Chapter 19

7K 521 25
                                    

"Pacar yang kalian maksud siapa ya?" Tanya Ali terheran.

Prilly dan Gita saling berpandangan. Keduanya pula saling menyikut. Menyuruh salah satu dari mereka
menjawab pertanyaan Ali.

"Kok pada saling nyikut? Bukan malah jawab pertanyaan gue"

Sekali lagi Prilly dan Gita saling bertatapan. Prilly menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghelanya kasar.

"Cewek semalem yg udah teganya gak tanggung jawab atas perbuatannya. Numpahin minuman ke rok gue" jelas Prilly lalu berlalu dari Ali. Dari Ali yang melongo mendengar penjelasan Prilly.

Ali menatap Gita. Memohon penjelasan lebih detailnya lagi. Namun apalahdaya. Gita hanya mengendikkan bahunya sebentar lalu berlalu dari Ali menyusul Prilly.

*****
"My baby Prilly imut-imut tapi boong. Kantin yuk. Lambung gue ngamuk nih. Minta diisiin makanan sama emak-emak kantin"

"Gak nafsu!" Jawab Prilly singkat. Seketika itu pula Gita memutar bola matanya jengah. Ini yang membuatnya malas berhadapan dengan sahabatnya yang sedang di tahap sensitif ini.

"Ayol..."

"Gak nafsu Git! Ngerti kan?!" Gita menghela nafasnya kasar. Malas sekali harus berdebat panjang kali lebar dengan sahabatnya ini.

"Yaudah kalo lo gak mau. Awas aja ya kalo nanti makas gue nemenin lo makan di kantin. Ogah maksimal!" Ujar Gita lalu berlalu meninggalkan Prilly sendiri.

Prilly hanya memperhatikan sahabatnya yang berlalu itu. Setelah punggungnya benar-benar tak terlihat di matanya.

"Gue mau jelasin sesuatu sama lo" tiba-tiba Ali datang menghampiri Prilly. Menarik bangku Gita dan duduk disebelahnya.

"Mau jelasin apaan?"

"Jelasin kesalah pahaman lo" seketika Prilly mengernyitkan dahinya heran

"Kesalah pahaman gue? Maksudnya apaan? Siapa yang salah paham?" Tanya Prilly tanpa jeda dan dengan nada juteknya.

Ali menarik nafasnya dalam-dalam lalu melepasnya dengan berat.

"Mangkanya kalo orang ngomong itu jangan langsung nyolot aja" Prilly memutar bola matanya malas dan kini memilih diam.

"Cewek semalem bukan pacar gue!"

"Terus masalah buat gue?"

"Gue sampe sekarang emang belom punya pacar"

"Apa urusannya sama gue?"

"Dan semalem itu kakak gue. Kak Lia. Liana Rosseline"

Saat itu juga mata Prilly mendadak membulat kaget. Liana Rosseline kakaknya Ali? Model yang sangat dikagumi banyak orang itu?

"Lo gak lagi bercanda kan Li?" Tanya Prilly meyakinkan.

"Ngapain bercanda! Semalem itu gue nemenin dia shopping. Gue juga gak ngerti kenapa kalian jadi berantem kagak karuan kayak semalem"

Seketika Prilly hanya diam. Ia malu. Sangat malu. Kenapa dia sampai tak menyadari bahwa ia sedang berhadapan dengan Liana Rosseline? Padahal ia sudah terlalu sering melihat wanita yang disebut Lia itu di majalah. Ah mungkin karena Prilly terakhir melihatnya saat Prilly dibangku SMP. Saat itu, Lia masih berambut sebatas bahu saja. Tapi sekarang, sudah lebih panjang.

"Udah kan? Gue gak mau lagi lo salah paham sama gue. Sampe segitu juteknya lo sama gue!" Ucapan Ali justru membuat Prilly mengernyit heran. Salah paham?

"Salah paham? Emang masalah ya sama lo kalo gue sebegitu jutek dan salah paham sama lo?" Tanya Prilly dengan nada kebingungan

Saat itupula Ali terdiam melongo. Alasan apa yang bisa ia andalkan agar Prilly percaya dengan dia?

"Eh? Itu...anu apa...itu"

"Apaan? Ngomong yg jelas dong"

"Yaaa gak enak aja kalo lo salah persepsi tentang gue itu aja sih. Udah ah gue mau keluar" ucap Ali nengalihkan pembicaraan lalu berlalu meninggalkan Prilly.

"Tuh anak apa maksudnya sih? Masa' dia takut sih gue salah paham" Prilly mencoba menelaah ucapan Ali yang sebenarnya terdengar ambigu ditelinganya.

Beberapa menit kemudian, Prilly membulatkan matanya. Seakan dapat nenafsirkan makna ucapan Ali tadi.

"Ahhhhhhh!!!! Jangan-jangan....Ahhhhh!!!! Guee bahagiaaaa" teriak Prilly girang.

******
Gita membuang nafasnya kasar. Melihat kelakuan sahabatnya ini. Sedari tadi Prilly hanya senyum-senyum sambil memainkan ujung rambutnya. Matanya tidak menatap lurus ke lorong sekolah melainkan menatap ke arah atas.

"Woy! Lo gila ye Prill! Dari tadi gue peratiin senyam senyum ndiri. Knapa lo? Abis kerasukan jin lo? Tadi aja muka dilipet 300 lipetan"

"Iya gue kemasukan jin. Jin cinta" ucap Prilly sembarang yang membuat Gita makin jengah melihatnya.

Brukk!

"Awww kepala gue. Siapa sih yang berani nabrak gue?" Rutuk Prilly kesal memegangi dahinya yang seperti tersentuh oleh tubuh seseorang.

"OMG hellow!! Woii drum air! Lo jalan pake apa sih hah? Pake perut lo yang lebar itu? Iya?"

"Oh may to there goddd. Eneng Prillyku yang cantik kagak usah marah-marah kenape. Abang Tobi lo ini kan kangen disenggol-senggol sama eneng"

"Whats?!? Hueeeek. Amit-amir jabang bayi. Heh denger ya lo nabrak gue itu bisa menghilangkan aura kecatikan gue 10 kali lipat. Mana bau badan lo kayak makanan basi lagi"

"Eh sembarangan aja lo ngomong kayak makanan basi. Badan gue ini pake parfum super duper mahal tau gak"

"Lagu lo! Paling parfum harga 5.000 pinggir jalan. Udah sana minggir" teriak Prilly mendorong badanlaki-laki bernama Tobi.

Tobi mengendus-endus bau tubuhnya. Seketika dahi Tobi mengernyit.

"Yaelah nih badan baunya asem banget. Pantes aja my neneng mprill gak mau deket-deket"

******
Prilly tiba dirumahnya. Sesampainya dirumah ia langsung berbaring di kamarnya tanpa mengganti seragamnya terlebih dahulu.

Mata Prilly menelusuri langit-langit kamarnya. Dengan senyuman yang sedari tadi mengembang serta lagu Fall in Love mengalun dengan indahnya.

"Ahhhhh gue ja to the tuh cintaa banget sama lo Aliando Syarief!!" Pekik Prilly girang dengan suara melengking.

"Wooi kak lo bisa gak sih suaranya dikecilin hah? Gue lagi belajar buat besok. Besok gue ada quis. Jangan berisik deh" Ana tiba-tiba datang ke kamar Prilly. Mengomeli Prilly yang berteriak sekenanya saja tanpa tau yang lain ada kegiatan atau tidak.

"Aduuuh!!!! Anak mama kenapa sih tiap hari kayaknya gak mau berenti jerit? Kenapa sih ini? Ada apa?" Tanya Mama Uli yang juga menghampiri kamar Prilly saat tadi mendengar suara teriakan dari sini.

"Noh ma. Gak ngerti deh sama kak Prilly. Udah kita dateng kesini sambil ngoceh-ngoceh, eh dia malah watados aja. Mama tau kan watados?"

"Iyalah mama tau. Wajah tanpa dosa kan? Mama kamu ini gini gaul tau gak" ucap Mama Uli membanggakan dirinya saat tau pengertian salah satu kosa kata anak muda sekarang.

"Duh kalian berisik banget sih. Udah sana keluar. Jangan ganggu putri Prilly ngayalin pangeran Ali deh" gerutu Prilly kesal saat suara adik dan mamanya menganggunya yang sedang berkhayal.

"Idih putri Prilly. Mana mau pangeran Ali sama putri suara melengking kagak jelas kayak begini" seru Ana.

"Bener tuh! Lagian pangeran Ali gak cocok sama kamu. Cocoknya sama mama. Ratu Uli"

"Eits mama. Pangeran Ali itu cocoknya sama princess Ana dong. Gak cocok sama mama atau sama kak Prilly"

"Kenapa coba mama gak cocok?"

"Kenapa coba gue gak cocok?"

Tanya Mama Uli dan Prilly serentak dengan ekspresi mengerikan membuat Ana semakin bergidik ngeri menatap keduanya.

Yohooo akhirnya publish juga yaa hihi
Ada yang nungguin?*kriik* *kriiik*
Oke jangan lupa vote sama commentnya ya semua.
Rencananya aku mau skip beberapa alur cerita ini soalnya mau cepet" dihabisin hehe. Gkpp ya? Lagian kan ceritanya juga garing begini wkwk
Yaudah deh selamat membaca yaaa semuanyaaa 😍😍😎😎

FANSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang