Chapter 6

10.4K 792 16
                                    

"Aliii" pekik Prilly tak percaya. Matanya masih membelalak terkejut. Mulutnya masih terperangah membentuk huruf 'o'.

Sedangkan Ali? Ia masih setia berdiri di ambang pintu dengan senyuman mematikannya.

"Haii Prill" sapa seseorang yang berada di belakang Ali sembari melambaikan tangannya ke arah Prilly. Prilly melongo keluar.

"Gita?"pekik Prilly tak percaya. Gita yang mendengarnya hanya terkekeh. Kemudian ia mengajak Ali masuk ke dalam UKS dan menutup rapat pintu ruang UKS.

"Gimana keadaan lo? Udah mendingan?" Tanya Ali sembari berjalan mendekati Prilly yang terduduk diatas kasur UKS.

'Astaga!!! Seorang Aliando Syarief nanya kondisi gue???!!! Ahhhh ini adalah sejarah terbaik, terindah, terdahsyat dalam hidup gue. Seharusnya direkam ni Ali nanya kondisi gue. Aaahhhh!!! Pokoknya gue harus bersikap elegan. Kali aja kan si Alinya jadi naksir sama gue' batin Prilly berucap. Sesekali Prilly tersenyum sendiri.

"Hei" kejut Ali sembari memetikkan jarinya didepan wajah Prilly. Membuat Prilly sedikit terlonjak kaget.

"Eh?! Hmmm udah baikan kok gue" jawab Prilly dilanjutkan dengan senyumnya.

"Syukurlah" gumam Ali singkat. Prilly lagi-lagi tersenyum mendengar gumaman singkat Ali. Ya mesti hanya singkat.

"Hmmm kalo boleh tau, kok lo disini si, Li? Emang ada shooting sinetron ya?" Tanya Prilly.

"Ohhh nggak kok. Gue bakal sekolah disini" jawab Ali.

"WHAT???!!!" Ujar Prilly sembari menyemburkan air putih yang tengah diteguknya tepat pada muka Gita.

"PRILLYYYY!!!"jerit Gita kesal sembari mengusap wajahnya yang basah karena semburan air dari mulut Prilly. Namun Prilly sama sekali tak menghiraukan Gita yang berjerit kesal padanya.

Mata Prilly kembali menatap Ali. Mencari-cari titik kebohongan dari ucapan Ali. Namun, tak sedikitpun ia temukan.

"Demi apa lo mau sekolah disini?"tanya Prilly lagi. Sekedar meyakinkan saja. Ali menjawab pertanyaan Ali dengan anggukan dan senyuman mautnya.

Seketika mata Prilly berbinar. Terpancar sebuah kebahagiaan dari matanya yang coklat.

"Oh iya. Gue mau pamit dulu ya. Nyokap gue udah nunggu di mobil. Takut nanti dia kelamaan nungguin gue. Cepet sembuh ya" pamit Ali sekaligus mengacak-acak rambut Prilly dan berlalu meninggalkan UKS.

"Eh Ali..." panggil Prilly yang sukses menghentikan langkah Ali tepat di ambang pintu UKS. Ali membalikkan tubuhnya. Menghadap Prilly yang baru saja memanggilnya.

Prilly tersenyum lembut menatap Ali. "Makasih udah bawa gue kesini" gumam Prilly tulus.

Ali tersenyum kemudian mengangguk. "Anytime" gumamnya kemudian kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan UKS.

***
"Ahhhhh Git. Akhirnya yang selama ini gue impikan, gue idam-idamkan, sebentar lagi akan jadi nyata. Aaaahhhh!!! Akhirnya, seorang Aliando Syarief yang gantengnya akut, yang senyumnya bikin melting, yang tatapannya bikin gak bisa tidur 3 hari 3 malem, bakal satu sekolah sama kita. Aahhhh gue seneng bnget deh" ucap Prilly girang sembari berjalan menuju parkiran sekolahnya.

"Yeee lo lebay banget sih Prill. Gue yang fans dia juga aja biasa aja. Jangan norak deh lo. Bikin malu gue aja" gumam Gita yang berjalan disamping Prilly.

"Yeee dasar lo Git. Namanya juga gue kan lagi seneng banget. Secara laki-laki yang gue selalu liat di tv, sinetron yang diperaninnya aja gak ada yang gak gue tonton bisa satu sekolah sama gue. Yaa gue senenglah. Ini tuh namanya bentuk rasa bahagia gue" balas Prilly lagi. Gita yang mendengarnya hanya memutar bola matanya malas.

"Yaudah pokoknya lo hari ini harus nemenin gue ke toko kosmetik ternama" ucap Prilly sembari mencari kunci mobilnya.

Gita yang mendengarnya mengerutkan dahinya heran. "Ngapaian?" Tanya Gita heran.

"Mau numpang nyuci piring" gumam Prilly dengan mata yang melotot.

"Nyuci piring? Kenapa di toko kosmetik? Mending lo nyuci piring di rumah gue aja" jawab Gita polos. Prilly yang mendengar jawaban Gita hanya menatapnya geram.

"Ya Allah Gita, lo kok polos banget sih??? Ya mau beli kosmetik lah" balas Prilly.

"Oooo beli kosmetik. Buat apaan?" Tanya Gita polos.

Prilly membelalakkan matanya mendengar jawaban Gita yang begitu polos sekaligus memukul pelan dahinya.

"Ya Allah kenapa begini banget temen gue. Udah ah ikut aja deh lo. Kelamaan" tutur Prilly kemudian menarik tangan Gita masuk ke dalam mobilnya.

***
"Akhirnya sampe juga di rumah" ucap Ali sembari menghempaskan tubuhnya diatas kasur bercorak barcanya.

Mata Ali menjelajahi tiap inci langit-langit kamarnya. Begitu banyak bayangan yang masuk dalam pikiran Ali.

"Yaaa besok gue udah stop shooting" gumam Ali.

"Besok mulai aktivitas remaja sewajarnya. Masuk sekolah, belajar di kelas, kerjain tugas dari guru. Haaaa... semoga aja gak songong temen sekolah gue" ujar Ali. Kemudian mata Ali beralih pada jam dinding barcanya. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.

"Udah deh mending gue istirahat, sdah jam 10. Ntar telat lagi gue" ucap Ali kemudian menarik selimutnya dan mulai tertidur.

***
"Haloooo!!!! Selamat pagi dunia!!!!"pekik Prilly girang sembari merentangkan kedua tangannya tentunya dengan suaranya yang memekakkan telinga setiap orang yang lewat.

"Ahhhhh ini bakal menjadi awal hari gue yang paling menyenangkan. Ahhhh!!!!" Girang prilly.

"Woiii gak usah jerit-jerit kenapa sih. Bikin gendang teliga gue rusak suara lo" ujar seorang lelaki dibelakang Prilly. Prilly pun membalikkan badannya.

"Iiih apaan sih lo, Do. Suka-suka gue dong. Mau jerit,mau loncat-loncat, mau jungkir balik. Terserah gue" gumam Prilly pada laki-laki bernama Fido.

"Suara lo ngeganggu semua mahluk yang ada dimuka bumi. Bakteri aja pusing ngedenger suara cempreng lo yg gak karuan" balas Fido.

"Fido!!!!! Dasar ya lo. Bisa gak sih sehari aja lo gak ngeganggu gue. Jangan ngancurin awal hari bahagia gue dong" ucap Prilly lagi.

"Dasar lo! Emang kenapa lo bahagia banget? Gara-gara si artis jambul onta satu sekolah sama kita?"

"Nah tuh lo tau. Pokoknya, nanti lo gak boleh deket-deket sama gue. Entar my unyu-unyu Ali malah cemburu lagi sama lo" ujar Prilly.

"Hah? Apa lo bilang? Iiiih tanpa lo suruh juga, gue gak bakalan mau deket-deket sama lo. Najong tralala" ujar Fido.

"Iiih itu kan kata-kata gue" geram Prilly.

"Bodo amat" ucap Fido kemudian berlalu meninggalkan Prilly sendirian didekat mobilnya.

"Iiiih dasar tuh anak ya. Awas aja lo Fido, gak akan ada contekan matematika lagi buat lo" pekik Prilly. Fido yang masih mendengarnya sengaja tak membalikkan badannya, ia hanya menggoyangkan bokongnya ke kanan dan kekiri. Membuat Prilly makin kesal.

***
Ali menutup pintu mobilnya. Kemudian ia membuka kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.

Ia masih berdiri didekat mobilnya. Matanya menjelajah kesekitarnya. Semua mata menjuru padanya. Tatapan para siswi disekolah itu. Tatapan mereka tampak berbinar bahagia. Sedangkan tatapan para siswa, hanya menatapnya datar.

Ali mulai melangkahkan kakinya. Berjalan masuk kedalam sekolah. Dilihatnya beberapa siswa yang berbaris berjajar bak para penerima tamu. Menatap Ali penuh kekaguman. Ali hanya mengacuhkan tatapan mereka. Toh, dia kesini bukan untuk menebarkan serbuk pesonanya, kan? Ia ingin menuntut ilmu.

Haiiii readersss!!!!
Semoga pada suka ya sama cerita ini.
Jangan lupa vote dan commentnya!!!

FANSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang