Chapter 21

6.8K 469 7
                                    

"Ali?!" Seru mereka terkejut. Sedangkan Ali hanya tersenyum miring.

Setelah tersenyum, Ali berjalan melewati Aura and the gang serta Prilly dan Gita.

Segerombolan wanita itu hanya menatap Ali terpaku dengan mulut yang terbuka membentuk huruf 'O'.

"Tolong Pak. Jangan ada perubahan anggota kelompok lagi. Biarkan anggota kelompok itu seperti itu. Bapak harus jauh lebih tegas dari siswa bapak" ujar Ali.

Saat itu pula mata Aura membelalak kaget. Mulutnya makin terbuka besar.

"What?! No way! Ihh kamu gimana sih my baby honey. Kalo kita gak sekelompok kan nanti kita gak bisa romantisan berdua" ujar Aura manja sambil bergelayut manja di tangan Ali.

"My baby honey my baby honey. Gak usah pake my baby honey-an deh lo. Sok manja amat. Pacar bukan, sahabat bukan siapa-siapa juga bukan belagunya kayak setan kesurupan lo" dengus Prilly sebal.

"Eh? Jaga yaa tu congor! Disekolahin dulu tuh congor baru sembarangan ngomong. Jelas gue ini siapa-siapanya Ali. Gue ini Nyonya Ali. Camkan di otak kecil lo itu ya!"

"Huwekkk Nyonya Ali. Nyonya Ali dari hongkong lo! Pak pokoknya saya gak terima perubahan anggota kelompok. Sekian dan terima kasih. Mari Git kita tinggalin nenek lampir tak bertulang ini" ajak Prilly. Gita mengangguk.

"Bye nek lampir..." Ujar Gita kemudian Prilly dan Gita tertawa lepas.

"Prilly!!! Gita!!! Tunggu pembalasan gue yaaa!!!" Jerit Aura kesal.

Ali memutar bola matanya malas. Malas sekali sebenarnya dia berada di tengah wanita yang beradu mulut seperti ini. Seperti tak ada habisnya menunggui wanita-wanita yang sibuk dengan perdebatannya.

"Tolong gak usah pegang-pegang tangan gue. Pak saya permisi" ujar Ali lalu bersegera berlalu meninggalkan ruangan.

"Eh eh honey huaaa jangan tinggalin aku" pekik Aura berlari mengejar Ali.

~~~***~~~

Bel tanda pulang sudah terdengar menggema sejak 10 menit yang lalu. Semua siswa berhamburan keluar kelas. Dengan sorak penuh kegembiraan menandakan pelajaran telah usai.

Prilly dan Gita berjalan beriringan menuju parkiran sekolah. Prilly sedari tadi menebar senyumannya tiada henti. Berjalan dengan penuh semangat dan riangnya. Membuat Gita yang didekatnya mengernyitkan dahinya.

"Kesambet apaan sih lo senyam senyum gak jelas begitu?" Gerutu Gita sebal tanpa melihat Prilly dan tetap terfokus pada jalanan menuju parkiran.

Prilly menoleh sejenak. Menghapus senyumannya dengan melengkungkan bibirnya ke bawah.

"Ganggu aja lo! Gue itu lagi super duper bahagiaaa banget hari ini. Bahagia gue haru ini itu tiada terkira banget. Duh tanggal berapa sih hari ini? Gue harus catet hari bersejarah di hidup gue ini"

"Pasti bahagia cuma karena Ali berpihak ke lo tadi kan? Bukan ke Aura and the gang gong dia itu?"

"Thats right baby!!! Aaaaahhhh!!!! Gue bahagiaaa banget. Can't describe that!!!! Ha hu ha hu!!! Gue butuh stock oksigen 10 tabung. Kalo gak gue bisa mati mendadak nih. Huaaaaa Ali my baby love love in the sky I love you so so so muchhhh!!!!" Pekik Prilly lalu di tambah dengan tawa bahagianya yang cukup melengking. Membuat siapa saja yang berlintasan dengannya menutup telingan mereka dengan rapat dan menatap tak suka pada Prilly.

"Oh my God Prill. Please deh bahagia sih bahagia tapi jangan lebay akut begini dong. Malu tau gak diliatin"

Prilly mendelik. Menatap satu persatu siswa yang berlintasan dengannya dan menatapnya dengan padangan tak suka.

"Emang gue peduli? Mereka aja pada I-R-I sama gue yang lagi bahagia. Setiap orang punya cara tersendiri keles buat nunjukin kalo di bahagia" ujar Prilly lalu berlalu dengan cepat.

Gita menghembuskan nafasnya kasar. Lalu berusaha menyamai langkahnya dengan Prilly.

~~~***~~~

Seminggu berlalu dari pengumuman mengenai camping untuk anak kelas 12. Dan tepat hari ini, semua siswa kelas 12 bersiap melakukan kegiatan camping tahunan mereka.

"Okey jaket udah, sepatu udah, sendal juga udah dan the important thing alat make up udah juga. Secara aku harus tampil super duper maksimal waktu camping. Hahaha" seru Prilly girang. Lalu ia kembali merapikan penampilannya agar tetap terlihat menawan.

"Let's go camping!!!" Ujar Prilly girang. Kemudian ia membawa tas berwarna ungu miliknya ke bawah.

~~~***~~~

"Prill. Ayolah sayang. Ajakin mama dong. Mama juga mau keles camping bareng Aliando" bujuk mama uli.

Ya sedari minggu lalu, saat Prilly memberitahukan bahwa ia dan juga teman-temannya yang duduk dibangku kelas 12, akan mengadakan camping.

Mulanya mamanya hanya bereaksi biasa. Namun, ia semakin histeris dan memaksa ingin ikut saat Prilly memberitahunya bahwa ia satu kelompok dengan Ali. Sejak itulah, 7 hari belakangan ini Prilly dipusingkan dengan bujuk rayu mamanya.

"Aduh mama. Please deh jangan kayak anak kecil. Ini tuh camping khusus untuk anak kelas 12"

"Yaa kan muka mama kayak 17 tahun. Masih muda lah"

"Aduh ma gak usah macem-macem deh. Umur udah kepala empat masih mau camping sama anak remaja. Jangan yang aneh-aneh deh ma"

"Iiih mama itu biar udah kepala empat kan tetep kepengen bisa deket sama Aliando"

"YaAllah ma. Inget dong ma. Mama udah punya anak dua juga masih kepengen PDKT sama anak muda juga? Jangan ngaco deh ma. Mending mama biarin putri mama yang cantik jelita tiada tersaingi ini yang ngedeketin Ali. Siapa tau kan Ali langsung klepek klepek sama aku? Kita pacaran terus aku dilamar kita berdua nikah dan punyaaa anak. Huaaaaa what a great dream!!!" Sorak Prilly kesenangan. Memabayangkan ia dan Ali terikat oleh sebuah tali suci. Pernikahan. Duduk berdampingan di pelaminan. Menyambut setiap ulurang tangan orang-orang yang berdatangan dan mengaminkan setiap harapan dan doa baik yang dilontarkan setiap tamu yang berdatangan.

Oh mimpi. Selalu saja indah namun kemungkinan diraih tak besar.

"Dasar centil! Okey kalo gak ngizinin mama ikutan kamu sama rombongan kamu. No problem" Prilly tersenyum senang. Akhirnya. Mamanya tidak lagi memaksa ingin ikut dengannya juga teman-temannya.

"Sip! Gitu dong ma jangan malu-maluin akulah"

Mama Uli hanya tersenyum penuh arti.

"Yaudah Ma. Aku berangkat ya. Minta uang jajan dong Ma" pinta Prilly.

Mama Uli kembali tersenyum. Makin sumringah dan makin sumringah. Membuat Prilly ikut tersenyum.

"No way! Gara-gara kamu gak ngizinin mama ikutan! Udah berangkat sana. Satu minggu kamu gak dapet uang jajan dari mama" ujar Mama Uli. Membuat mata Prilly melotot kaget.

"What??!!! Mama!!!! Uang Prilly udah dikit nih Mama!!!" Jerit Prilly. Namun Mama Uli hanya bersiul-siul ria meninggalkan Prilly yang sibuk protes karena tak diberinya uang jajan.

"Uhhh mama nyebelin banget sih! Ma aku berangkat ya! Sekalian mau ngelapor sama kak seto. Ada ketidakadilan di rumah kita" pekik Prilly lalu mengangkat tasnya.

"Mama gak peduli! Mama pites aja kak setonya" balas Mama Uli.

"Mama!!!!" Pekik Prilly sebal.

Haiiii gimana nih? Kependekan ya? Maaf ya guys :(
Yuk jangan lupa vote dan commentnya yaaa semuanya.
Sorry baru bisa lanjut sekarang juga.
Yaudah deh happy reading guys

FANSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang