Chapter 15

7.8K 599 18
                                    

"Hiburan? Hiburan apa? Emang ada yang lucu?" Tanya Prilly dengan ekspresi herannya. Ali tertawa kecil melihat ekspresi kebingungan Prilly.

"Iya hiburan. Keluarga lo. Keluarga lo asyik. Rame orangnya. Lucu lagi. Gue jadi sedikit terhibur deh ya walaupun sebelumnya gue lagi bete.

Prilly mengangguk mengerti. Rupanya Ali terhibur dengan ulah mamanya dan adiknya. Tapi Prilly. Ia malu bukan main. Melihat betapa 'Lebaynya' mamanya serta adiknya itu. Bahkan dia yang begitu mengidolakan Ali saja tidak sempat mengobrol lebih dekat dan lebih lama. Huh.

"Maafin ya Li. Gue gak tau juga tu kenapa mama sama adik gue jadi begitu. Biasanya juga suka ngomelin gue kalo gue lagi ngomongin tentang lo"

Ali tersenyum lembut. Lalu ia mengangguk paham dengan ulah keluarga Prilly. Toh ulahnya tidak begitu merugikan Ali bukan? Justru Ali terhibur bukan main dengan ulah keluarga Prilly.

"Yaudah Prill. Gue cabut ya" pamit Ali.

"Iya Li. Hati-hati ya" Prilly melambaikan tangannya pada mobil Ali yang lambat laun menghilang dipandangan matanya.

****
Malam harinya, Mama Uli, Prilly dan Ana berkumpul di ruang keluarga. Menikmati tontonan malam hari.

Namun suasana disini agak sedikit berbeda. Biasanya sudah terdengar riuh saat melihat tontonan tidak sesuai dengan keinginan mereka.

Prilly yang sedari tadi memfokuskan pandangannya pada TV, mencoba mengalihkannya. Dilihatnya, Mamanya dan Ana sedang fokus dengan handphone mereka masing-masing.

"MAMA!!!! ANA!!!!" Jerit Prilly kesal.

"Eh ayam eh ayam eh ayam" seketika Mama Uli lata saat mendengar jeritan Prilly. Bahkan handphonenya sempat jatuh dari tangannya.

"Iiih kak Prilly apaan sih. Ribut banget. Nonton aja tuh TV" Ana menggerutu kesal. Kemudian ia kembali memfokuskan pandangannya pada handphonenya.

Saat itu juga Prilly menunjukkan seringai marahnya. Emosinya sudah di ujung ubun-ubun. Tangannya menggepal kuat. Mama Uli yang juga sempat ingin memprotes Prilly pun langsung mengurungkan niatnya. Melihat putrinya yang tampak diselimuti amarahnya.

"Kalian tuh pada ngapain sih? Ini tuh quality time. Gue rela ninggalin handphone gue di kamar demi kumpul sama kalian. Demi ngabisin waktu sama kalian. Eh kalian malah asyik sama handphone sendiri" teriak Prilly kesal sambil berkacak pinggang.

Mama Uli dan Ana menatap Prilly seperti kebingungan. Namun, sesaat kemudian, keduanya saling menoleh, saling memberi kode satu sama lain, lalu kembali menoleh pada Prilly.

"Kita itu lagi..." ucap Mama Uli terpotong. Prilly masih menatap Mamanya dan Ana dengan tatapan kesalnya. Sepertinya sebentar lagi Prilly akan mengamuk.

"KABUR!!!!" Jerit Mama Uli dan Ana serentak. Mereka berlari menuju kamar mereka masing-masing. Meninggalkan Prilly yang masih di ruang keluarga.

"MAMA!!!! ANA!!!! DASAR YA KALIAAN!!!" Teriak Prilly kesal lalu melenggang pergi meninggalkan ruang keluarga tersebut.

****
Prilly berjalan masuk ke dalam lingkungan sekolahnya. Wajahnya ia tekuk. Bibirnya ia lengkungkan ke bawah. Ia berjalan dengan malasnya masuk ke dalam sekolah.

"Woy!" Seseorang mengejutkan Prilly dari belakang dengan memukul bahu Prilly. Namun Prilly acuh. Ia sudah tau kelakuan siapa yang mengejutkannya ini. Ck! Kebiasaan memang orang ini.

Prilly berjalan membiarkan orang yang mengejutkannya tadi. Membuat orang tersebut menatap heran pada Prilly yang mulai cukup menjauh darinya. Menyadari itu, dengan cepat ia melangkah untuk menyamai langkahnya dengan Prilly.

FANSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang