Chapter 8

9.6K 743 11
                                    

"Tolong dong siapapu yang diluar sana. Bukain. Auraaa!!!" Pekik Prilly lirih. Sudah setengah jam lalu ia berjerti meminta tolong. Namun, tidak ada satupun yang mau menolongnya.

"Ya Allah Prilly takut. Prilly juga udah lemes banget" gumam Prilly lirih. Tubuhnya sudah benar-benar lemas. Belum lagi sebelum Aura dan anak buahnya meninggalkannya tadi, ia sempat diguyur dengan air yang sudah terkontaminasi dengan es. Membuatnya mengigil.

Prilly bersandar pada pintu toilet sekolahnya. Tubuhnya sudah benar-benar lemas sekarang. Bibirnya sudah sangat pucat.

***
"Ahhh ini sama aja namanya gue gak makan. Masa' abis makan mie ayam malah buang air" ujar Ali yang baru saja keluar dari toilet.

"Tapi gkpplah. Yang penting gue lega" ujar Ali sembari mengelua perutnya.

Saat ia melewati depan toilet wanita, ia seperti mendengar suara ketukan dari dalam pintu toilet. Membuat Ali menghentikan langkahnya sejenak.

Ali mencoba mendengar lebih jelas. Telinganya ia dekatkan dengan pintu toilet wanita itu. Lama kelamaan suara ketukan itu mengecil hingga benar-benar tak terdengar lagi.

"Gue heran. Tulisan didepannya toilet rusak. Tapi kok ada yang ngetuk-ngetuk gitu ya?" Ujar Ali kebingungan.

"Ah mungkin orang yang benerin nih toilet" gumam Ali acuh lalu berjalan kembali menuju kelasnya.

***
Ali yang baru saja tiba di kelasnya langsung duduk di bangkunya. Lalu, ia mengernyit. Saat tak melihat sosok Prilly dibelakangnya. Mata Ali beralih ke sebelah bangku Prilly. Disitu sudah ada Gita. Sahabat Prilly.

"Git? Prilly mana? Bukannya kalian tadi bareng ya?" Tanya Ali sedikit berbisik karena sudah ada guru di kelas mereka.

"Gue juga gak tau nih. Udah hampir satu jam dia gak kesini. Gue cemas nih" ucap Gita khawatir.

"Emang tadi dia pamit sama lo,mau kemana?"

"Dia bilang sih mau buang air. Tapi kok lama banget kayak gini ya?"

"Buang air? Perasaan gue lewat depan toilet cewek, tulisannya dalam perbaikan deh" balas Ali lagi

"Hah? Yang bener lo?" Tanya Gita dengan suara yang cukup keras. Cukup mengalihkan pandangan seisi kelasnya.

"Gita, Ali! Sedang apa kalian? Kalian tidak memperhatikan pelajaran ibu?" Tanya bu Sarah, guru geografi.

"Eh merhatiin dong bu. Bu saya boleh izin ke toilet gak. Kebelet nih bu" izin Gita dengan wajah memelasnya.

"Yaudah sana. Jangan lama" perintah bu Sarah yang mendapat anggukan dari Gita. Ali yang melihat Gita berlalu, ikut ingin meminta izin keluar kelas.

"Bu, saya tiba-tiba pusing nih bu. Saya pamiy ke UKS ya bu. Mau minta obat" gumam Ali dengan akting sakitnya. Bu Sarah pun mengangguk. Dengan cepat Ali berlari keluar kelasnya.

***
"Gita!!!" Panggil Ali saat sudah diluar kelas.

"Ali? Lo mau ngapain?"

"Lo mau nyari Prilly kan? Yaudah kita bareng aja yuk"

Gita pun mengangguk. Serentak mereka berjalan menuju toilet.

"Tuh kan Git. Dalam perbaikan" ujar Ali sambil menununjukkan secarik kertas yang tertempel di pintu toilet.

"Nggak li! Ada yang jahil nih. Jelas-jelas waktu gue sama Prilly lewat sini, gak ada kok pengumuman ini" balas Gita.

"Yaudah lo tunggu sini ya Li. Biar gue cek ke dalem" Ali mengangguk. Lalu Gita pun berusaha membuka pintu toilet.

***
"PRILLY!!!" jerit Gita saat melihat Prilly tersandar lemah di belakang pintu toilet. Matanya memejam. Dengan wajahnya yang amat pucat. Ditambah lagi bajunya yang basah kuyup.

Ali yang mendengar jeritan Gita,langsung berlari masuk ke dalam toilet. Persetan dengan toilet wanita ini.

"Ada ap.. Astaga Prilly!" Gumam Ali langsung berjongkok didekat Gita.

"Li, tolongin gue Li bawa Prilly ke UKS" ucap Gita dengan nada khawatirnya.

Ali pun langsung membawa Prilly ke dalam gendongannya.

***
"Gimana dok keadaan sahabat saya?" Tanya Gita pada dokter sekolah.

"Dia baik-baik saja. Hanya kedinginan. Sebentar lagi juga dia akan sadar" jelas dokter sekolah itu. Ali dan Gita hanya mengangguk mengerti.

"Kalau begitu saya permisi dulu" pamit dokter tersebut. Ali dan Gita lagi-lagi mengangguk.

***
"Ulalalaaa Auraaa" pekik Vera sambil berlari mendekati Aura. Aura yang mendengar ada yang memanggilnya langsung menoleh begitupun Rina yang ada didekat Aura.

"Vera? Ngapain lo jerit-jerit gitu?" Tanya Aura sembari mengernyit. Vera yang baru saja sampai tepat di depan Aura mencoba mengatur nafasnya.

"Ulalalaala. Aura. Ini ga to the wat. Gawat!" Gumam Vera

"Duh Ver gawat apaan sih?" Tanya Rina.

"Ulalalalaa kalian ini. Si Ali sama si Gita nyariin Prilly. Dan mereka udah bawa Prilly ke UKS. Gimana coba kalo mulut Prilly kayak ember bocor. Mana tadi si Ali gendong Prilly sampe UKS lagi. Sweet banget. Kayak film-film korea romantisnya" ucap Vera lagi.

"Hah? Ali gendong Prilly? Gak bisa dibiarin nih. Enak aja tuh anak satu gue aja belum pernah digendong ama si Ali. Pokoknya gimana pun caranya Ali harus jadi milik gue. Cuma gue. Karena Ali cuma pantas disandingin sama model kayak gue. Bukan kayak Prilly yang cuma fansnya doang. Muka pas-pasan. Tinggi juga nggak. Cantik jauh banget. Gak cocok sama si Ali. Lo berdua harus bantu gue biar Prilly gak deket lagi sama si Ali"gumam Aura tajam. Kedua sahabatnya hanya mengangguk paham.

***
Gita dan Ali masih menantikan Prilly sadar dari pingsannya. Raut wajah Gita jelas tergambar betapa khawatirnya ia dengan Prilly. Sedangkan Ali hanya duduk di kursi yang tersedia di UKS.

"Kira-kira siapa yang ngelakuin ini semua ke Prilly?" Tanya Ali. Gita menoleh. Kemudian ia mengangkat kedua bahunya. Tanda ia tak tau.

"Berdoa aja biar Prilly cpet sadar. Biar kita tau siapa dibalik ini semua" Ali membalas dengan anggukannya.

5 menit kemudian, kelopak mata Prilly bergerak. Perlahan ia membuka kelopak matanya. Pandangannya masih terlihat samar-samar. Ia menatap keselilingnya. Mencoba menerka-nerka dimana dia sekarang.

'UKS? Gue kenapa ya bisa masuk UKS lagi? Emang tadi gue dihukum guru?'batin Prilly bertanya. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi padanya hingga ia harus berbaring disini. Namun, kepalanya terasa sangat pusing. Mungkin nanti ia akan mengingatnya.

Kepala Prilly menoleh kesebelah kanannya. Disana ia dapati Ali dan Gita tengah duduk sembari memainkan handphone mereka masing-masing.

"Gita.." panggil Prilly dengan nada yang amat lemah. Gita merasa terpanggil, langsung menoleh. Dia melihat Prilly yang sudah tersadar dari pingsannya.

"Prilly!" Pekik Gita langsung mendekati Prilly. Ali yang mulanya asyik memainkan gamenya, tersentak kaget kala Gita menyebut nama Prilly. Ali menatap kearah Prilly. Ya Prilly sudah tersadar dari pingsannya. Ali pun mendekati Prilly.

"Prill? Lo gkpp kan? Gak ada yg sakit kan??" Tanya Gita sembari meraba-raba kaki Prilly. Prilly tersenyum melihat sahabatnya yang sangat khawatir itu.

"Gue gkpp kok Git. Udah mendingan kok" jawab Prilly.

"Emang siapa yang udah berani ngeginiin lo Prill?" Tanya Ali.

"Iya bener tuh kata Ali. Siapa yang bikin lo sampe pingsan gini? Biar gue habisin tuh orag sampe belah 20 badannya" ujar Gita bersemangat sembari menggulung lengan bajunya. Membuat Ali dan Prilly terkekeh melihatnya.

Prilly mencoba mengingat-ingat apa yang membuatnya pingsan. Sedangkan Gita dan Ali menatap Prilly dalam. Menantikan jawaban yang keluar dari mulut Prilly.

Halo semuanya ;;) maaf ya lama banget lanjutnya :3 hehe
Yuk dibaca, udah itu di vote udahnya di comment. Insyaallah kalo vote sama commentnya banyak, lanjut bakal dipercepat :D


FANSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang