Chapter 2

12.6K 889 2
                                    

"Aliiii" pekik wanita paruh baya tepat di telinga Ali. Ali menutup telinganya. Bisa-bisa gendang telinganya pecah jika dibiarkan terbuka. Ia hafal sekali siapa yang tengah berjerit dengannya ini.

Ini mamanya. Mama Resi

"Hei ayo bangun Nak" gumam Mama Resi lagi. "Mmm ma Ali masih ngantuk nih ma. Nanti aja ya. Lagian Ali ke lokasi ntar kok ma. Jam 7 malem. Masih lama. Ali ngantuk banget nih sekarang" jawab Ali malas dengan mata yang masih terpejam.

Mama Resi yang mendengar jawaban putranya berkacak pinggang. Ia menatap anaknya yang masih terpejam itu dengan garangnya.

"Jadi kalau ke lokasi shooting jam 7, bangun tidur juga harus jam 7? Iya?" Tanya Mama Resi tegas.

Ali masih acuh dengan perkataan mamanya. Ia masih sangat mengantuk saat ini. Ia ingin kembali tertidur.
"Ali kamu harus sholat zuhur sama ashar Nak. Ini sudah jam 12 siang. Kamu masih aja tidur. Mama juga mau ke mall nih. Temenin Mama ya" ucap Mama Resi lagi.

"Nanti deh ma. 30 menit lagi deh Ali baru bangun" jawab Ali malas dengan matanya yang masih terpejam.

Mama Resi yang mendengarnya melototkan matanya. Kakinya dihentak-hentakkannya. Kesal sekali ia dengan putranya ini.

"Ali kalo kamu baru mau bangun setengah jam lagi, kapan kita ke mallnya? Mama kan mau ngabisin waktu sama putra Mama. Ayo bangun" paksa Mama Resi sembari menarik tubuh Ali agar terbangun.

Namun hasilnya nihil. Ali masih saja terlelap dalam tidurnya. Masih asyik saja bergelut dengan dunia mimpinya.

"Yaudah mama perginya sama kak Lia aja. Lagian mama ada-ada aja. Masa' shoping sama anak laki-laki" jawab Ali santai sembari membalikkan badannya.

Sungguh tanpa disadarinya, Ali benar-benar membuat mamanya makin naik darah.

"Gak ada! Pokoknya mama mau shopingnya sama kamu. Oh yaudah kalo kamu tetep gak mau nemenin mama shoping. Biarin. Biar kamu jadi anak durhaka aja!" Omel Mama Resi.

Mama Resi membalikkan badannya dan mulai berjalan menuju pintu kamar Ali.

"Punya anak udah sukses begini di karirnya, malah gak nurut omongan orang tua. Nyebelin banget. Udah tau waktunya sama orang tua mulai berkurang, malah nolak maunya orang tua" gerutu mama Resi.

Ali yang mendengarnya langsung membuka matanya. Kalau mamanya sudah mengomel seperti ini, ia lebih baik menyerah. Oh, sungguh mama Resi mudah sekali meluluhkan hati Ali.

"Iyaiya ma. Ali bangun nih" ucap Ali sembari mendudukkan tubuhnya dan bersandar do head bed.

Mama Resi yang masih berada di ambang pintu tersenyum mendengar penuturan putranya. Ia pun membalikkan badannya dan kembali berjalan mendekati Ali.

"Nah ini baru namanya putra mama. Yaudah kamu buruan gih sana, mandi, sholat. Mama tunggu kamu di meja makan ya" gumam Mama Resi sambil mengacak-ack rambut putranya.

Ali hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

***
"Gimana? Ngerti gak lo? Lo sih masa' iya dari kelas 1 SD sampe kelas 3 SMP begini masih gak ngerti juga sama matematika" tutur Prilly pada adiknya, Ana.

Ana memutar bola matanya malas. 'Huh tau deh yang ahli dalam matematika' batin Ana menggerutu.

"Iyaiya gue ngerti kok kak. Tapi..."

"Eitss, kalo lo masih ada yang belum jelas, entar malem aja ya lo tanyainnya sama gue. Gue mau shoping sama temen-temen gue. Udah sana keluar, gue mau siap-siap nih" potong Prilly sambil mendorong tubuh adiknya keluar kamarnya.

Ana yang mendengarnya tercengang.

"Astaga kak, lo mah nanggung banget ngajarin gue. Entat laki lo nanggung juga loh" gumam Ana.

"Mitoa belaka! Udah sana. Emang lo tega sama kakak lo yang cantik, jelita ini pusing mau ngadepin UN? Sebelum UN kan itung-itung refreshing dulu" balas Prilly lagi.

"Emang lo aja kak yang mau UN? Gue juga kali. Ayolah kak ajarin dikit lagi aja. Lo mah tega banget kak sama adik sendiri" mohon Ana dengan wajah lemas.

"Ya ampun Ana. Ntar malem kan bisa kali. Gue jga gak sampe malem-malem bgt kok shopingnya" balas Prilly lagi.

"Yaa entar malem gue mau jalan sama Leo. Upss" ucap Ana keceplosan langsung menutup mulutnya.

Prilly yang mendengarnya menatap Ana tak percaya. Ia mulai tersenyum jahil menatap adik semata wayangnya ini.

"Ohh jadi ntar malem mau jalan sama si Leo ya???" Goa Prilly dengan volume suara yang diperbesar. Muka Ana merona merah. Betapa malunya ia saat ini. Prilly yang melihat tertawa terpingkal-pingkal.

"Kak, jangan gede-gede dong suaranya. Ntar Mama sama papa denger lagi" ujar Ana memohon. Prilly tak peduli. Ia semakin menggoda adiknya ini.

"Mama...Papa!!! Ana udah punya pacar nih" pekik Prilly sambil berlari menjauh dari Ana. Ana yang mendengarnya langsung melototkan matanya dan bergegas mengejar Prilly.

"Kak Prilly!!!" Desis Ana kesal. Prilly yang mendengarnya makin terpingkal-pingkal. Tak disangkanya, adiknya yang menggemaskan ini sudah mengerti dengan kata 'ngedate'

Haiiii readers!!! Ya meskipun sedikit bgt yang masih baca, it's okelah ya. Aku harap makin banyak deh yang baca. Jangan lupa vote dan commentnya ya guys! Love you all ♥♥♥

FANSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang