Sebuah Rasa

297 33 0
                                    

Hallo
FOLLOW & WAJIB VOTE JUGA KOMENT!
RAMAIKAN KOLOM KOMENTAR YA!!
Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan

Hallo FOLLOW & WAJIB VOTE JUGA KOMENT!RAMAIKAN KOLOM KOMENTAR YA!!Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

───────────────────────
19.) Sebuah rasa.

"Gua juga bingung kenapa gua suka sama cewek aneh kayak lo Han."
───────────────────────

Hanna menarik napasnya dalam sebelum melangkah masuk kedalam rooftop sekolah untuk menghampiri Akbar. Di sana Akbar sedang berkumpul dengan inti Alzgaz setelah dari Bazai mereka memutuskan bolos di rooftop, kedatangannya tentu saja membuat tanda tanya.

"Weh ada Hanna nih, nyamperin boss ya?" Tanya Yoga.

"Bar, boleh ngobrol bentar gak??"tanya Hanna gugup, ia melihat Akbar yang menatapnya datar.

Akbar memperhatikan Hanna dengan wajah datarnya, Hanna menelan ludahnya ia jadi takut.

"Kalau gak mau?" Tanya Akbar.

"Ya harus mau lah"

"Gua gak mau." Jawab Akbar

"Lo mau apa biar mau ngobrol sama gue?" Hanna menatap Akbar.

Yoga ingin menyahuti namun Aiden memberi kode agar diam.

"Dapat apa gua ngobrol sama lo?" Tanya Akbar menaikkan alisnya.

"l-lo mau apa? Ice cream? Baso? Atau em yupi?"

Akbar tersenyum miring," gua gak butuh itu, lo ikut gua pulang sekolah."

Hanna menganggukkan kepalanya lebih baik ia setuju saja.

"Lo semua keluar."pintah Akbar pada teman-temannya, mau tidak mau mereka pergi keluar roof top meninggalkan Akbar dan Hanna.

Saat semua keluar Akbar berdiri dan menghampiri Hanna yang berdiri di depannya itu, ia berjalan mendekat menatap Hanna dengan datar, pandangannya yang tajam membuat Hanna merasa takut. Perlahan ia berjalan mundur dan semakin mundur, karena berjalan mundur ia tanpa sadar menginjak kakinya sendiri membuat tubuh Hanna hampir jatuh, sigap Akbar menarik Hanna dan memeluk pinggang nya.

"Katanya mau ngobrol, kenapa mundur hm?" Tanya Akbar menatap Hanna, jarak di antara mereka sangat dekat,Akbar masih memegang pinggang Hanna.

Sadar akan posisi itu buru-buru Hanna menjauh sedikit dari Akbar.

"Bar, maaf tadi gue ngomong nya keterlaluan.. gue gak maksud ngomong gitu, maaf ya?" Ujar Hanna

"Gak usah minta maaf, Lo gak salah emang bener gua kasar sama lo." Jawab Akbar, ia menatap Hanna dengan pandangan yang lebih lembut.

"Tapi gua gak manfaatin lo." Lanjutnya.

"Emmm, terus soal ucapan lo tadi? Lo beneran suka gue?" Tanya Hanna.

ARUTALA (TAMAT) revisi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang