Arti sebuah rumah

223 21 0
                                    

Hallo
FOLLOW & WAJIB VOTE JUGA KOMENT!
RAMAIKAN KOLOM KOMENTAR YA!!
Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan

Hallo FOLLOW & WAJIB VOTE JUGA KOMENT!RAMAIKAN KOLOM KOMENTAR YA!!Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

───────────────────────
30.) Arti sebuah rumah

"Kamu itu rumah aku Han, tanpa kamu aku gak bisa menemukan kenyamanan"
───────────────────────

Setelah pertengkaran hebat tadi dengan sang ayah, Akbar memutuskan untuk pergi dari rumah sekedar menenangkan diri. Ia datang kerumah Hanna dan berkata ingin mendapat pelukan hangat Hanna malam ini.

Di sinilah mereka sekarang, di halaman belakang rumah Hanna berbaring di rumput sembari memandangi bintang.

Hanna yang berada di pelukan Akbar tiba-tiba bertanya sambil memandang langit malam yang begitu indah dengan ribuan bintang

"Akbar, janji ya kamu gk bakal ninggalin aku?" Tanya Hanna tanpa menatap Akbar.

Akbar menoleh sebentar menatap Hanna lalu kembali mengalihkan pandangannya ke langit yang seolah lebih menarik.

"Aku gak bisa janji sama kamu... " Sahut akbar menggantungkan kalimatnya sambil ngusap punggung Hanna yang berada di pelukannya.

Akbar melepaskan pelukannya lalu menangkup pipi kekasih cantiknya itu dan menatap mata rubah milik Hanna,"... Yang pasti aku akan selalu cinta dan sayang sama kamu walaupun maut memisahkan kita, nggak peduli sesulit apapun cobaan yang terjadi aku akan selalu cinta sama kamu, Hanna Putri Richard".

Hanna tersenyum mendengar jawaban Akbar, tangannya terulur untuk mengelus tangan akbar yang ada di pipinya,"Makasihh.. Aku sayang kamu Xeano Al Akbar"

Akbar tersenyum,"Aku juga sayang kamu, Hanna Putri Richard. Selamanya akan begitu"
Setelah mengatakan itu Akbar mendekatkan wajahnya dan mendaratkan bibir tebalnya di bibir cherry milik Hanna.
Hanya kecupan singkat, setelahnya Akbar kembali memeluk kekasihnya lebih erat dari sebelumnya seakan tak ingin berpisah dari kekasihnya barang sedetikpun.

Bagi Akbar Hanna adalah rumahnya, sebelum mengenal Hanna Akbar mengakui dirinya tidak menemukan pelukan ternyaman selain dari ibunya, namun sudah sejak lama ia tidak pernah merasakan pelukan seorang ibu.

"Akbar? Tadi kamu kenapa keliatan sedih?" Hanna bertanya sembari memejamkan matanya.

"Aku gak papa sayang."

"Bohong, kamu habis nangis."

Hanna melepas pelukannya kemudian duduk menatap Akbar.

"Mau cerita?" Tanya Hanna.

Akbar memeluk pinggang Hanna ia memposisikan dirinya berbaring di atas paha Hanna sebagai bantalan.

"Kadang gak semua hal bisa di ceritakan ke orang lain Han, karena belum tentu orang itu tidak kerepotan mendengar cerita kita. Dan itu lah yang aku rasakan Han, aku gak mau ngerepotin kamu."

ARUTALA (TAMAT) revisi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang