Ali terkesiap sejenak. Apa alasan yang tepat untuk disampaikan pada Aura?
"Aura sakit!!" Jerit Prilly lirih. Mendengar suara lirihan Prilly, Ali langsung menatap Prilly.
"Eh Aura lo apa-apaan sih hah?" Gertak Ali tegas. Ia langsung melepaskan cengkraman tangan Aura dari kera baju Prilly. Menarik Prilly berdiri di belakangnya.
"Lo tuh kenapa sih ha? Kenapa coba lebih milih Prilly ketimbang gue? Apa lebihnya sih Prilly? Cantik? Gue gak kalah cantik sama dia. Tinggi? Tinggian gue kali dari dia. Tenar? Tenaran gue lagi. Katarak kali lo ya" teriak Aura dengan nada kesal.
Ali menatapnya penuh dengan amarah. Bagaimana tidak. Wanita didepannya ini benar-benar membangunkan amarah yang tengah dipendam oleh Ali.
"Lo.." gertak Ali kasar dengan mata merahnya. Tangannya sudah melayang di udara. Namun belum sempat sampai pada pipi Aura, tangan tersebut sudah tertahan. Membuat Ali berbalik menatap siapa yang menahannya.
"Ali yang gue kenal gak kasar. Dia sayang sama fansnya. Walau banyak hujatan dan hinaan untuk dia, Ali gak pernah berlaku kasar. Aura fans lo Li. Lo harus tahan emosi. Gak boleh kasar" ucapan Prilly membuat Ali terenyuh. Ia menurunkan tangannya yang sudah ada diudara. Siap menampar pipi Aura.
Ali memejamkan kedua matanya erat. Ia menarik nafasnya berkali-kali. Mencoba menetralkan keadaannya yang tengah di rundung kemarahan.
"Gue ingetin sama lo! Lo bisa kagum ataupun ngefans sama gue. Tapi inget! Gue gak suka lo terlalu ikut campur dengan urusan gue. Inget itu!" Sentak Ali tegas dan berlalu meninggalkan Prilly dan Aura yang masih berdiri menatap kepergian Ali.
"Alii... Aliii. Oh Shit!" Ungkap Aura kesal saat Ali sama sekali tak menghiraukan panggilannya.
Aura menatap Prilly penuh dengan emosi. Matanya menyala bak elang yang akan menerkam mangsanya.
"Gue ingetin sama lo ya! Gak usah sok manis didepan Ali! Ngerti lo!" Seru Aura lantang dan tegas. Ia berjalan dengan amarahnya meninggalkan Prilly sendirian didalam kelas sana.
****
Bel pulang sekolah terdengar jelas di telinga para siswa. Sorak sorai kegembiraan cukup menggelegar setiap sudut sekolah.Semua siswa mulai merapikan buku-buku mereka. Beberapa siswa sudah melenggang pergi meninggalkan sekolah.
"Prill?" Panggilan Gita hanya dihadiahi Prilly dengan tolehan sekilas. Lalu Prilly kembali merapikan bukunya yang berserakan di atas meja.
"Lo bawa mobil Prill?" Tanya Gita. Prilly menggelengkan kepalanya tanpa menoleh sama sekali dengan Gita.
"Emang kenapa?" Prilly membuka suaranya.
"Hmmm gini Prill. Gue gak bisa balik bareng lo. Gue ada janji sama sepupu gue. Si Chika. Lo tau kan? Dia ngajakin gue nonton. Mendadak lagi. Lusa dia bakal balik lagi ke Surabaya. Lo gkpp kan pulang sendiri? Atau lo mau ikutan gue sama Chika?"
"Nggak deh Git. Lo pergi aja sama Chika. Gue gkpp kok pulang sendirian" jawab Prilly tersenyum.
"Serius nih? Gue gak enakan nih sama lo Prill! Gue kan udah janji bakal main ke rumah lo" sesal Gita yang tampak tak enak hati harus meninggalkan temannya pulang sendiri.
"Issh. Lo kayak sama siapa aja sih. Udah gue gkpp kok. Kayak gak ada hari lain aja"
"Yaudah deh. Gue cabut duluan ya Prill. Bye Prillykuu sayang. Muaaah" pamit Gita sambil mengecup pipi kiri Prilly.
Setelah Gita tak terlihat di matanya, Prilly langsung menarik tasnya dan berlalu meninggalkan kelasnya.
****
"OMG HELLOOOWWW!!! Ini taksi pada kemana semua sih ha? Udah hampir 45 menit gue diem disini dan belom ada satupun yang nongol? Pada gak mau duit semua nih gue rasa. Ihhhh nyebelin banget sumpah!!! Tau gini gue mendingan ikutan Gita sama Chika. Aahhhh Mama Prilly mau pulang!!! Masa' iya Prilly jalan kaki?mau diletakin dimana nih muka bidadari gue kalo jalan kaki"gerutu Prilly sebal.
