Chapter 12

8.1K 654 28
                                    

Suara bel tanda istirahat menggetarkan seisi sekolah. Semua siswa bersorak gembira. Terutama kelas Prilly. Semua siswa disini bersorak gembira karena terbebas dari guru killer. Bu Eli.

"Gita!!!!" Jerit Prilly tepat ditelinga Gita. Membuat Gita mengelus kedua telinganya.

"Ya Salam Prilly!!!! Telinga gue masih sehat wal afiat. Gak perlu pake jerit-jerit keles"balas Gita sedikit membesarkan suaranya tepat didekat telingan Prilly. Kali ini Prillylah yang menutup kedua telinganya. Kedua sahabat ini. Selalu saja bertingkah seperti ini.

"Kantin yuk!" Ajak Prilly girang yang dibalas anggukan oleh Gita. Setelah merapikan buku-bukunya ia beranjak dari tempat duduknya. Dilihatnya Ali yang duduk didepannya tengah fokus dengan gadgetnya.

'Iiih kesempatan gue nih. Deketin ah' batin Prilly berseru. Prilly merapikan rambutnya sedikit memoles wajahnya dengan bedak yang selalu ada didalam saku seragamnya. Gita yang melihat sikap sahabatnya itu hanya menggelengkan kepalanya. Namun sesaat kemudian, ide jahil muncul didalam otak Gita. Membuat segurat senyum penuh kemenangan di wajah Gita.

"Hai Aa..eh eh Gita" belum selesai Prilly menyapa Ali tangannya sudah ditarik oleh Gita menjauh dari Ali. Ya tepatnya keluar dari kelasnya. Susah payah Gita menahan tawanya. Ia tau pasti. Saat ini sahabatnya ini tengah mengerucutkan bibirnya kesal sembari melipat kedua tangannya didepan dadanya.

***
"Ulalala Aura. Sebenernya kita mau kemana sih?" Tanya Vera dengan nada centilnya. Aura hanya diam. Ia tetap jalan mendahului Vera dan Rina.

Vera yang merasa diacuhkan memasang wajah cemberutnya. Rina yang melihatnya hanya mampu menghela nafasnya kasarnya. Beginilah Vera. Jika pertanyaannya tidak di jawab, ia akan merajuk. Kesal. Bahkan ia akan menangis hingga terisak.

"Kita mau ke kelas Ali" jawab Rina singkat. Namun jawaban Rina tadi mampu membuat Vera tercengang kaget.

"What?? Ulalala kok gak bilang sih mau ke kelas Ali? Gue kan belom dandan nih. Tunggu bentar ya" sahut Vera. Ia mengeluarkan bedak dan lipgloss dari saku seragamnya. Tangannya dengan lihai memoles wajahnya sedemikian rupa.

"Ulalala. Udah siap. Udah cantik kan?" Rina yang mendengarnya mendengus kesal. Langsung saja ia menarik tangan Vera untuk menyenyajarkan langkahnya dengan Aura.

***
Prilly memain-mainkan siomay yang dipesannya. Belum satu suap pun siomay yang ia masukkan ke mulutnya untuk disalurkan ke lambungnya. Tak lupa dengan ekspresi wajah yang kesal serta bibir yang melengkung ke bawah. Cemberut.

Gita sesekali memperhatikan ulah Prilly. Ia hanya menggelengkan kepalanya melihat sahabatnya yang saat ini sangatlah sensitif.

"Yaelah Prill dimakan tuh siomay. Rugi 7 ribu lo" seru Gita dilanjutkan dengan menyeruput es teh manisnya.
Prilly menatap Gita kesal. Ia memutar bola matanya malas mendengar seruan sahabatnya itu.

"Abisnya gue sebel sama lo Git. Gue mau deket-deket sama my baby Ali eh lo malah narik gue" gerutu Prilly.

"Gitu aja marah. Maaf deh. Kalo lo udah deket ama Ali pasti gue yang dikacangin entar malah gak jadi ke kantin deh. Lo kan gitu orangnya" balas Gita. Prilly kembali memutar bola matanya malas. Kemudian ia melanjutkan aksinya. Mengaduk-aduk siomaynya tanpa memakannya.

Gita yang menatap ulah Prilly geram. Tanpa permisi ia merampas sepiring siomay milik Prilly. Membuat Prilly terpelongo kaget.

"Eh balikin siomay gue!" Seru Prilly sembari mencoba mengambil kembali sepiring siomaynya. Namun Gita dengan sigapnya menghalangi Prilly. Agar Prilly tak dapat mengambil kembali siomaynya.

"Ihhh kok gitu sih lo. Itu kan gue yang bayar kok lo main rampas aja. Emang lo gak puas makan semangkok bakso? Kalo masih laper udah lo sono pesen lagi mau makan apa" cerocos Prilly sebal.

FANSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang