Chapter 9

9K 649 5
                                    

Prilly kembali mencoba mengingat-ingat apa yang menyebabkannya masuk UKS seperti saat ini.

"Eh gue.." tiba-tiba kata-kata Prilly terhenti saat pintu UKS dibuka dengan kuatnya. Prilly, Ali dan Gita serentak menoleh ke arah pintu ruang UKS. Aura dan dua temannya.

"Eh Prilly. Kok lo bisa masuk UKS begini sih?" Ucap Aura penuh dengan simpati. Membuat Prilly muak melihatnya. Jelas-jelas dialah penyebab Prilly bisa masuk UKS seperti ini.

Aura kembali menatap kedua temannya. Memberi kode kepada kedua temannya untuk bertindak sesuai dengan rencananya. Kedua temannya pun merespon kemauan Aura dengan anggukan penuh semangat.

"Ulalalalaaa. Ali ikut gue yuk!" Ajak Vera sambil menarik tangan Ali dengan paksa. Membuat Ali mau tak mau mengikutinya. Vera mengajak Ali keluar dari ruang UKS.

"Eh Gita lo tadi di panggil tuh sama waka kesiswaan. Gak tau deh mau ngapain. Buru deh lo kesana. Ntar marah lagi pak Firdaus. Lo tau kan gimana pak Firdaus? Dia paling gak suka dibuat nunggu" ujar Rina. Gita menatap Prilly. Seakan meminta persetujuan untuk meninggalkannya sejenak. Prilly tersenyum lalu menganggukan kepalanya.

***
Setelah Ali dan Gita keluar dari ruangan UKS, Rina menutup pintu UKS dengan sangat rapat. Bahkan Rina menguncinya.

Aura dan Rina menatap Prilly dengan tatapan sarkatik. Menatap Prilly dengan sangat dalam. Membuat Prilly sedikit bergidik ngeri. Namun sebisa mungkin ia menyembunyikan rasa ketakutannya itu.

"Mau ngapain lo kesini? Belom puas lo" gertak Prilly tanpa berbasa basi. Ia sudah sangat paham. Jika perlakuan lembut Aura tadi hanya cara Aura agar Ali dan Gita tak sedikitpun curiga dengannya.

"Gue mau. Mulut lo yang sok imut ini bocor kayak ember" sentak Aura tegas. Prilly mengernyit heran menangkap pernyataan tegas dari Aura.

"Kenapa? Lo takut? Iya? Lo takut kalo gue bilang ke Ali sama Gita kalau lo yang ada dibalik semua ini?" Balas Prilly yang tak kalah tegasnya. Mendengar ungkapan Prilly, membuat Aura dan Rina saling pandang. Kemudian keduanya tertawa meremehkan.

"Gue takut sama lo? Hahaha dalam mimpi lo Prill. Inget ya! Ali itu cuma buat gue doang. Gak ada satupun cewek yg boleh ngedeketin dia kecuali gue! Kalau lo macem-macem, gue gak jamin Gita bakal sama-sama dengan lo dalam waktu yang lama" ancam Aura tajam. Membuat Prilly membalasnya dengan tatapan tajam pula.

"Jangan sampe lo ngelakuin hal yang nggak-nggak dengan Gita" desis Prilly dingin. Membuat Rina dan Aura tersenyum sinis.

"Kita liat aja nanti. Kalo congor lo itu bocor. Gue gak bisa jamin bisa menuhin kemauan lo itu" balas Aura lagi. Membuat Prilly menatapnya malas dan kesal.

"Ayo Rina kita keluar dari tempat ini" ajak Aura dengan angkuhnya. Rina mengangguk dan berjalan beriringan dengan Aura.

"Dasar nenek lampir!" Cibir Prilly kesal kala Aura dan Rina sudah keluar dari ruang UKS.

***
"Gimana Prill? Lo udah baikan? Masih ada yang sakit?" Tanya Gita pada Prilly saat mereka berjalan menuju parkiran sekolah mereka.

"Yaelah Git. Lo udah kayak wartawan aja. Nanyanya gak ngira-ngira. Gak ada remnya lgi. Rem lo blong?" Canda Prilly membuat Gita manyun.

"Iiih lo Prill. Gue nanyanya serius nih. Lo malah bercanda. Wajar kali gue khawatir sama lo"

Prilly terkekeh melihat sahabatnya mengelu karena ulahnya.

"Iyaiyaaa gue udah baik, sehat walafiat. Gak ada lagi badan gue yang sakit-sakit"

Gita tampak mengangguk mengerti mendengar balasan Prilly.

"Eh iya Git. Yang bawa gue ke UKS siapa ya??? Masa' iya lo? Emang lo kuat gendong gue?" Tanya Prilly. Mendengar pertanyaan Prilly,membuat Gita tersenyum jahil menatapnya.

"Kasih tau gak ya??" Goda Gita yang sukses membuat Prilly menatapnya kesal.

"Gita!!! Lo nyebelin banget sih. Kasih tau gue sih"paksa Prilly sekali lagi. Gita terkekeh melihat sahabatnya yang tampak kesal dengannya.

"Iyaiya. Gue ceritain nih ya. Jadi tadi waktu di kelas gue cemas nih. Lo gak balik-balik dari toilet. Padahal udah satu jaman. Nah, si Ali nanyain lo tuh kenapa gak ada dideket gue. Gue bilang aja gue gak tau"

"Terus terus??" Tanya Prilly heboh yang memotong pembicaraan Gita.

"Yee lo mah gue belom selesai nih cerita. Terus gue pura-pura mau ke toilet deh buat nyariin lo. Gak sampe 5 menit gue keluar, eh si Ali ikutan keluar. Dia bilang mau ikutan nyariin lo. Yaudah gue ajak juga tuh dia nya nyariin lo. Soalnya dia bilang juga toilet cewek tuh ada tempelan sedang diperbaiki. Tapi gue ngerasa ada yang aneh. Makanya gue nyamperin. Eh pas disana, lo udah pingsan aja. Yaudah gue suruh si Ali ngangkat badan lo yang super duper berat itu ke UKS" jelas Gita panjang lebar. Seketika Prilly menatap Gita dengan mata yang penuh dengan binar kebahagiaan. Ia mencengkram bahu Gita namun tidak begitu kuat.

"Lo serius Ali yang gendong gue? Ala ala sinetron gitu?" Tanya Prilly menyakinkan sekali lagi.

Gita menganggukkan kepalanya dengan malasnya.

"Aaaaaaaa!!!! Seneng bgt gue. Ali gendong gue? Gue berasa hidup di dunia dongeng. Aaaaahhh!!!!" Pekik Prilly kegirangan dengan suara 8 oktafnya. Gita menutup telinganya rapat-rapat agar suara sahabatnya itu tidak memecahkan gendang telinganya.

"Biasa aja kelesss. Sakit nih telinga gue" gerutu Gita kesal.

"Mana bisa gue biasa aja Git. Gue udah over happy ini. Lo pikir aja nih ya. Seorang Aliando Syarief, yang tampannya gak pernah abis, yang penampilannya selalu menawan, gendong gue? Ya gue seneng lah. Walaupun dalam keadaan gak sadar sih. Setidaknya kan dia udah pernah gendong gue. Aaaahhhh senengnya gue! Eh eh muka gue waktu di gendong tadi gimana? Masih cantikkan muka gue?" Ujar Prilly lagi.

Gita menatap malas pada Prilly. Beginilah sahabatnya. Mengangumi sosok artis terlalu berlebihan. Meskipun ia mengangumi sosok Ali, tapi ia tidak pernah berlebihan seperti sahabatnya satu ini.

"Gak! Muka lo jelek banget tadi. Muka lo kusut, bibir lo pucet terus rambut lo berantakan gak karuan. Terus terus mulut lo kebuka gitu. Pokoknya gak ada anggun-anggunya deh lo" balas Gita sambil meletakkan jari telunjuknya di dagu sembari menerawang ke arah langit-langit

"What???!!! Lo pasti bohong kan Git? Gak mungkin gue gak anggun. Gue pasti cantik dan menawan. Jangan bohong deh lo" seru Prilly lagi.

"Idiiih nih anak gak percaya banget sih gue bilangin. Malah Ali bilang gini 'nih anak gak ada anggun-anggunnya ya' gitu Ali bilang" jelas Gita sekali lagi. Prilly langsung melotot tak percaya. Kemudian ia mencubit geram tangan sahabatnya itu.

"Eh apa-apaan sih lo pake acara nyubit gue segala. Sakit tau" ucap Gita sembari mengelus bekas cubitan Prilly.

"Udah ah yuk pulang deh" ajak Prilly lagi. Namun, dengan cepat Gita menahan tangan Prilly.

"Kenapa lagi Git?"

"Gue mau nanya sama lo" ucap Gita dengan ekspresi seriusnya.

"Nanya apaan?"

"Gue gak terima jawaban bohong ya! Lo tadi belom jawab pertanyaan gue sama Ali. Siapa yang udah bikin lo kayak tadi?"tanya Gita tajam. Prilly sedikit tersentak kaget. Susah payab Prilly menelan ludahnya. Bingung ingin menjawab apa.

FANSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang