Chapter 4

10.4K 832 8
                                    

Keesokan harinya, mentari sudah perlahan naik. Memancarkan sinarnya ke bumi. Membangunkan tiap umat manusia. Memerintah mereka untuk bersegera memulai aktivitas mereka.

Namun, berbeda dengan Prilly. Ia masih tergolek diatas kasur doraemonnya. Meskipun sedari tadi alarm doraemonnya sudah berdering berkali-kali. Suara deringannya pun cukup besar.

"Prilly!!!" Panggil mama Uli sembari menggedor pintu kamar Prilly. Namun, sama sekali tak ada sahutan dari Prilly.

"Iiih nih anak pasti belom bangun deh. Kok punya anak perempuan begini banget pemalesnya" gerutu mama Uli kesal.

"Prilly!!! Bangun dong, Nak. Ini udah hampir setengah tujuh. Ntar telat loh" ujar mama Uli lagi.

"Nanti ma. 5 menit lagi deh"

"Aduh Prilly kamu liat dulu deh ini udah jam berapa" ucap mama Uli dengan nada sedikit kesalnya.

Akhirnya Prilly membuka matanya malas. Dan menatap ke arah nakasnya. Ia melihat jam doraemon. Seketika mata Prilly membelalak.

"What???!!!! Udah jam 6.15. Mama kok mama baru bangunin sih" ujar Prilly langsung bergerak dari tempat tidurnya dan bergerak menuju kamar mandi.

"Giliran kayak gini aja mamanya yang disalahin" gerutu mama Uli.

"Prill, mama sama yang lain tunggu di bawah ya" pekik mama Uli. Tanpa menunggu jawaban dari Prilly, mama Uli berjalan menuju meja makan.

***
"Ma, Prilly mana?kok sampe jam setengah tujuh gini belom keliatan?"tanya Papa Rizal sembari menyantap nasi gorengnya.

"Biasa pa, kesiangan tuh anak" ujar mama Uli sembari menuangkan air putih kecangkir suaminya itu.

"Mama papa!!!"pekik Prilly sembari berlarian kecil menuju meja makan.

Mama dan papanya serentak menoleh kearah Prilly yang tengah berlarian itu.

"Aduh anak papa kok lari-larian sih?"tanya papa Rizal. Namun, Prilly tak menghiraukannya.

"Sarapan dulu Prill" ajak mama Uli sembari menyantap nasi gorengnya.

"Aduh ma, pa Prilly gak sempet lagi sarapan" ucap Prilly lalu ia meneguk susu yang sudah disiapkan oleh mamanya itu.

"Prilly berangkat dulu ya ma,pa. Bye ma. Bye pa" pamit Prilly sembari mengecup pipi mamanya dan pipi papanya.

Mama Uli dan papa Rizal yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya.

***
"Aduh mati gue. 5 menit lagi nih udah bel. Semoga aja sampe sekolah pager belum ditutup" ucap Prilly sembari membawa mobilnya terburu-buru.

Lima menit kemudian, Prilly telah sampai di depan gerbang sekolahnya. Dilihatnya satpam sekolah yang bergegas menutup pagar sekolah. Dengan cepat pula ia mengklakson mobilnya.

"Pak buka dulu dong pak. Saya mau masuk" mohon Prilly.

"Aduh gak bisa neng. Neng bolos aja deh" jawab satpam itu.

"Eh, enak aja bolos. Pak saya disini tuh bayar pak. Enak aja main bolos-bolos aja" ucap Prilly lagi.

"Ayolah pak. Lagian kan saya tepat waktu. Telatny gara-gara debat sama bapak nih" mohon Prilly lagi.

Terlihat satpam itu tampak berfikir. Kemudian ia mengangguk.

"Yaudah besok-besok datengnya pagian ya neng" sahut satpam itu.

"Beres deh pak. Bukain dong. Buruan" gumam Prilly lagi. Tak lama gerbang sekolah pun terbuka. Dengan cepat Prilly masuk kedalam sekolah dan memarkirkan mobilnya.

***
"Aduh pasti udah masuk nih pak Bonar. Bisa dimarahin abis-abisan deh gue. Aduh pagi-pagi bukannya nyantap sarapan enak. Eh malah nyantepin ocehan guru" gerutu Prilly sepanjang koridor sekolah menuju kelasnya.

Tiba ia didepan kelas. Benar saja. Pak Bonar pengajar pelajaran Matematika itu sudah ada di dalam kelasnya.

Prilly berdiri membelakangi kelasnya. Ia sesekali mengigiti kukunya. Seolah berfikir bagaimana caranya ia memberikan alasan yang masuk akal agar ia tak dimarahi oleh pak Bonar.

Prilly menarik nafasnya kemudian ia hembuskan dengan kasar. Prilly memberanikan dirinya masuk ke dalam kelas.

Tok...tok..tok
Siswa bahkan pak Bonar yang mendengar suara ketukan pintu itu, langsung menoleh ke arah pintu. Prilly yang melihat seluruh isi kelas menatapnya hanya tersenyum.

"Kenapa kamu terlambat?"tanya pak Bonar sarkatik. Prilly menelan ludahnya susah payah. Sungguh guru yang mengerikan.

"Hmmm anuum....gini pak. Jadi semalem aku ini pak..." ucap Prilly gelagapan. Perkataannya tak jelas.

"Bicara yang jelas!" Gumam pak Bonar tegas sembari memukul meja. Prilly yang mendengarnya langsung terlonjak kaget.

"Gini pak semalem saya gak enak badan pak. Kepala saya pusing. Perut saya mual banget pak. Mana panas badan saya juga naik turu pak. Jadi saya baru bisa tidur jam setengah 6 tadi pak" jawab Prilly berbohong. Pak Bonar yang mendengarnya sepertinya tampak berfikir. Kemudian ia kembali mentapku.

"Baiklah. Alasan diterima. Masuk duduk ditempatmu" perintah pak Bonar. Prilly menghela nafasnya lega. Kemudian ia mengembangkan senyumnya. Lalu perlahan Prilly langsung duduk di tempatnya. Tepat disebelah Gita.

"Eh lo kenapa telat sih?" Tanya Gita berbisik.

"Nanti gue ceritain deh sama lo" jawab Prilly. Gita yang mendengar jawaban Prilly hanya mengerucutkan bibirnya.

"Baiklah anak-anak. Kumpulkan PR kalian" perintah pak Bonar tegas. Prilly membelalakkan matanya. Benarkah ia ada PR? Lalu ia berbalik menatap Gita. Gita yang mengerti lngsung mengangguk. "Lo inget sebelum libur lebaran, pak Bonar kan ngasih tugas kekita" gumam Gita.

"Kenapa lo gak ngasih tau gue?"tanya Prilly kesal. Gita hanya menjawab dengan menyunggingkan giginya. "Gue lupa. Hehe" gumam Gita tanpa dosa. Prilly meletakkan kepalanya diatas meja kayunya. Matilah dia saat ini.

***
"Ma kita mau kemana sih?" Tanya Ali saat mamanya tadi tiba-tiba menariknya dan membawanya ke dalam mobil serta membawanya pergi.

"Mama mau nunjukkin bakal sekolah baru kamu"

"Sekolah baru?"tanya Ali meyakinkan. Dilihatnya mama Resi mengangguk mantap. Berarti dia tidak salah dengar.

"Udah pokoknya nurut aja. Ikut aja sama mama. Mulai sekarang kamu harus perlahan kurangi waktu di karirmu. Mama juga mau kamu berpendidikan" tegas mama Resi. "Kalo pendidikan selesai baru kamu bisa padet lagi waktunya" lanjut mama Resi lagi.

Ali mendengus kesal dan melipat tangannya didepan dadanya.

Haiiii guys!!! Yuk ah dibaca. Jangan lupa vote sama commentnya.

FANSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang