"Sahabat lo kan emang alay. Alay cap badak!" Terdengar suara hinaan dari arah dekat pintu masuk kelasnya. Gita sedikit menyingkirkan tubuh sahabatnya itu. Lalu ia melirik ke arah pintu. Melihat siapa yang sudah mencibir sahabat kesayangannya ini.
Dengan perasaan yang membuncah,keduanya menantikan sosok yang sudah menghina Prilly. Dan sudah terlihat sedikit bayangan disana. Dan masuklah sosok tersebut.
"Ali?" Seru Prilly dan Gita serentak dengan mata yang membulat lebar. Ali menghina Prilly fans alay?
"Emang lo tuh alay cap badak" terdengar lagi suara di belakang Ali. Prilly dan Gita yang mulanya terfokus pada Ali,kini mengalihkan pandangannya ke belakang Ali.
Didapatinya seorang gadis berdiri dibelakang Ali. Ia juga mendorong Ali dari belakang membuat Ali menampilkan muka masamnya.
Aura. Ya Auralah yang menyebut Prilly adalah 'Fans Alay' Ali.
Prilly dan Gita dapat menghembuskan nafasnya lega saat tau bukan Ali yang menghinanya seperti itu. Ya walaupun Prilly sempat kecewa mendengar ucapan tadi. Sepaling tidak bukan karena lelaki idolanya yang mencibir seperti itu.
****
"Eh nenek lampir sok kecantikan. Hidup lo ribet banget ya. Bisa gak sih gak usah ngehina sobat gue ha? Lo nyari sensasi? Cari sono di hutan, lo gaya ala-ala monyet lagi modelling. Lo kayak gitu, gue jamin besok pagi lo bakalan masuk diseluruh koran dan tabloid" Gita mengomeli Aura sambil berkacak pinggang. Ia sudah sangat kesal melihat ulah Aura kali ini."Eh? Bener juga ya" Aura memotong ucapannya. Sejenak ia memikirkan saran dari Gita. Membuat Ali dan Prilly menatapnya geli. Bagaimana tidak? Ucapam Gita yang hanya sekedar candaan itu,malah dianggap serius oleh Aura.
"Eh apa-apaan lo ngasih saran gue begitu. Iyuuuh. Lo malah ngancurin martabat gue tau gak! Secara,gue itu model paling cantik, seksi,bohai, langsing diseluruh..."
"Diseluruh kota?" Gita bertanya saat Aura menggantung ucapannya.
"Nggak sih, bary di RT gue doang" jawaban Aura menghasilkan gelak tawa diantara Prilly, Ali dan Gita.
"Hahaha lo baru model tingkat RT aja belagu banget. Udah sana lo keluar dari kelas kita. Lo itu merusak suasana indah di kelas ini. Apalagi lo tegak dideket Ali. Ngancurin pemandangan mata gue di pagi hari udah sana keluar lo" usir Prilly garang. Membuat Aura memutar bola matanya malas.
"Yaudah my baby honey sweety lovely Alikuu sayangg. Aku ke kelas dulu yaa. Kamu jangan kangen aku oke? Kalo kangen kamu jangan takut. Tinggal SMS, WA, Line,BBM, Skype, atau Telpon aku oke? Aku bakal langsung meluncur ke kelas kamu biar kamu bisa berduaan dengan aku" ungkap Aura.
"Huwek! Eh cabe gak laku! Buruan lo keluar dari kelas ini. Bikin pedes kelas aja lo!" Sentak Gita kesal mendengar ucapan Aura yang terdengar sangat menjijikkan di telinga. Sungguh. Muak sekali rasanya melihat Aura yang terlalu terobsesi mendekati Ali. Ck!
Aura membesarkan bola matanya. Ia menatap geram pada Prilly dan Gita secara bergiliran lalu menghentakkan kakinya kesal dan berlalu meninggalkan mereka bertiga.
Selepas kepergian Aura, ketiganya langsung tertawa lepas.
****"Aku pulang!!!" Pekik Prilly girang sembari membuka pintu rumahnya. Ia berjalan masuk ke dalam rumahnya.
"Eh anak mama yang cantik udah pulang" Mama Uli menyapa putrinya yang baru saja sampai di rumah.
Bukannya membalas sapaan mamanya, Prilly malah mengerutkan dahinya bingung. Jelas ia bingung. Terakhir ia disapa sesaat pulang sekolah adalah saat ia masih duduk di bangku SD. Saat sudah menginjak bangku SMP, Mamanya mulai mengurangi memanjakan putrinya itu.