nangis gini depan orang," ucap Citra sembari gelak tawa.

Hahaha

"Gapapa mba, kayak sama siapa aja harus malu gitu, kan kita bentar lagi satu rumah, ya ngga?"

Dita juga manusia, ia memiliki hati dan perasaan. Bagaimana jika ia berada di posisi Citra pada saat di Mesir, mungkin saja ia sudah putus asa dan mengakhiri hidupnya. Walau bagaimanapun Citra sudah terlalu banyak berkorban untuk cinta mereka.

'dan aku tidak boleh menjadi benteng tinggi untuk mereka,'

"Tapi gimana ceritanya mama sama papa mba bisa nerima pinangan dari mas Adrian? Bukannya mereka membenci mas Adrian?" Tanya Dita penasaran.

"Aku juga ga ngerti, Dit."
"Mungkin itu hasil dari doa yang setiap malam aku panjatkan agar Allah melembutkan hati mama dan papa agar bisa terima mas Adrian."

"Gapapa, mungkin itu yang terbaik." Ucap Dita.

"Kamu udah dibikinin baju loh Dit untuk acara kami nanti, mau fitting dulu ngga?" Tanya Citra.

Dita terheran mendengar ucapan Citra.

"Tenang, nanti aku temenin, okey," ucap Citra.

"Aku minta izin sama Adrian dulu ya, jangan nanti dicariin kan," ucap Dita.

"Iya, kayak anak kecil yaa dicariin,"

Setelahnya Dita chat Adrian meminta izin, dan langsung di read dong! Wah sungguh keajaiban dunia sudah bertambah, Adrian ga pernah tu liat chat Dita secepat itu.

Saat ini Adrian sangat sangat panik, karena Dita sedang bersama Citra, entah apa yang mereka diskusikan. Apakah Dita akan menolak untuk dimadu? Atau ia meminta bercerai? Membingungkan..

Dita memikirkan hal ini sudah jauh hari, mungkin setelah kepergian mama dan papa ke Dubai untuk memulai hidup barunya, Dita akan merasa kesepian bahkan sangat sangat kesepian. Ia merasa separuh jiwanya telah pergi meninggalkan dirinya. Dan hari ini ada hal lain lagi yang membuat Dita akan kehilangan di kemudian hari.

Gendut No Problem {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang